Trump Bagikan Video Jeffrey Sachs Tuding Netanyahu Seret AS dalam Perang

PRESIDEN terpilih AS Donald Trump membagikan video ekonom Yahudi-Amerika Jeffrey Sachs di platform media sosialnya, Truth Social, pada Rabu (8/1). Sachs menyebut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai 'bajingan gelap' dan menyeret AS ke dalam perang di Timur Tengah.
Klip yang dibagikan oleh Trump tersebut berasal dari acara pembicara tamu pada Oktober 2024 di Cambridge Union, perkumpulan mahasiswa di Universitas Cambridge di Inggris.
Selama sesi tanya jawab acara tersebut, Sachs diminta oleh seorang hadirin untuk membahas konflik antara demokrasi dan kediktatoran, khususnya yang berkaitan dengan Republik Rakyat Tiongkok dan hubungan ekonomi serta geopolitik Washington-Beijing.
Dalam jawabannya, Sachs menyatakan bahwa AS bukanlah negara demokrasi yang sebenarnya, mengingat hanya sedikit orang yang mengetahui atau setuju dengan kebijakan luar negeri Biden.
Ia juga menuduh bahwa media dengan sengaja memberikan informasi yang salah kepada rakyat Amerika tentang situasi yang sebenarnya.
Sebelum menjawab topik mengenai Tiongkok, ia berbicara tentang bagaimana seorang pakar PR memimpin misinformasi media ini dan yang diduga Deep State, "Menginginkan perang sepanjang waktu. Mereka harus mencari cara untuk menjual perang kepada rakyat Amerika, cara untuk menakut-nakuti rakyat Amerika."
Ia juga merujuk invasi Irak pada 2003 sebagai perang palsu yang sebenarnya berasal dari Netanyahu.
Sachs kemudian melanjutkan dengan menuduh bahwa Netanyahu telah memanipulasi kebijakan luar negeri Washington sejak 1995 dan seterusnya untuk menyingkirkan Hamas dan Hizbullah dengan menggulingkan pemerintah yang mendukung mereka, yaitu Irak, Suriah, dan Iran.
Jeffrey Sachs ialah ekonom kelahiran Michigan yang berpendidikan Harvard dari keluarga Yahudi dan memegang jabatan profesor di Universitas Kolombia.
Sachs kerap angkat bicara soal isu geopolitik yang dihadapi AS, termasuk memperjuangkan hubungan yang lebih erat antara AS dan Tiongkok, mendukung keputusan Donald Trump pada 2018 untuk menarik pasukan AS dari Suriah, mengecam sanksi AS terhadap Venezuela, dan mempertanyakan dukungan militer NATO terhadap Ukraina. (The Jerusalem Post/Z-2)
Terkini Lainnya
Pemecatan Ratusan Karyawan FAA oleh Pemerintahan Trump Dapat Berdampak pada Keselamatan Penerbangan
Netanyahu Tegaskan Komitmennya pada Rencana Trump untuk Gaza
Trump Ajukan Kasus ke Mahkamah Agung untuk Pecat Kepala Pengawas Etik Pemerintah
Pasukan Perdamaian Inggris segera Ditempatkan di Ukraina
Delegasi AS akan ke Arab Saudi untuk Siapkan Pertemuan Trump-Putin
Netanyahu Sebut Rencana Trump Ambil Alih Gaza Penting untuk Masa Depan Israel
Ketika Menhan AS Beretorika
Alternating Family dan Perkembangan Keluarga Generasi Z
Hilangnya Kejujuran
Proyek Genom Manusia, Pedang Bermata Dua
Kebijakan Imperialisme Trump
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap