Harga Anjlok, Petani Bawang Merah di Aceh Tunda Penjualan
RAUT wajah rasa kekecewaan bercampur murung sulit disembunyikan oleh ribuan petani bawang merah di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh. Pasalnya harga hasil pertanian tersebut terpuruk di tengah musim panen raya kali ini.
Di pasar grosir Pante Teungoh, Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie misalnya, harga bawang merah kualitas super berkisar Rp16.000 hingga 17.000 per kg (kilogram). Lalu harga bawang merah kwalitas standar Rp15.000 per kg.
Padahal saat awal mereka menanam, harga bawang merah kualitas super itu Rp60.000 per kg. Kemudian yang kualitas standar 45.000 per kg.
Baca juga : Harga Bawang Merah akan Turun dalam 30-40 Hari
Setelah mereka mulai panen dua pekan lalu harga mulai turun menjadi Rp30.000 untuk bawang kualitas super dan Rp25.000 kualitas standar. Ternyata harga itupun tidak bertahan dan terus menurun hingga dua hari terakhir.
Itu sebabnya petani di Kabupaten Pidie, sejak sepekan terakhir ramai-ramai menggudangkan hasil produksi panen bawang merah mereka. Menurut mereka tidak ada pilihan lain, kecuali menunda menjual gabah bawang merah yang baru dipanen itu hingga waktu tidak ditentukan.
"Ini menjadi satu pilihan, setelah harga bawang merah terus anjlok. Mungkin dua atau tiga bulan ke depan harganya akan membaik. Apalagi berkaitan bulan Rabiul Awal dan musim kenduri Maulid," tutur Ainal Mardhiah, petani bawang merah di Desa Ceurucok Timu, Kecamatan Simpang Tiga, kepada Media Indonesia, Minggu (28/7).
Baca juga : Taufik: Impor Ketika Panen Raya, Dipertanyakan Keberpihakan kepada Petani
Amatan Media Indonesia, Minggu (28/7), para petani yang menunda menjual bawang merah itu menyimpan dengan cara menggantung pada tempat-tempat berudara bebas seperti teras rumah atau dalam gudang khusus. Ada juga menggantung pakai tali plastik pada bedengan atau teratak beratap.
Adapun lokasi sedang panen raya bawang merah di Kabupaten Pidie adalah tersebar di Kecamatan Simpang Tiga, Kembang Tanjung dan Kecamatan Peukan Baro. Sedikitnya ada sekitar 50 hektare yang sedang panen pada tahap pertama sebulan terakhir.
Diperkirakan hingga dua bulan ke depan baru berakhir panen tahap dua yang meliputi Kecamatan Pidie, Batee, Indrajaya dan juga Simpang Tiga serta Kecamatan Kembang Tanjung.
Baca juga : Petani Bawang Merah di Pidie Minta Pemerintah Stabilkan Harga Panen
Pada bagian lain, keinginan menjelma harga tinggi itu merupakan dambaan dan harapan besar para petani di wilayah posisi Selat Malaka tersebut. Apalagi di tengah terselimuti cuaca fenomena alam El Nino yang sedang melanda tanah air termasuk Aceh.
Sayangnya keinginan ribuan petani bawang merah itu sirna ditelan pasar yang tidak terkontrol. Harapan dan suara mereka kepada pemerintah setempat untuk mengontrol pasar pupus tidak terhiraukan.
Catatan Media Indonesia, dinamika harga pangan sering menjadi persoalan serius bagi petani produksi. Misalnya, saat harganya tinggi, pasti menjadi beban besar terpundak pada warga masyarakat luas.
Lain lagi ketika harganya berselancar terjun bebas. Kondisi ini juga seperti termartir pada pundak petani. Apalagi setelah itu akan sangat sulit untuk bangun kembali.
Disinilah sengat perlu kehadiran pemerintah secara langsung, nyata dan tegas mengontrol agar tidak merugikan satu pihak hanya oleh persoalan harga. (MR/Z-7)
Terkini Lainnya
Generasi Milenial Didorong Mampu Kelola Pertanian
2.400 Petani Sawit di Bangka Dapat Jaminan BPJS Ketenagakerjaan
Kenduri Bubur Beras Sambut Panen Raya di Aceh
Dampak El Nino, Usai Panen Semangka Petani Aceh Beralih Menanam Melon
Pembagian Air saat Kemarau di Sukabumi Picu Konflik di Kalangan Petani
Kekeringan, Ratusan Petani Kawasan Dieng Sedot Telaga Merdada
Lahan Eks Tambang Disulap Jadi Pertanian hingga Bisa Panen Raya
Kemarau dan Panen Raya Picu Deflasi di Kalimantan Selatan
Perkuat Kolaborasi Pertanian Kopi demi Dorong Ekonomi Kerakyatan
Kemarau, Lamongan Panen Jagung Seluas 21 Ribu Hektare
Dukungan Nyata Kementan, Petani Desa Marga Mulya Berhasil Panen Raya
Partisipasi Masyarakat dan Peran Pemda dalam Upaya Pemberantasan Mafia Tanah
Menafsir Sandal Jebol Faisal Basri
Membela Perbedaan
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap