visitaaponce.com

Desain Hunian dengan Kearifan Lokal Didukung di Wilayah Aceh

Desain Hunian dengan Kearifan Lokal Didukung di Wilayah Aceh
Ilustrasi pembangunan 3 juta rumah(Antara)

DESAIN hunian dengan kearifan lokal diusulkan Ketua Satuan Tugas (Satgas) Perumahan Hashim S. Djojohadikusumo agar diadaptasi di daerah. 

Sehingga, desain hunian dalam program 3 juta rumah yang diusung oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto tidak seragam.

"Saya minta desain rumah yang pembiayaannya didukung Bank BTN, desainnya harus sesuai kearifan lokal. Misalnya, di Aceh, maka desainnya harus sesuai dengan desain Aceh. Tapi kita mengerti di Aceh ada beberapa suku, sehingga mungkin suku Gayo beda desain rumahnya. Begitu pula desain untuk Toraja atau Bali yang disesuaikan dengan daerahnya, jangan dibuat seragam," tutur Hashim beberapa waktu lalu.

Hashim meminta Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) REI Aceh untuk mengadopsi arsitektur budaya lokal dalam desain rumah yang dibangun di daerahnya. 

“Tolong ya, rumah yang akan dibangun kedepan untuk mengadopsi arsitektur budaya lokal,” kata Hashim. 

Lebih lanjut Hashim memaparkan, program pembangunan tiga juta rumah mencakup penyediaan dua juta rumah di wilayah pedesaan dan satu juta unit hunian di kawasan perkotaan. 

"Saya mau sampaikan bahwa tiga juta rumah ini adalah per tahun, sehingga kalau satu periode (lima tahun) akan dibangun 15 juta rumah di seluruh Indonesia. Jika Tuhan menghendaki, Prabowo Subianto bisa dua periode, maka dalam 10 tahun sudah terbangun 30 juta rumah. Dan nantinya dilanjutkan oleh presiden penerusnya," kata Hashim. 

Dia menjelaskan, pembangunan dua juta rumah di pedesaan nantinya dilakukan oleh UMKM, koperasi, BUMdes, dan kontraktor desa dengan melibatkan masyarakat setempat, sehingga akan membuka lapangan kerja dan meningkatkan income per kapita nasional.

Adapun untuk penyediaan satu juta rumah di perkotaan, kata Hashim, program itu terbuka untuk swasta, termasuk pengembang anggota REI di seluruh daerah. 
“Pengembang swasta anggota REI silakan masuk, ini terbuka. Nantinya bisa diberdayakan aset-aset milik pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk dibangun apartemen, seperti di atas lahan milik PD Pasar Jaya di DKI Jakarta,” tutup Hashim. 

Menanggapi hal ini, Ketua DPD Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Aceh, Zulkifli HM Juned menyampaikan, kesediaan dan kesiapannya dalam mengadopsi budaya lokal dalam pembangunan hunian di Bumi Serambi Mekkah.

Menurutnya, pelaku usaha properti siap menjadi bagian untuk menyukseskan program 3 juta unit rumah. 

“Kami juga berkomitmen untuk mengadopsi kearifan lokal dalam pembangunan rumah di daerah," ucap Zulkifli.

Zulkifli mengatakan, pemanfaatan desain arsitektur hunian sesuai kearifan lokal diyakini dapat menaikkan minat calon konsumen terhadap hunian yang ditawarkan pengembang.

"Desain rumah yang mengadopsi kearifan lokal bisa lebih diterima oleh pasar. Tentunya kearifan lokal seperti yang dimaksud Ketua Satgas Perumahan juga disesuaikan dengan kondisi riil pasar yang ada sekarang," ucapnya.

Ketua Umum REI Joko Suranto mengapresiasi program tiga juta rumah per tahun sebagai suatu loncatan bagi industri perumahan nasional. Apalagi saat ini angka kekurangan (backlog) pasokan rumah yang tidak mengalami perubahan signifikan dalam satu dekade terakhir. 

“Program pengentasan kemiskinan, termasuk lewat penyediaan tiga juta unit hunian bagi masyarakat di pedesaan dan perkotaan sejalan dengan usaha mengentaskan backlog. REI berkomitmen mendukung program mulia ini,” ucap Joko Suranto yang juga ditunjuk sebagai Anggota Satgas Perumahan. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat