visitaaponce.com

Presiden Vladimir Putin Beri Suaka ke Bashar Al-Assad di Rusia

Presiden Vladimir Putin Beri Suaka ke Bashar Al-Assad di Rusia
Pemberontak Suriah(Al Jazeera)

ISTANA Kepresidenan Rusia, Kremlin, mengonfirmasi pada Senin (9/12/2024) bahwa mantan pemimpin rezim Suriah Bashar al-Assad dan keluarganya diberi suaka oleh Rusia. "Tentu saja, keputusan seperti itu tidak dapat dibuat tanpa kepala negara. Itu adalah keputusannya (Presiden Rusia Vladimir Putin)," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov kepada wartawan di Moskow.

Sebelumnya, kantor berita negara Rusia, TASS, mengutip sumber Kremlin, melaporkan bahwa Assad dan keluarganya tiba di Moskow dan diberi suaka berdasarkan pertimbangan kemanusiaan.

Jika diamati, jadwal resmi Putin tidak mencakup pertemuan dengan Assad, Peskov mengatakan juga tidak ada yang perlu diceritakan tentang keberadaannya saat ini.

Peskov mengatakan Moskow sedang berupaya menghubungi mereka yang dapat memastikan keamanan pangkalan militer Rusia di Suriah, sementara militer Rusia juga mengambil  semua tindakan pencegahan yang diperlukan.

Dia lebih lanjut mengatakan masih terlalu dini untuk membicarakan status pangkalan militer Rusia di Tartus dan Khmeimim. "Ini semua adalah subjek untuk didiskusikan dengan mereka yang akan berkuasa di Suriah. Sekarang kita melihat periode transformasi dan ketidakstabilan yang ekstrem," katanya.

Setelah periode yang relatif tenang, bentrokan antara pasukan rezim Assad dan kelompok anti-rezim kembali terjadi pada 27 November di daerah pedesaan di sebelah barat Aleppo, kota besar di Suriah utara.

Selama 10 hari, pasukan oposisi melancarkan serangan kilat, merebut kota-kota penting dan kemudian pada Minggu, ibu kota Suriah, Damaskus. Kemajuan pesat tersebut, yang didukung oleh unit-unit militer yang
membelot, menyebabkan runtuhnya rezim Assad setelah 13 tahun perang saudara.

"Oleh karena itu, itu akan memakan waktu. Dan kemudian pembicaraan serius akan diperlukan dengan mereka yang akan diberi kekuasaan," tambahnya.

Dia berpendapat bahwa perundingan format Astana tentang Suriah telah kehilangan tujuan awalnya, tetapi masih relevan sebagai mekanisme untuk bertukar pendapat dan konsultasi politik di antara para pesertanya.
Dia menambahkan Rusia tengah berdialog dengan Turki dan negara-negara lain di kawasan itu mengenai topik Suriah. (Anadolu/P-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Irvan Sihombing

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat