visitaaponce.com

Festival Alu Katentong dan Pacu Jawi Jadi Pariwisata Kebanggaan Nagari Padang Laweh

Festival Alu Katentong dan Pacu Jawi Jadi Pariwisata Kebanggaan Nagari Padang Laweh
Festival Alu Katentong dan Pacu Jawi, dua tradisi yang sarat makna budaya.(MI/Yose Hendra)


SUARA riuh alu yang bertalu-talu berpadu dengan sorak sorai penonton di sawah berlumpur Nunggadiang, Nagari Padang Laweh, Kecamatan Sungai Tarab, tempo hari. Festival Alu Katentong dan Pacu Jawi, dua tradisi yang sarat makna budaya, menjadi pusat perhatian dalam program "Satu Nagari Satu Event".

Di bawah terik matahari, para pemuda dan pemudi Nagari Padang Laweh menampilkan tari massal Alu Katentong dengan penuh semangat. Bukan sekadar tarian, gerakan alu yang dimainkan ini melambangkan gotong-royong dan harmoni masyarakat nagari. Semua penampilan di festival ini murni dilakukan oleh anak nagari, hasil kerja sama erat antara masyarakat lokal dan perantau.

"Biarlah tenaga dan uang kami habis, yang penting adat dan budaya nagari kami tetap lestari," tegas Wali Nagari Padang Laweh, Rahmat Febri Jeni Dt. Barah Bangso. Baginya, program ini adalah kesempatan emas untuk membangkitkan potensi adat sekaligus mempererat silaturahmi masyarakat, baik di ranah maupun di rantau.

Program ini tidak hanya menjadi panggung pelestarian budaya, tetapi juga menjadi medium regenerasi. Rahmat mengungkapkan bahwa dulunya hanya ada dua grup Alu Katentong di Nagari Padang Laweh. Kini, hampir setiap jorong memiliki grup sendiri. Semangat masyarakat, terutama generasi muda, tumbuh subur berkat dukungan penuh dari perantau melalui organisasi Ikatan Keluarga Padang Laweh (IKPL).

Ketua IKPL Padang Zulkarnaini, mengaku sangat mengapresiasi festival ini. "Sejak dulu, acara seperti ini belum pernah digelar di Nagari Padang Laweh. Ini luar biasa, dan kami siap terus mendukung," ujarnya.

Senada dengan itu, Hendrizal, perwakilan IKPL Palembang, menilai program ini sebagai langkah cerdas pemerintah daerah dalam melestarikan budaya sekaligus meningkatkan interaksi ekonomi masyarakat melalui transaksi dengan pengunjung.

Selain Alu Katentong, Pacu Jawi menjadi daya tarik utama. Tradisi unik ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga sarana membangun kebersamaan masyarakat. Sapi-sapi terbaik berlomba di sawah berlumpur, sementara penonton bersorak memberi semangat. Setiap momen menjadi bukti bagaimana tradisi mampu menghadirkan kebanggaan kolektif.

Dukungan Pemerintah Daerah
Bupati Tanah Datar, Eka Putra yang hadir membuka acara, memuji regenerasi budaya yang terjadi di Padang Laweh. "Generasi muda di sini telah belajar banyak dari para orang tua mereka. Ini adalah wujud nyata upaya melestarikan warisan nenek moyang," ucapnya.

Ia berharap festival ini terus dikembangkan dan menjadi inspirasi bagi nagari lain di Tanah Datar.

Di akhir acara, Bupati mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah berjibaku, mulai dari wali nagari, niniak mamak, bundo kanduang, hingga masyarakat lokal dan perantau. "Mari kita bersama menjaga dan melestarikan budaya yang menjadi identitas kita," tutupnya.

Festival ini bukan sekadar perayaan, tetapi simbol kekompakan masyarakat dalam menjaga adat dan budaya. Program "Satu Nagari Satu Event" di Padang Laweh membuktikan bahwa warisan nenek moyang mampu menjadi pilar kebanggaan dan daya tarik wisata berbasis budaya. Melalui semangat gotong-royong, Nagari Padang Laweh kini mengukir namanya sebagai penjaga tradisi Minangkabau yang terus hidup di hati generasi muda. (N-2)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat