visitaaponce.com

Muda dan Berbahaya, Jejak Kekerasan Egianus Kogoya di Balik Perjuangan Papua

Muda dan Berbahaya, Jejak Kekerasan Egianus Kogoya di Balik Perjuangan Papua
Egianus Kogoya bersama anggotanya.(ANTARA/HO/Humas Polda Papua)

PILOT Susi Air Kapten Phillip Mark Marthens, yang disandera oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM)/Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya akhirnya dibebaskan.

"Satgas Operasi Damai Cartenz 2024, selama ini, mengedepankan upaya soft approach daripada hard approach dan itu terbukti pada Sabtu, 21 September 2024, Pilot Philip berhasil dijemput Tim Gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz 2024," kata Kaops Damai Cartenz 2024 Brigjen Pol Faizal Ramadhani dalam siaran pers, Sabtu (21/9).

Berikut ini adalah profil Egianus Kogoya, pimpinan KKB yang menahan Kapten Philip mark Marthens.

Baca juga : Pilot Susi Air  yang Disandera OPM Dibebaskan

Muncul sebagai tokoh kunci dalam gerakan separatis di Papua setelah kematian Goliat Tabuni pada 2021, Egianus Kogoya, adalah pemimpin Organisasi Papua Merdeka (OPM), yang dikenal sebagai kepala Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB).

Dikenal sebagai pemimpin aktif dalam konflik di Papua Barat, terutama di Kabupaten Nduga, Egianus telah terlibat dalam berbagai aksi kekerasan. 

Egianus Kogoya, lahir pada 1999, dan sudah menjabat sebagai Panglima Komando Daerah Perang III Nduga, di umur mudanya 24 tahun. 

Baca juga : Pembebasan dengan Soft Approach untuk Minimalkan Korban

Sebagai anak dari Daniel Yudas Kogoya, yang semasa hidupnya aktif sebagai tokoh Organisasi Papua Merdeka (OPM), dan terlibat dalam penculikan tim Ekspedisi Lorentz pada 1996. 

Kogoya memutuskan untuk bergabung dengan OPM dan akhirnya menjadi pemimpin TPNPB, dilatarbelakangi oleh alasan, ketidakpuasan terhadap perlakuan pemerintah Indonesia di Papua. 

Telah memimpin kelompok bersenjata Ndugama, salah satu dari tujuh kelompok bersenjata yang masih aktif di Papua, Egianus Kogoya, mengklaim memiliki anggota sekitar 50 orang, yang tercatat beberapa kali melakukan aksi penyerangan. 

Baca juga : Satgas Cartenz Klaim Pembebasan Pilot Susi Air karena Soft Approach

Telah menjadi bagian TPNPB, dan mengambil alih kepemimpinan TPNPB, Kogoya terlibat dalam berbagai aksi perlawanan bersenjata. 

Ia mengorganisir serangan terhadap pos-pos militer dan instansi pemerintah, yang mengorbankan banyak jiwa. Seperti: 

1. Penembakan pesawat 

Baca juga : Pilot Susi Air yang Disandera OPM Kondisinya Sehat

Pada Juni 2018, Kogoya memimpin penembakan terhadap pesawat Twin Otter milik Dimonim Air  dan Trigana Air yang mengangkut logistik Pilkada dan personil brimob. 

2. Penyanderaan 

Kogoya memimpin penyanderaan guru dan tenaga medis, di Distrik Mapenduma pada Oktober 2018.

3. Pembunuhan 

Penyekapan dan pembunuhan pekerja PT. Istaka Karya di Bukit Puncak Kabo pada Desember 2018.

4. Penyerangan 

Kogoya melakukan penyerangan pada Distrik Mugi, yang mengakibatkan tiga anggota TNI gugur pada Maret 2019. 

5. Penyerangan 

Pada 23 Agustus 2019, Kogoya bersama pasukannya, menghalau rombongan TNI di Danau Haberna. Akibatnya, dua prajurit dinyatakan gugur.

6. Pembakaran pesawat Susi Air 

Pada 7 Februari 2023, kelompoknya membakar pesawat Susi Air dan menyandera pilot Philip Mark Mehrtens hingga kurang lebih 1,5 tahun lamanya. 

Kepolisian mencatat sebanyak 65 kejahatan yang sudah dilakukan Egianus Kogoya dkk, sejak 2017. 

Ke-65 Kejahatan yang dilakukan Egianus Kogoya meliputi, 31 aksi penembakan, 16 aksi adu tembak, 8 aksi penyerangan, 3 aksi pembantaian dan 2 aksi pembakaran. 

Selain itu, Kogoya  juga melakukan 1 aksi pembunuhan, 1 aksi pemerkosaan, 1 aksi penganiayaan, 1 aksi pengancaman, dan 1 aksi penyanderaan pilot.

Meskipun dianggap sebagai pejuang kemerdekaan oleh sebagian orang Papua, aksi-aksi yang dilakukan Kogoya dan kelompoknya, menciptakan ketegangan yang tinggi antara OPM dan pemerintah Indonesia, memicu operasi militer yang lebih intensif dan meningkatkan dampak terhadap masyarakat sipil di Papua. (Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat