visitaaponce.com

UPI Luluskan 842 Calon Guru Melalui Program PPG

UPI Luluskan 842 Calon Guru Melalui Program PPG
UPI mewisuda 842 calon guru lulusan Program Pendidikan Profesi Guru(MI/NAVIANDRI)

SEBANYAK 842 calon guru lulus Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), untuk periode Oktober hingga Desember 2024.

Lulusan ini berasal dari tiga kategori, yakni Retaker Gelombang 1 Tahun 2023 sebanyak 46 orang, Calon Guru Gelombang 2 Tahun 2023 sebanyak 350 orang dan Calon Guru Gelombang 1 Tahun 2024 sebanyak 446 orang.

Dari jumlah total lulusan, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) mencatatkan jumlah terbanyak, yaitu 288 orang. Sementara itu, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan (FPOK) 179 lulusan, diikuti oleh Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) sebanyak 116 lulusan, dan
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA) sebanyak 105 lulusan.

Berdasarkan bidang studi, Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) mendominasi dengan 198 lulusan. Bidang Pendidikan Jasmani dan Kesehatan berada di posisi kedua dengan 179 lulusan, diikuti oleh Pendidikan Bimbingan dan Konseling sebanyak 56 lulusan.

Rektor UPI Prof M Solehuddin pada acara pengambilan sumpah calon guru melalui program PPG Selasa (14/1) menyatakan, jumlah lulusan PPG setiap tahunnya terus bertambah dan bergantung dari kuota yang disediakan pemerintah. UPI merespons dan mendukung sepenuhnya
kebijakan pemerintah terkait kuota PPG ini.

“Tahun ini, sebanyak 840 calon guru telah diambil sumpahnya. Pengambilan sumpah ini merupakan salah satu langkah formal yang harus ditempuh calon guru sebelum menjadi profesional di bidangnya,” ungkapnya.

Menurut dia, walaupun ini langkah formal yang wajib dilakukan, sebetulnya ini hanyalah salah satu tahapan dalam perjalanan panjang seorang guru. Setelah ini, mereka tetap dituntut untuk terus belajar
sepanjang hayat.

Sampai kapanpun, peran guru yang tidak akan tergantikan oleh teknologi, meskipun kemajuan teknologi berkembang sangat pesat.

“Teknologi sehebat apapun tidak akan bisa menggantikan sentuhan karakter, nilai kehidupan, dan pendidikan pribadi secara total yang hanya bisa diberikan oleh seorang guru. Namun demikian, saya mengingatkan bahwa guru harus mampu menguasai teknologi untuk mendukung proses pembelajaran,” tutur Solehuddin.

Kemajuan teknologi, tambahnya, bukan sesuatu yang harus dijauhi. Justru, guru harus familiar, menguasai dan memanfaatkannya semaksimal
mungkin untuk pendidikan.

Pendidikan bukan hanya soal pengetahuan, tetapi juga pengembangan pribadi secara menyeluruh. Guru harus adaptif terhadap berbagai perubahan, terutama di era digital ini.

Pengetahuan terus berkembang, sehingga penting bagi guru untuk tidak terlena, belajar hari ini bukan berarti cukup untuk selamanya.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat