Salah Satu Penyebab Polusi Udara di Indonesia Berasal dari Sektor Transportasi

DIREKTUR Eksekutif Institute for Essential Services (IESR), Fabby Tumiwa mengatakan bahwa salah satu penyebab polusi udara di Jabodetabek dan juga banyak di kota besar di Indonesia adalah polusi akibat pembakaran bahan bakar minyak (BBM) di sektor transportasi.
"Nah ini berkontribusi cukup besar kalau kita bicara Jabotabek. Salah satu yang menjadi sumber kenapa polusi udara dari pembakaran bahan bakar itu cukup besar kontribusinya karena ternyata kualitas bahan bakar yang beredar di Indonesia masih jauh dari standar," kata Fabby di Jakarta, Selasa (17/12).
Sebagai contoh, Fabby menyebut bahwa 90% dari diesel market yang ada di Indonesia memiliki kualitas yang cukup rendah dengan kandungan sulfurnya mencapai diatas 2.000 ppm, sementara standar internasional untuk euro 4 standar adalah 50 ppm.
"Dan kemudian juga kalau kita lihat tidak saja minyak solar, minyak diesel, tapi juga sebagian besar gasolin atau bensin yang dijual di Indonesia itu standarnya masih rendah, ron 88 dan juga konten sulfurnya masih tinggi," ungkapnya.
Selain itu, Fabby menyatakan bahwa banyak berbagai kajian khususnya untuk Indonesia, menemukan bahwa ada kenaikan risiko kematian dan juga peningkatan biaya kesehatan akibat kualitas bahan bakar yang buruk.
"Ini yang kemudian menjadi perhatian banyak pihak bahwa kita menghabiskan biaya kesehatan yang sangat besar. Kalau dihitung biaya kesehatan langsung itu ketika orang sakit masuk rumah sakit tapi juga ada biaya kesehatan tidak langsung yaitu produktivitas yang menurun. Yang ini berakibat pada penurunan pendapatan masyarakat," terang Fabby.
Ia pun menegaskan, dengan kondisi bahan bakar di Indonesia yang tidak terlalu baik yang membuat produktivitas masyarakat menurun, maka visi Presiden Prabowo Subianto yang ingin mencapai target pertumbuhan ekonomi 8% sulit untuk dicapai.
"Jadi kami dari IESR melihat bahwa peningkatan kualitas bahan bakar yang paling tidak memenuhi standar internasional, euro 4 bahkan euro 5 karena negara-negara tetangga kita sudah bergerak ke euro 5 bahkan euro 6, itu menjadi satu prasyarat penting dalam jangka panjang tentunya mencapai target Indonesia emas 2045. Dan tidak saja itu, ini merupakan prasyarat untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang 8% tadi," tuturnya.
Oleh karena itu, Fabby berharap adanya upaya serius dari pemerintah untuk mengambil langkah-langkah yang pasti dalam menangani polusi udara yang disebabkan bahan bakar minyak sektor transportasi yang masih di bawah standar.
Di kesempatan yang sama, Rachmat Kaimuddin yang saat ini menjabat sebagai deputi di Kementerian Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan menuturkan bahwa saat ini pemerintah telah memiliki program untuk mengurangi jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dengan memberikan subsidi untuk kendaraan listrik.
"Ada berapa puluh juta kendaraan di Jakarta, dan penjualannya (kendaraan listrik) juga market share-nya masih sedikit. Ya pasti butuh puluhan tahun untuk mengganti semua populasi kendaraan (menjadi kendaraan listrik)," tutur Rachmat. (Fal/M-3)
Terkini Lainnya
Bantu Masyarakat Dapatkan Akses Transportasi Mudah dan Nyaman
Kemenhub Siapkan Sejumlah Kebijakan Pengaturan Mobilitas saat Nataru
Perluasan Jangkauan Transportasi Umum Kurangi Polusi Udara Jakarta
Kemenhub Bantan Penurunan Anggaran Perlambat Sektor Transportasi
Sektor Transportasi Dituding Jadi Penyebab Utama Polusi Udara dan Efek Gas Rumah Kaca
Harga Pertamax Naik jadi Rp. 12.900! Ini Daftar Harga BBM di SPBU Pertamina dan Shell 1 Februari 2025
Konsumsi BBM dan LPG Selama Nataru di Sumbagut Meleset dari Proyeksi
Masyarakat Nilai Fuel Card Pertalite Perumit Proses Pembelian BBM di Batam
Pertamina dan Polda Sulteng Teken Kontrak BBM Rp33,9 M untuk 2025
Penimbun Pertalite di Bali Ditangkap Petugas
Evaluasi Nataru, DPR Apresiasi Pemerintah Jaga Pasokan BBM
Solusi atas Konversi 20 Juta Hektare Hutan untuk Food Estate
Pemeriksaan Kesehatan Gratis
Reposisi Core Business Perguruan Tinggi dan Mengadaptasi Kebijakan Presiden Prabowo
Kebijakan Imperialisme Trump
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
Trumpisme dalam Tafsiran Protagorian: Relativitas dalam Ekonomi Global
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap