Pesantren di Sulteng Siap Dorong Ekonomi Syariah Lewat Hebitren
KANTOR Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tengah memprakarsai pembentukan dan pengukuhan Himpunan Ekonomi Bisnis Pesantren (Hebitren). Tujuan pembentukan Hebitren adalah untuk memperkuat peran pesantren dalam perekonomian syariah di wilayah tersebut.
Kepala KPwBI Sulteng, Rony Hartawan, mengatakan pesantren memiliki potensi besar untuk mendukung ekonomi syariah.
"Pesantren bukan hanya pusat pendidikan agama, tetapi juga memiliki peluang besar dalam mendorong kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Media Indonesia di Palu, Jumat (6/9).
Baca juga : Bank Indonesia akan Kembangkan Holding Bisnis Pesantren
Indonesia, yang menduduki peringkat ketiga dunia setelah Malaysia dan Arab Saudi dalam pengembangan ekonomi syariah, menjadikan pesantren sebagai motor penggerak ekonomi umat. Meski demikian, Rony mengakui, masih ada tantangan, terutama terkait rendahnya literasi dan penetrasi keuangan syariah di Indonesia.
"Data hingga April 2024 menunjukkan bahwa kredit syariah di Sulteng baru mencapai Rp2,7 triliun, hanya 5,18% dari total kredit konvensional yang mencapai Rp49,41 triliun," ungkapnya.
Hebitren Sulteng diharapkan dapat menjadi wadah untuk memperkuat peran ekonomi pesantren di tingkat regional dan nasional. Pimpinan Pondok Pesantren Alkhairaat Madinatul Ilmi Dolo, Ali Hasan Aljufri, terpilih sebagai ketua Hebitren Sulteng untuk periode 2024-2029.
Baca juga : BI DKI Sinergi Bangun Kemandirian Bisnis Pesantren
"Kepengurusan awal ini melibatkan 15 pesantren, dan kami berharap jumlahnya terus bertambah," tambah Rony.
Acara pengukuhan Hebitren juga disertai dengan pelatihan capacity building untuk mendorong kemandirian ekonomi pesantren, yang menghadirkan Pimpinan Pesantren Trubus Iman Paser Balikpapan, Daniar, sebagai narasumber.
Daniar berbagi pengalamannya dalam mengelola usaha pesantren, seperti produksi air minum dalam kemasan, budidaya jamur, perkebunan, konveksi, dan minimarket.
"Pesantren Trubus Iman saat ini mengelola berbagai usaha produktif, yang dapat menjadi contoh bagi pesantren lain," katanya.
Dengan terbentuknya HEBITREN Sulteng, diharapkan kolaborasi antara pesantren dan pemerintah semakin kuat, menciptakan ekosistem ekonomi syariah yang tangguh di Sulteng. (TB/J-3)
Terkini Lainnya
Refleksi 11 Tahun Perjalanan dan Dedikasi untuk Masa Depan favehotel LTC Glodok
Upaya Pembobolan Kredensial Terus Menyerang Bisnis-Bisnis di Asia Tenggara
Perusahaan Asing Wajib Perhatikan Kepatuhan Hukum di Indonesia
Perusahaan Jepang Incar Pasar Peralatan Elektronik Rumah Indonesia
Pikat Konsumen, Sinar Mas Land Maksimalkan Pemanfaatan AI dan IOT
Tren AI 2025: Transformasi Bisnis dan Dampaknya pada Tenaga Kerja
BI: Keyakinan Konsumen Meningkat terhadap Kondisi Ekonomi
50 Perusahaan Asal AS Dijamu Makan Prabowo
Tak Ada Pergeseran dalam Kedaulatan di Wilayah Laut Natuna Utara
Presiden Prabowo Subianto: Indonesia Disegani karena Selalu Bisa Bayar Utang
BI Targetkan Transaksi Repo Rp30 Triliun per Hari di 2030
Menlu RI: Jutaan Orang Terancam Tertinggal secara Digital di Asia-Pasifik
Ruang Didik Muhammadiyah
Miftah, Ta’im, atau Siapa pun Dia, dan Kita
Mengapa Terjadi Regresi Partisipasi Pemilih dalam Pilkada 2024?
Realitas Baru Timur Tengah
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap