visitaaponce.com

TrainforestE, Edukasi Dini Hutan Hujan Tropis dan Pelestarian Lingkungan

KECINTAAN terhadap lingkungan harus ditumbuhkembangkan sejak dini pada generasi muda di saat kondisi degradasi lingkungan dan ancaman perubahan iklim. Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan mengembangkan TrainforestE (tropical rain forest education), sebuah program edukasi tentang hutan hujan tropis dan pelestarian lingkungan hidup bagi generasi muda.

TrainforestE adalah suatu program (aplikasi) pengembangan dari program gerakan Revolusi Hijau yang digalakkan Pemprov Kalsel hampir satu dekade terakhir. "Program ini bertujuan memberikan edukasi secara dini kepada siswa, mahasiswa dan masyarakat umum tentang pengertian hutan hujan tropis dan manfaatnya bagi kehidupan manusia dalam bentuk pembelajaran atau sekolah lapang," kata Kepala Dinas Kehutanan Kalsel Fatimatuzzahra, Selasa (8/10).

Program TrainforestE memberikan kesempatan bagi semua kalangan untuk mempelajari tentang hutan hujan tropis serta produksi bibit tanaman yang merupakan bagian integral dari peningkatan kualitas lingkungan hidup melalui penanaman dalam rangka  rehabilitasi hutan dan lahan.

Baca juga : Kota Denpasar Gencarkan Edukasi Pilah Sampah dari Sumber

"TrainforestE mendapat respon positif dari masyarakat, terlihat dari banyaknya sekolah maupun lembaga yang mengikuti program ini," ucap Fatimatuzzahra.

Edukasi dini tentang Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia (TH2TI) ini juga berhasil meraih Juara III Kalsel Inovasi Award 2024 dari Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kalsel beberapa waktu lalu. Melalui aplikasi TrainforestE masyarakat dikenalkan pada keberadaan TH2TI dan berbagai upaya pelestarian lingkungan seperti Revolusi Hijau yang digalakkan Pemprov Kalsel.

Bagaimana agar keberadaan TH2TI tidak hanya diketahui oleh ASN lingkup Pemprov dan warga sekitar, tapi juga bisa diketahui dan memberi manfaat bagi masyarakat secara luas. Bahkan dapat menjadi sumber pendapatan bagi Pemprov Kalsel melalui pemanfaatan TH2TI di luar program edukasi.

Baca juga : Indonesia Beberkan Keberhasilan Turunkan Emisi Karbon dan Deforestasi

Sarana edukasi dan penelitian

Keberadaan Taman Hutan Hujan Tropis Indonesia di kawasan perkantoran Pemprov Kalsel di Kota Banjarbaru seluas 90 hektare dan ditumbuhi lebih 50 ribu pohon beragam jenis ini dinilai sangat tepat sebagai sarana edukasi dan penelitian. Bahkan TH2TI di Kalsel disebut menjadi inspirasi konsep pembangunan kawasan Ibu Kota Negara (IKN) oleh pemerintah pusat di Kalimantan Timur.

"Sebagai sebuah bentuk hutan kota, TH2TI mengombinasikan keanekaragaman hayati yang tepat sebagai sarana edukasi agar semua orang ikut menjaga hutan dan lingkungan," tutur Fatimatuzzahra. 

Baca juga : Upaya Adaptif Mengatasi Perubahan Iklim

Kawasan ini juga cocok menjadi lokasi penelitian bagi perguruan tinggi terkait hutan hujan tropis. TH2TI terbagi dalam empat blok terdiri dari Blok I ditumbuhi tanaman peneduh Sengon dan jenis tanaman inti yang telah tertanam yaitu jenis Pelawan, Agathis, Kalangkala dan berbagai jenis tanaman unggulan dengan luas areal 20,47 hektare. Blok II seluas 9,90 hektare, dengan jenis tanaman peneduh Sengon dan Jabon, tanaman inti yang telah tertanam yaitu jenis Ulin (Eusideroxylon  zwagery), Anglai (Intsia bijuga) dan Kayu Manis.

Blok III seluas 37,98 hektare merupakan tanaman inti Meranti di bawah naungan tanaman peneduh Sengon (Paraserianthes falcataria) dan Jabon (Anthocephalus  cadamb). Blok IV berupa greenbelt dengan taman mahoni. Terdapat pula Hutan Pers Taman Spesies Endemik Indonesia yang diresmikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo ketika menghadiri puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2020 pada 9 Februari 2020.

Di kawasan ini juga berdiri Pusat Persemaian BPTH yang dilengkapi berbagai fasilitas modern seperti green house, rumah semai dan produksi, pelajar maupun masyarakat luas dapat belajar pembibitan dan budidaya tanaman.(M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat