visitaaponce.com

Masuk Musim Kemarau, Pemkot Cirebon Waspadai Potensi Krisis Air Bersih dan Kebakaran TPA

Masuk Musim Kemarau, Pemkot Cirebon Waspadai Potensi Krisis Air Bersih dan Kebakaran TPA
Seorang ibu di Desa Dukuh, Kecamatan Kapetakan, Kabupa ten Cirebon tengah mengambil air dari sebuah sumur. Sumur sedalam lebih kurang 1 mete(MI/NURUL HIDAYAH)

Krisis air bersih dan kebakaran di TPA Kopiluhur menjadi perhatian Pemerintah Kota Cirebon di musim kemarau.

"Bencana hidrometeorologi merupakan bencana yang disebabkan oleh parameter-parameter meteorologi seperti angin, curah hujan, kelembapan, dan temperatur. Faktor hidrometeorologi menimbulkan terjadinya bencana banjir, angin puting beliung, kekeringan, dan longsor," tutur Pj Walikota Cirebon, Agus Mulyadi usai memimpin apel kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi tingkat Kota Cirebon, Rabu (17/7).

Di musim kemarau tahun lalu, lanjut Agus, Kota Cirebon juga terdampak. Diantaranya terjadinya kebaran di area TPA Kopi Luhur.

Baca juga : Pabrik Kerupuk Terbakar Hebat, Dua Orang Tewas Terpanggang

"Penanganan kebakaran dilaksanakan dalam kurun waktu satu bulan dan semakin sulit karena peningkatan suhu dan curah hujan yang sangat rendah di musim kemarau sehingga membutuhkan waktu untuk benar-benar memadamkan seluruh titik api," tutur Agus.

Tidak hanya kebakaran TPA, krisis air bersih pun terjadi di musim kemarau tahun lalu, salah satunya di Kelurahan Argasunya. Pemkot Cirebon pun melakukan pemenuhan kebutuhan air bersih dengan total 342.000 liter melalui Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Giri Nata secara berangsur dalam kurun waktu dua bulan pada September hingga November 2023.

Di musim kemarau tahun ini, Pemkot Cirebon pun meningkatkan kewaspadaan terhadap peristiwa yang bisa terjadi di musim ini.

Baca juga : Kebakaran di TPA Kopi Luhur belum Bisa Dipadamkan Seluruhnya

"Diselenggarakannya apel kesiapsiagaan ini adalah sebagai penanda bahwa Kota Cirebon telah siapsiaga," tutur Agus.

Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon, Andi Wibowo menjelaskan, pihaknya melibatkan masyarakat untuk pemantauan dan pencegahan terjadinya bencana hidrometeorologi.

"Kami memiliki kelurahan tangguh bencana, yang memiliki kemampuan secara mandiri dalam mengenali dan menghadapi ancaman di wilayahnya, serta mampu mengorganisir sumber daya masyarakat untuk dapat segera mengantisipasi atau menolong diri dan orang lain apabila terjadinya bencana," tutur Andi.

Dari 22 kelurahan yang ada di Kota Cirebon, terdapat satu kelurahan yang seringkali mengalami krisis air bersih, yaitu Kelurahan Argasunya.

"Kekeringan yang terjadi di Kota Cirebon umumnya termasuk kekeringan hidrologis yaitu terjadi ketika pasokan air tanah dan air permukaan yang berkurang," tutur Andi. (UL)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Reynaldi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat