Trump Kritisi Harris terkait Imigrasi dan Ekonomi
MANTAN Presiden Donald Trump mengkritik Wakil Presiden Kamala Harris mengenai isu perekonomian dan imigrasi pada rapat umum di Georgia. Dia mengakhiri pidato tiga negara bagian pada hari Minggu (3/11) ketika ia berupaya memperkuat basisnya di negara-negara bagian yang menjadi medan pertempuran dua hari menjelang Hari Pemilihan.
Setelah memulai hari liburnya dengan singgah di Pennsylvania yang dibumbui dengan retorika kelam, mantan presiden itu juga melakukan aksi unjuk rasa di North Carolina dan mengakhiri hari tersebut dengan mengulangi pokok pembicaraannya tentang ekonomi dan imigrasi di Macon, Georgia. Di sini jumlah massa lebih banyak dan lebih bersemangat dibandingkan orang-orang di perhentian sebelumnya.
Trump mengenakan topi hitam dengan huruf MAGA kuning yang memberikan bayangan gelap di wajahnya dan menutupi matanya. Trump kembali berpendapat bahwa Harris akan mendapat dampak buruk terhadap pemilih Arab dan Muslim di Michigan karena mantan anggota Partai Republik Liz Cheney berkampanye bersamanya.
"Kami akan menangani para pembunuh tangguh ini. Dia tidak akan melakukannya. Katakan kepadamu siapa yang tidak punya nyali untuk melakukannya? Liz Cheney tidak punya nyali untuk melakukannya. Liz Cheney, dia banyak bicara. Kami akan mengerahkan ribuan tentara dan mereka akan mati. Mereka semua akan mati, dan saya akan duduk di rumah bersama ayah saya, pikirkan semua orang yang meninggal saat ini dan kemudian mereka bertanya-tanya mengapa Kamala melakukan hal yang sangat buruk terhadap populasi Muslim Arab di Michigan," kata Trump.
Pada satu titik, Trump mengeklaim pemerintahan Biden sedang memimpin negaranya menuju Depresi Besar lain. "Sungguh masa yang buruk, orang-orang melompat dari gedung, dan ke sanalah tujuan kita, karena kita punya kepemimpinan yang tidak kompeten," sebutnya.
"Ini angka tipe Depresi, angka tipe Depresi 1929. Dan saya tidak pernah ingin menjadi presiden, saya selalu mengatakan kepada orang-orang, saya tidak suka menjadi presiden Amerika Serikat pada 1929 ketika Anda mengalami Depresi Hebat. Herbert Hoover, saya tidak ingin menjadi Herbert Hoover, betapa hebatnya saat itu," tambahnya.
Meskipun sebagian besar pemilih masih mengatakan mereka masih tidak puas dengan kondisi perekonomian, laporan Departemen Perdagangan yang dirilis pekan lalu menunjukkan bahwa kondisi tersebut kuat. (CNN/Z-2)
Terkini Lainnya
Negara-negara Arab Sambut Baik Tergulingnya Assad
Menteri Israel Ben Gvir Perintahkan Polisi Sita Pengeras Suara Masjid
Kamala Harris Kalah karena Berpihak tanpa Syarat untuk Israel
Pilpres AS, Trump Klaim Raih Rekor Dukungan Muslim Michigan
Kekerasan di Gaza Gerus Elektabilitas Kamala Harris
Donald Trump: Suriah Kacau tapi bukan Teman Kita, Biarkan Saja
Pangeran William Bertemu Presiden Terpilih Donald Trump dalam Peresmian Kembali Katedral Notre-Dame
Pemerintah Buka Lebar Pintu Investasi bagi Pengusaha Tiongkok
Donald Trump Ancam Hamas agar Segera Bebaskan Sandera
Pemberontak Suriah Ingin Dukung Israel yang Lemahkan Sekutu Iran
Trump Ancam Tarif 100% kepada BRICS jika Lemahkan Dolar AS
Sakit Hati Politik
Jalan Lain Mengakhiri Korupsi
Pembangunan HAM di Indonesia sebagai Gerakan Transformasi Sosial
Realitas Baru Timur Tengah
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap