visitaaponce.com

PBB dan Libanon Bahas Upaya Redakan Ketegangan dengan Israel

PBB dan Libanon Bahas Upaya Redakan Ketegangan dengan Israel
PM Libanon Najib Mikati (kiri).(AFP)

WAKIL Sekretaris Jenderal PBB untuk Operasi Perdamaian, Jean-Pierre Lacroix, dan Perdana Menteri sementara Libanon, Najib Mikati, mendiskusikan upaya untuk meredakan ketegangan negara tersebut dengan Israel serta pentingnya pelaksanaan penuh Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.

Pejabat PBB itu tiba di ibukota Libanon, Beirut, untuk kunjungan selama tiga hari. Kantor Berita Nasional Libanon (NNA) mengungkapkan bahwa Lacroix menegaskan pentingnya penegakan Resolusi 1701 yang menyerukan penghentian total permusuhan antara Libanon dan Israel.

Resolusi yang diadopsi pada 11 Agustus 2006 itu mengamanatkan pembentukan zona bebas senjata antara Garis Biru yang memisahkan Libanon dan Israel, serta Sungai Litani di selatan Libanon, dengan pengecualian untuk pasukan angkatan bersenjata Lebanon dan pasukan sementara PBB di Libanon (UNIFIL).

Lacroix juga bertemu Kepala UNIFIL, Aroldo Lazaro Saenz, untuk meninjau eskalasi terakhir sejak kunjungannya pada musim panas. 

Pejabat PBB itu diberitahu upaya berkelanjutan para penjaga perdamaian untuk memantau pelanggaran, melaporkan insiden, dan mendukung warga sipil.

Lacroix dijadwalkan bertemu pejabat politik, militer, serta diplomatik Libanon di Beirut dan mengunjungi wilayah operasi UNIFIL di selatan Libanon sekaligus menyampaikan solidaritas kepada para penjaga perdamaian.

Dalam beberapa pekan terakhir, sejumlah anggota pasukan penjaga perdamaian PBB terluka dalam apa yang digambarkan UNIFIL sebagai serangan disengaja pasukan Israel. Serangan yang dikecam masyarakat internasional secara luas.

Israel meningkatkan serbuan ke Libanon sejak akhir September terhadap apa yang diklaim sebagai target Hizbullah. Serangan itu merupakan eskalasi setahun perang lintas batas Israel dan kelompok Libanon sejak Israel mulai menyerang Jalur Gaza secara brutal pada 7 Oktober 2023.

Pada 1 Oktober 2024, Israel memperluas konflik dengan melancarkan serangan ke selatan Libanon. Menurut otoritas kesehatan Libanon, 3.300 orang tewas dan lebih dari 14.200 orang terluka akibat serangan Israel sejak Oktober 2023. (Anadolu/Ant/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat