Uganda Mulai Uji Coba Vaksin untuk Strain Sudan dari Virus Ebola

UGANDA meluncurkan uji coba vaksin untuk melawan strain Sudan dari virus Ebola, setelah wabah di negara tersebut menyebabkan satu orang meninggal dan dua lainnya terinfeksi. Pasien pertama, seorang perawat pria berusia 32 tahun, meninggal minggu lalu.
Pada Senin, peserta pertama dalam uji coba yang saat ini dalam isolasi menerima dosis vaksin yang dikembangkan International Aids Vaccine Initiative, sebuah organisasi nirlaba global.
Saat ini, belum ada vaksin yang disetujui untuk strain Sudan dari Ebola. Namun, terdapat vaksin untuk strain Zaire, yang sebelumnya lebih umum ditemukan di Republik Demokratik Kongo.
Gejala infeksi Ebola meliputi demam, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit tenggorokan, yang kemudian diikuti oleh muntah, diare, ruam, serta perdarahan internal dan eksternal.
Virus ini ditularkan melalui kontak dengan cairan tubuh dan jaringan yang terinfeksi.
Strain Sudan dari virus Ebola tergolong sangat berbahaya, dengan tingkat kematian setidaknya 40% dari mereka yang terinfeksi, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Saat ini, Uganda sedang mengalami wabah Ebola yang keenam.
Sebanyak 40 orang yang memiliki kontak dengan korban pertama akan divaksinasi dalam fase awal program ini, yang dilaksanakan bersama otoritas Uganda dan WHO, menurut pernyataan badan PBB tersebut pada hari Senin.
Kementerian Kesehatan Uganda mengonfirmasi 234 kontak terdaftar untuk dipantau. WHO bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Uganda, Institut Riset Virus Uganda, dan Institut Paru-paru Universitas Makerere untuk melaksanakan uji coba ini.
"Ini menandai pencapaian besar dalam respons darurat kesehatan masyarakat dan menunjukkan kekuatan kolaborasi untuk keamanan kesehatan global," kata Matshidiso Moeti, Direktur WHO untuk Afrika.
"Jika terbukti efektif, vaksin ini akan semakin memperkuat upaya perlindungan komunitas dari wabah di masa mendatang."
Wabah strain Sudan sebelumnya di Uganda dikonfirmasi pada September 2022 dan menyebabkan lebih dari 70 kematian. Wabah tersebut dinyatakan berakhir pada Januari 2023.
Meskipun Uganda memiliki akses ke kandidat vaksin yang sama saat itu, uji coba tidak dapat dilakukan sebelum wabah berakhir.
Pada akhir pekan lalu, sebanyak 2.160 dosis vaksin uji coba dan perawatan tiba di ibu kota, Kampala.
Otoritas kesehatan dan tim peneliti bekerja dengan cepat untuk mempersiapkan uji coba, termasuk memberikan pengarahan kepada peneliti, mengatur logistik, dan menyusun protokol studi. (BBC/Z-3)
Terkini Lainnya
WHO Kerahkan Tim Bantu Uganda Perangi Wabah Ebola setelah 1 Perawat Meninggal
Virus Marburg Muncul di Guyana Khatulistiwa dan Tanzania
Kematian Akibat Virus Ebola di Uganda Menjadi 29 Orang
WHO Konfirmasi 7 Kasus Ebola di Uganda
Ilmuwan Identifikasi 5.000 Virus RNA Baru di Lautan
Ketika Menhan AS Beretorika
Alternating Family dan Perkembangan Keluarga Generasi Z
Hilangnya Kejujuran
Proyek Genom Manusia, Pedang Bermata Dua
Kebijakan Imperialisme Trump
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap