visitaaponce.com

Rumah Amal Salman Luncurkan Makan Gratis Berbasis Teknologi untuk Mahasiswa dan Pengemudi Ojol

Rumah Amal Salman Luncurkan Makan Gratis Berbasis Teknologi untuk Mahasiswa dan Pengemudi Ojol
Rumah Amal Salman meluncurkan program makan gratis untuk mahasiswa dan pengemudi ojol berbasis teknologi.(DOK/RUMAH AMAL SALMAN)

ISU ketahanan pangan dan kelaparan masih menjadi perhatian besar di Indonesia. Meski berbagai upaya telah dilakukan, prevalensi gizi buruk pada 2022 masih cukup tinggi.

Sebuah penelitian di Universitas Gadjah Mada (UGM) menemukan bahwa 20%-30% mahasiswa di perguruan tinggi mengalami ketidakamanan pangan.

Kasus serupa, International Labour Organization (ILO) merilis data, sebesar 20% pekerja lepas seperti pengemudi ojek online (ojol) berisiko mengalami kekurangan asupan pangan yang berdampak pada produktivitas kerja. Secara nyata, hal ini dialami oleh salah satu pengemudi ojol di Medan yang meninggal akibat kelaparan.

Kondisi tersebut memicu langkah strategis Rumah Amal Salman menggagas program Mari Makan. Sebuah program bantuan makanan gratis kepada mahasiswa dan pengemudi ojol.

Dekat dengan lingkungan Kampus Institut Teknologi Bandung (ITB), program ini menggunakan pendekatan inovatif berbasis teknologi untuk memberikan layanan secara efisien.

“Agar berbeda dengan program bantuan serupa, program ini tidak sekadar menyalurkan makanan gratis, tetapi juga mengikhtiarkan efektivitas dan efisiensi sistem pelayanannya. Penerima manfaat nantinya akan mendapatkan voucher makan berbentuk QR yang bisa ditukarkan di rumah makan mitra,” tutur Romi Hardiyansyah, amil sekaligus pengembang sistem Mari Makan.

Setiap penerima manfaat, tambahnya, berhak menerima satu voucher senilai Rp16.000 setiap pekan. Proses distribusi voucher dilakukan secara otomatis melalui bot WhatsApp, yang mempermudah pendaftaran dan pemantauan program.


Transparan


Tidak hanya penerima manfaat, rumah makan mitra juga dilengkapi aplikasi pemindai kode QR untuk memverifikasi penggunaan voucher. Aplikasi ini menampilkan riwayat pemindaian dan pembayaran kepada pihak rumah makan, sehingga transparansi dan akuntabilitas program dapat terjaga.

“Eskalasi program ini lebih mudah karena tidak terbatas pada perangkat fisik. Pemantauan efektivitas program juga jauh lebih efisien, baik dari sisi penyedia layanan maupun mitra,” imbuh Romi.

Selain membantu memenuhi kebutuhan pangan mahasiswa dan pengemudi ojek online, program ini juga memberdayakan UMKM di sekitar lingkungan kampus.

Dengan demikian, Mari Makan tidak hanya menjadi solusi pangan, tetapi juga mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Hingga kini, program Mari Makan telah menyasar 115 penerima manfaat, terdiri dari 58 mahasiswa dan 57 pengemudi ojol.

“Saya sangat berterima kasih, program ini sangat bermanfaat. Bahkan beberapa kali makanannya saya bawa ke rumah untuk bisa dinikmati dengan istri,” ujar Ade Mulyana, pengemudi ojol.

Program “Mari Makan” didanai oleh dana yang dititipkan dari masyarakat. Inisiatif ini juga selaras dengan program pemerintah terkait pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat. Sejak peluncurannya akhir Desember lalu, program ini terus berkembang sebagai model penanganan kelaparan berbasis teknologi.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat