Marak Bullying Berkedok Senioritas, Ajarkan 4 Hal Ini pada Anak
KERAP terjadi, perundungan atau bullying di sekolah dan perguruan tinggi dilakukan dengan berkedok senioritas. Dengan dalih untuk mengajarkan rasa hormat atau bahkan kekompakan, para senior menyuruh juniornya untuk melakukan berbagai hal.
Senioritas tersebut sangat rawan berubah menjadi perundungan. Ironisnya, baik senior maupun junior, bisa sama-sama tidak menyadari jika tindakan yang terjadi sudah masuk kategori perundungan. Dalam kondisi ini para junior bukan saja tidak melawan karena takut, namun ada pula yang merasa wajar atau tidak ingin dikucilkan oleh kelompoknya.
Baca juga : Masyarakat Diminta Berani Bersikap Hadapi Perundungan
Akibatnya, korban perundungan tidak memiliki kesadaran untuk melaporkan kondisinya. Hal ini bisa berbahaya bagi korban dan budaya perundungan pun makin sulit dihentikan.
Baca juga : Asosiasi Pendidikan Dokter Sayangkan Penghentian Spesialis Anestesi Undip
Adanya kemungkinan-kemungkinan itu harus disadari oleh orangtua, guru, dan para wali murid lainnya. Melansir dari situs SOA (Sahabat Orangtua & Anak), sang pendiri Hanlie Muliani, M.Psi, Psi., menyatakan perlunya anak mendapatkan pemahaman tentang konsep dasar rasa hormat. Dengan begitu, anak akan terhindar dari jebakan rasa hormat yang salah. Berikut hal-hal yang harus diajarkan orangtua:
1. Tindakan Positif
Baca juga : Polisi Dalami Bukti Dugaan Perundungan di PPDS Undip
Orangtua perlu mengajarkan ke anak bahwa rasa hormat diberikan, bukan semata karena usia yang lebih tua atau posisi/jabatan lebih tinggi. Orang yang pantas mendapatkan rasa hormat adalah juga yang memiliki tindakan atau nilai-nilai positif, contohnya memiliki kejujuran, tolong-menolong, kesabaran, dedikasi, kebaikan, integritas, dan lainnya.
2. Menolak Ketidakadilan
Baca juga : Buntut Perundungan PPDS, Izin Praktik Dekan FK Undip DItangguhkan
Orangtua juga perlu mengajarkan anak untuk memiliki keberanian menolak perlakuan tidak adil. Anak-anak perlu memahami bahwa mereka tidak harus tunduk pada permintaan yang tidak masuk akal atau perlakuan yang merendahkan. Anak-anak perlu dilatih untuk berani mengatakan “tidak” dan melaporkan perilaku perundungan kepada orang dewasa yang dapat dipercaya.
3. Komunikasi
Anak perlu mengembangkan keterampilan komunikasi yang baik. Orangtua bisa mengajarkan anak untuk berbicara dengan sopan tetapi tegas saat mereka merasa diperlakukan tidak adil. Seperti contohnya, "Saya menghormati kamu, tetapi saya merasa tidak nyaman melakukan ini."
4. Percaya Diri
Hal penting lainnya yang perlu dibangun ialah rasa kepercayaan diri. Dengan rasa percaya diri yang kuat membantu anak untuk berdiri teguh dalam menghadapi perundungan. Orangtua dapat mendorong dan memfasilitasi anak untuk melakukan kegiatan yang berdampak positif dan mengembangkan kemampuan dan potensi mereka. Kemudian berilah anak pujian atas semua usaha dan prestasi yang berhasil mereka dapatkan. (M-1)
Terkini Lainnya
Kemendikbud-Ristek Segera Terbitkan Aturan Mendikbud Cegah Perundungan
DPR: Ratusan Laporan Bullying PPDS Tidak Bisa Dianggap Remeh, Beri Efek Jera pada Pelaku
Kasus Bullying PPDS, Kemenkes Juga Investigasi Unair
Masyarakat Diminta Berani Bersikap Hadapi Perundungan
Asosiasi Pendidikan Dokter Sayangkan Penghentian Spesialis Anestesi Undip
Imaji Perang Kembang dalam Pilpres 2024
Membela Perbedaan
Pemerintah Harus Atasi Turunnya Jumlah Kelas Menengah
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap