Ini Empat Ragam Kebaya yang Jelita Harus Tahu
APAKAH Jelita tahu, apa yang dinamakan sebagai kebaya? Busana blus atasan yang memiliki karakteristik terbuka di bagian depan dan secara tradisional dibuat dari bahan kain ringan seperti brokat, katun, kasa, renda, voile, serta dihiasi sulaman jahit yang mengikuti lekuk tubuh itu dinamakan Kebaya.
Citra berkebaya akan semakin lengkap jika dipadu padankan dengan khazanah kain wastra panjang berupa batik, ikat, songket atau tenun yang dililitkan pada pinggang, serta aneka perhiasan, mahkota, tutup kepala, atau ragam riasan setempat. Harmonisasi itu membuat para perempuan yang memakainya akan terlihat lebih anggun dan feminim.
Sebagai model baju, kebaya juga memiliki potongan standar atau pakem, hal ini sering dikenal dengan kebaya klasik dengan ciri khas memiliki bukaan depan, simetris kiri dan kanan, berlengan panjang maupun pendek, serta variasinya ditentukan berdasarkan panjang busana ataupun bentuk kerah.
Baca juga : Peringati HKN, Kepala BPN Tangsel Raih Juara Lomba Kebaya
“Kebaya klasik adalah kebaya yang memiliki pakem atau standar sesuai tradisi budaya, standar ini telah disepakati dari generasi ke generasi sehingga ketika seseorang memakai kebaya sesuai pakem, bisa disebut sebagai ‘berkebaya’ karena mengikuti tradisi yang terkait dengan suatu acara adat,” jelas Pegiat kebaya dan Dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Indonesia, Indiyah Marsaban di Jakarta pada Senin (22/7).
Indiyah mencontohkan berdasarkan pada bentuk, model, dan potongannya, langgam kebaya klasik lazim ditemui pada kebaya masyarakat Jawa. Misalnya kebaya Kartini dan kebaya Kutubaru dari Jawa Tengah, serta kebaya Kerancang atau Encim dari Jakarta.
Meski kebaya klasik tergolong lebih populer pada masyarakat Jawa dan Bali. Namun sesungguhnya, kebaya juga bisa dijumpai di hampir semua wilayah di Indonesia seperti kebaya Noni dari Sulawesi Utara, kebaya Labuh dari Riau, dan kebaya Janggan dari Bali. Semua kebaya itu masih menjaga kepakeman karakteristik kebaya tradisional.
Baca juga : Busana Kebaya Kian Digemari Di Era Modern
Ini ragam kebaya yang cukup populer di masyarakat.
-
Kebaya kartini
Ketua Komunitas Perempuan Berkebaya, Rahmi Hidayati menjelaskan setiap kebaya di daerah memiliki ragam berbeda. Misalnya kebaya Kartini asal Jawa Tengah yang kini dikenal masyarakat memiliki model kerah dan dilipat keluar, dengan kelepak kerah memanjang dari bagian leher hingga ujung kebaya di bagian tengah. Sebagai salah satu pakem kebaya Jawa, kebaya kartini memiliki ciri khas yaitu tidak ada kain tambahan di tengah kebaya yang menghubungkan bagian kiri dan kanannya.
“Model kebaya Kartini cenderung polos dan minimalis. Bagian leher melalui dada hingga tepi bagian bawah kebaya biasanya diberi tambahan mote atau payet. Khusus di bagian tepi bawah kebaya biasanya dihias dengan benang emas. Mengacu pada norma priyayi Jawa, kebaya Kartini ini desainnya cenderung tertutup dan sopan,” tutur Rahmi.
Baca juga : Perayaan Hari Kebaya Nasional 2024 Raih Rekor Dunia
Kebaya yang sering dipakai oleh pahlawan perempuan R.A Kartini ini identik dengan kerah leher yang berbentuk V. Biasanya, bahan terbuat dari serat-serta yang halus, seperti sutra, brokat atau nilon. Selain itu, kebaya Kartini digunakan bersama kain batik atau wastra jenis lain sebagai bawahannya.
“Kebaya Kartini umumnya memiliki ukuran yang cukup panjang hingga nyaris menutupi seluruh tubuh perempuan mulai dari bagian bokong, yang identik dengan potongan lurus di bagian bawah dan ujung lengan. Sedangkan bahan kain yang digunakan untuk membuat kebaya Kartini, sebagian besar berupa katun polos, brokat putih, beludru hitam atau merah,” jelas Rahmi.
Meski pada zaman dahulu, kebaya Kartini hanya bisa digunakan oleh kaum ningrat atau bangsawan Jawa saja. Namun, seiring perkembangan zaman, kebaya Kartini sendiri mulai merambah ke masyarakat di luar bangsawan. Secara filosofis, kebaya Kartini dimaknai sebagai penghormatan bagi tubuh perempuan maupun yang berkaitan dengan pengaruh kehadiran Islam.
Baca juga : Presiden Jokowi Hadiri Peringatan Hari Kebaya Nasional 2024
“Biasanya yang bangsawan mengenakan kebaya Kartini berbahan beludru, sedangkan yang non bangsawan mengenakan bahan lainnya di luar beludru tetapi tapi sekarang siapapun boleh memakan bahan beludru,” kata Rahmi.
-
Kebaya kutubaru
Ada pula kebaya Kutubaru asal Jawa Tengah yang memiliki ciri khas tambahan kain sebagai penghubung sisi kiri dan sisi kanan kebaya pada bagian perut. Dalam pemakaiannya ditambahkan stagen (kain yang dililitkan pada perut) agar pemakaiannya tampak lebih langsing serupa seperti pada kebaya bali.
Khazanah kebaya juga terdapat Kebaya Encim milik masyarakat Betawi yang merupakan jenis kebaya perpaduan model pribumi dengan pakaian Shanghai atau budaya Tiongkok. Kebaya ini identik dengan model kerah V yang dihiasi bordir dari bagian kerah sampai bagian bawah kebaya.
-
Kebaya janggan
Lain halnya dengan Kebaya Janggan asal Bali yang terbuat dari kain halus seperti sutra atau kain tradisional Bali yang disebut songket dan dihiasi dengan sulaman pola yang rumit. Salah satu ciri khas dari Kebaya ini adalah bagian belakangnya yang panjang dan menggantung seperti ekor burung merak.
-
Kebaya kontemporer
Selain kebaya klasik, ada pula kebaya kontemporer atau kebaya non-pakem. Jika kebaya klasik biasa digunakan dalam acara tradisi dan adat suatu suku, kebaya kontemporer yang memiliki karakter desain cenderung lebih beragam dan mengedepankan kebebasan berekspresi itu biasanya dipakai pada acara yang lebih informal dalam keseharian.
“Belakangan ini, model kebaya sudah sangat variatif baik desain, bahan, maupun detailnya. Meskipun tetap mengadaptasi dari model kebaya nusantara, namun kebaya yang ada di pasaran sudah mengalami banyak perubahan yang mendasar. Bawahan juga tidak harus jarik yang diwiru, bahkan tidak sedikit yang memadukan kebaya kontemporer dengan sneaker,” kata Miranti selaku Wakil Ketua Tim Nasional Berkebaya. (H-2)
Terkini Lainnya
Ini ragam kebaya yang cukup populer di masyarakat.
Menguak 6 Keindahan dan Makna di Balik Pakaian Adat Bali
Seperti Ini Tren Gaun, Aksesori, dan Dekorasi Pernikahan Terkini
Ini Pakem Berkebaya Menurut Didiet Maulana
Sambut Hari Kebaya Nasional, 5 Wanita Rilis Lagu Kebaya Indonesia
Rayakan Hari Kebaya Nasional, Pegiat Kebaya Tulis Buku Kebaya Kaya Gaya
Mengenal Keunikan Baju Adat Betawi untuk Perempuan dan Laki-laki, ini Fungsinya
Refleksi Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia: Mendialogkan Pemikiran Fransiskan dengan Perspektif Sufi Yunus Emre
Krisis Mental Remaja: Tantangan Terlupakan
Man of Integrity Faisal Basri dan Hal-Hal yang belum Selesai
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap