Ini Tips Agar Anak Anda tidak Jadi Korban Perundungan

PSIKOLOG Klinis anak dan remaja dari Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia (UI) Vera Itabiliana Hadiwidjojo memberikan tips bagi orangtua agar anak tidak menjadi target ataupun korban perundungan atau bullying.
"Ajarkan anak untuk asertif, berani mengungkapkan apa yang ia rasakan secara jelas dan etis, terapkan pengasuhan demokratis sehingga anak terbiasa berpendapat," ujar Vera, Kamis (19/9).
Asertif adalah kemampuan menyampaikan apa yang diinginkan, dirasakan, dan dipikirkan kepada orang lain namun dengan tetap menjaga dan menghargai hak-hak serta perasaan pihak lain tanpa bermaksud menyerang orang lain.
Baca juga : Kenali 4 Tanda Anak Berpotensi Menjadi Pelaku Perundungan
Dengan demikian, pengasuhan yang mendukung asertivitas dan komunikasi terbuka dapat membantu anak merasa lebih kuat dan lebih mampu menghadapi situasi berisiko, termasuk perundungan.
Anak yang memiliki keterampilan asertif dapat lebih baik menanggapi perilaku agresif dari teman sebaya, misalnya dengan menetapkan batasan atau meminta bantuan, sehingga mengurangi risiko mereka menjadi korban.
"Ajarkan dan contohkan anak bagaimana membela dirinya saat merasa tertindas, cari dan kembangkan pula kelebihan anak, ini penting sehingga
anak dapat tampil dengan percaya diri," saran Vera.
Baca juga : Orangtua Berperan Penting Cegah Perundungan Anak
Mengajarkan anak untuk membela diri dan mengembangkan kelebihan mereka dapat memberikan strategi yang diperlukan untuk menghindari situasi perundungan, sekaligus meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan sosial mereka.
Terakhir, Vera mengimbau para orangtua untuk selalu menciptakan suasana hangat dan penuh kasih sayang di rumah bagi anak. Kondisi dalam rumah tangga yang harmonis terbukti positif dalam mengawal tumbuh kembang anak, termasuk kondisi psikologisnya.
"Penuhi hidup anak dengan cinta di rumah, sehingga anak tidak mudah merasa direndahkan oleh pelaku (perundungan)," jelasnya.
Sementara, data pengaduan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menunjukkan kekerasan anak di awal 2024 mencapai 141 kasus. Dari seluruh aduan itu, 35% di antaranya terjadi di lingkungan sekolah atau satuan pendidikan.
Sepanjang awal 2024, sebanyak 46 kasus anak mengakhiri hidup. Dari total kasus itu, 48% di antaranya terjadi di satuan pendidikan atau anak (korban) masih memakai pakaian sekolah. (Ant/Z-1)
Terkini Lainnya
Lestari Moerdijat: Isu Krusial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Harus Segera Diatasi
Lesti Kejora dan Rizky Billar Bersyukur Kelahiran Anak Kedua Berjalan Lancar
AS Ogah Bantu PBB, Jutaan Perempuan dan Anak dalam Bahaya
Orangtua Diingatkan Kontrol Penggunaan Gawai Anak
Pengaturan Keamanan Media Sosial Sebaiknya Lebih Inklusif
Pemerintah Perkuat Perlindungan Anak di Ruang Digital
Nama yang Unik Ternyata Pengaruhi Penerimaan di Lingkungan
Ini yang Bisa Dilakukan untuk Membantu Pemulihan Korban Perundungan
Anak Perempuan di Garut jadi Korban Pelecehan Seksual oleh Senior Menggunakan Terong
Protes Kekerasan Pecah di Pucheng, Tiongkok, Setelah Kematian Remaja
Cegah Perundungan, Berikut Tips bagi Orangtua sebelum Memasukan Anak ke Pesantren
Angka Kekerasan di Lingkup Pendidikan Meningkat karena Korban Sudah Berani Angkat Bicara
Akankah Tren Penutupan BPR oleh OJK Berlanjut di 2025?
Transformasi Finansial: Ketika Teknologi Menjadi Pedang Bermata Dua
Digitalisasi Layanan Kesehatan Berbasis Mobile sebagai Solusi Mengatasi Kesenjangan Layanan Puskesmas
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
Trumpisme dalam Tafsiran Protagorian: Relativitas dalam Ekonomi Global
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap