visitaaponce.com

Australia Beri Travel Warning ke Bali Gara-Gara DBD, Ini Respons Pelaku Wisata

Australia Beri Travel Warning ke Bali Gara-Gara DBD, Ini Respons Pelaku Wisata
Sejumlah perempuan Bali membawa benda sakral dan bibit tanaman khusus untuk upacara keagamaan saat menyajikan pagelaran untuk wisatawan di Samsara Living Museum, Desa Jungutan, Karangasem, Bali, Jumat (6/12/2024).(Antara)

PELAKU pariwisata asal Legian, Bali, yang juga anggota DPRD Kabupaten Badung, Puspa Negara, menyebutkan, di penghujung tahun 2024 Bali mendapatkan dua travel warning sekaligus.

"Kami sebagai pelaku pariwisata menyatakan sangat prihatin sekaligus menyesal kenapa di akhir tahun atau di penghujung 2024 ini, Bali mendapatkan dua peringatan perjalanan sekaligus agar warganya yang datang ke Bali selalu berhati-hati karena beberapa faktor. Namun yang paling menyesal adalah kekhawatiran akan tertular virus DBD di Bali," ujarnya di Denpasar, Kamis (12/12). 

Menurut Puspa Negara, peringatan pertama datang dari salah satu publikasi Panduan Perjalanan di Amerika Serikat yang menyatakan Bali tidak layak dikunjungi tahun 2024. Peringatan ini berhubungan dengan masalah kemacetan, sampah, kriminalitas, dan sebagainya.

Peringatan ini sangat umum dan ini merupakan persoalan klasik di Bali. Saat ini pemerintah dan seluruh stakeholder pariwisata sedang berupaya untuk terus membenahi berbagai persoalan yang dihadapi Bali. 

Peringatan kedua yakni datang dari Pemerintah Australia. Peringatan tersebut dilakukan dan diumumkan atas kasus DBD yang menimpa warganya pascakunjungan ke Bali. Hingga saat ini masih dilakukan pengecekan identitas warga Australia tersebut dan lokasi RS tempatnya dirawat selama di Bali, agar segera dicari solusi bersama. Sebab, peringatan dari Pemerintah Australia tersebut terkesan terlalu prematur dan mengada-ada. Terlebih, DBD memang penyakit musiman di Indonesia sebagai daerah tropis. 

Terkait warning dari Pemerintah Australia atas kasus DBD yang menimpa warganya pascaberlibur di Bali, Puspa Negara mengimbau agar seluruh pemerintah lintas sektor, lintas instansi segera melakukan langkah-langkah serius. 

"Kita di Bali perlu introspeksi terutama unit Dispar Provinsi Bali dan kabupaten dan kota untuk bersikap dan melakukan langkah-langkah koordinatif dengan unit terkait. Kita tetap perlu ciptakan Bali sebagai destinasi yang sehat, aman, nyaman, dan safe, sekecil apapun kasus-kasus terkait DBD atau yang lainya," ujarnya.

Ia juga meminta agar seluruh usaha vila, hotel, restoran, agar tetap harus waspada pada setiap musim penghujan  yang biasanya selalu berpotensi munculnya kasus DBD.

Perlu ada langkah langkah strategis terkait pencegahan, hingga proteksi terhadap wisman baik di akomodasi maupun di objek destinasi, karena turis bisa saja terkena DBD di hotel, di restoran, atau di objek wisata. Jadi perlu ada sosialisasi yang lebih sejuk dan mendalam tentang hal ini pada pelaku pariwisata secara menyeluruh.

"Meskipun demikian terkait warning ini, kita tetap konsen dan harus melakukan upaya yang serius, sekaligus kita meyakini bahwa warga Australia akan tetap berkunjung ke Bali karena secara psikologis mereka sudah sangat familiar dengan Bali. Selanjutnya terkait warning ini kami berharap Disparda Bali segera berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi Bali dan kabupaten/kota terkait perkembangan kasus DBD di Bali, selanjutnya berkomunikasi dengan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terkait persoalan tersebut untuk langkah-langkah preventif dan penguatan public relation Bali," ujarnya. (OL/J-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri yuliani

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat