Alami Baby Blues, Kunjungi Perinatal Mental Health Center

KESEHATAN mental mendapat lebih banyak perhatian saat ini dibandingkan dengan dulu, termasuk kesehatan mental para ibu yang baru melahirkan. Banyak kasus ibu melahirkan mengalami baby blues dan bahkan depresi pascamelahirkan (post partum depression) yang kemudian mengalami atau melakukan kekerasan.
Perinatal dapat diartikan waktu sejak awal kehamilan hingga sekitar satu tahun setelah melahirkan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kejadian depresi pascamelahirkan sebesar 25,4%.
Oleh karenanya, Pusat Kesehatan Jiwa Nasional (PKJN) RS Marzoeki Mahdi meluncurkan Perinatal Mental Health Center untuk memperingati Hari Ulang Tahunnya yang ke-142.
Baca juga : Ini Perbedaan Postpartum Depression dan Baby Blues Syndrome Menurut Psikolog
“Dulu kita sering merasa bahwa rumah sakit jiwa itu untuk yang gangguan mental saja, tetapi lihatlah, sekarang bahkan bisa berkembang menjadi Perinatal Mental Health Center. Kita bisa melihat bahwa inovasi layanan itu menjadi penting. Kita tidak bisa lagi merasa rumah sakit jiwa tidak akan berkembang karena stigmanya,” kata Direktur Tata Kelola Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan, Sunarto di PKJN RS Marzoeki Mahdi, Bogor, Rabu (10/7/2024).
Sunarto menambahkan, PKJN RS Marzoeki Mahdi telah berhasil mengembangkan layanan yang dulunya tidak pernah terbayangkan sebagai rumah sakit jiwa, dengan mengintegrasikan layanan kesehatan psikiatri dengan layanan ibu dan anak yang dapat menekan angka kematian ibu dan bayi dan kejadian stunting di Indonesia.
“Semua teman-teman yang ada di Marzoeki Mahdi sangat punya potensi untuk mengembangkan layanan-layanan yang dulunya kita tidak pernah terpikir untuk itu, Ibu pernah bayangkan tidak, dulu pernah ada Perinatal Mental Health? Lihat sekarang, kita tidak pernah terbayang bahwa Marzoeki Mahdi sebagai rumah sakit kesehatan jiwa bisa berpartisipasi dalam layanan untuk pencegahan stunting,” ujarnya.
Baca juga : Ini Bahaya Depresi Pascamelahirkan yang Perlu Diketahui Calon Ibu
Direktur Utama PKJN RS Marzoeki Mahdi, Nova Riyanti Yusuf, mengapresiasi pencapaian yang sudah mampu meningkatkan berbagai inovasi sesuai transformasi rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan dengan benchmarking dan kerja sama sister hospitals. Beberapa MOU sudah ditandatangani dengan institusi luar negeri.
“Dengan King's Colege London, kita sudah mengembangkan layanan Perinatal Mental Health Center. Semoga dapat direplikasi secara nasional sebagai specific health programme Maternal and Child Health Clinic yang merupakan bagian dari kerangka Model Network of Community-Based Mental Health Services sesuai WHO World Mental Health Report 2022," kata Nova.
Ia menambahkan, rumah sakit jiwa sedang bertransformasi menjadi rumah sakit umum dengan unggulan kesehatan jiwa, sehingga penanganan kesehatan jiwa tidak lagi hanya menitikberatkan pada kesehatan jiwa yang tidak terintegrasi dengan layanan kesehatan fisik.
Baca juga : Ini Gejala Gangguan Mental pada Ibu Usai Melahirkan
Tahap selanjutnya dengan King's College London akan dilakukan survei masalah kesehatan mental pada ibu hamil di daerah catch area PKJN RSMM. 2 instrumen kuesioner dari King's College London akan divalidasi dan dipergunakan, PKJN RSMM akan merangkul dokter umum dan bidan di puskesmas juga komunitas untuk ikut berperan aktif.
Di PKJN RSMM sendiri sudah ada ruang PONEK di IGD, ruang bersalin, ruang operasi untuk Sectio Cesarea, ruang perinatologi, yang dilengkapi dengan dokter spesialis. (H-2)
"Yang masih terus dikembangkan adalah Mother Baby Unit yang sudah disaksikan langsung oleh Tim PKJN RSMM dan Dirjen Yankes Kementerian Kesehatan di London, Inggris. Mother Baby Unit sebelumnya dikembangkan oleh National Institute of Mental Health Sri Lanka dengan pendampingan King's College London," kata Nova.
Baca juga : Pasangan yang belum Siap Diminta Menunda Pernikahan Agar tidak Alami Baby Blues
Kerja sama yang dijalin dengan King’s College London ini ke depannya juga membuka peluang eksplorasi pengembangan course “Digital Mental Health” agar masyarakat yang peduli dengan kesehatan jiwa dan ingin membantu melalui berbagai platform media sosial dapat mempunyai literasi kesehatan jiwa memadai. Diskusi sudah dilakukan dengan Global Business Development King's College London.
Kerja sama lain yang sudah dibina oleh PKJN RSMM adalah MOU dengan Sawa Hospital Jepang untuk pengembangan Pusat Geriatri Terpadu yang sudah ada di PKJN RSMM dan akan dioptimalkan menjadi Dementia Center.
Melalui MOU dengan Institute of Mental Health Singapore, PKJN RSMM berusaha mendesain unit kesehatan jiwa yang harus ada di 837 rumah sakit umum pemerintah di seluruh Indonesia. Unit tersebut di antaranya adalah Short-Stay Unit, penanganan kasus akut yang membutuhkan intervensi krisis dalam waktu 72 jam. (H-2)
Terkini Lainnya
Pahami Perbedaan Baby Blues dengan Depresi Pascamelahirkan
Melonjak, Jumlah Ibu Alami Depresi Pascapersalinan di AS Utamanya yang Alami Obesitas
Pengertian Baby Blues dan Post Partum Disorder, Apa Perbedaannya?
Ini Beda Baby Blues dengan Depresi Pascamelahirkan
Alami Baby Blues, Ini yang Bunda Harus Lakukan untuk Kelola Emosi
Tips Mengelola Emosi bagi Ibu yang Mengalami Baby Blues
Ibu yang Alami Baby Blues Diingatkan Agar Tetap Menyusui Anaknya
Solusi atas Konversi 20 Juta Hektare Hutan untuk Food Estate
Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Reposisi Core Business Perguruan Tinggi dan Mengadaptasi Kebijakan Presiden Prabowo
Kebijakan Imperialisme Trump
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
Trumpisme dalam Tafsiran Protagorian: Relativitas dalam Ekonomi Global
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap