visitaaponce.com

Musim Tanam Mundur, Bulog belum Serap Gabah di Tingkat Petani

Musim Tanam Mundur, Bulog belum Serap Gabah di Tingkat Petani
Petani di Singaparna melakukan panen di bulan Februari dan kebutuhan gabah untuk sekarang masih belum melimpah, karena yang lain masih melakukan tanam hingga pengolahan lahan.(MI/Kristiadi)

PERUSAHAAN Umum Badan Urusan Logistik Cabang Ciamis, Jawa Barat, masih belum melakukan serapan gabah kering giling (GKG) di wilayah Priangan Timur untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional terutama produksi beras bagi masyarakat. Kebutuhah stok beras di wilayahnya masih mencukupi di gudang sebanyak 8.200 ton.

Kepala Perum Bulog Cabang Ciamis, Dadan Irawan Pinca mengatakan, serapan gabah di tingkat petani di Kabupaten Ciamis, Tasikmalaya, Pangandaran, Banjar, Garut dan Kota Tasikmalaya, untuk sekarang ini belum melakukan. Namun, untuk stok yang ada di 4 gudang masih mencapai 8.200 ton dan dipastikan serapan gabah antara bulan Maret lantaran musim tanam mundur.

"Serapan gabah kering giling di tingkat petani untuk sekarang belum melakukan tapi persiapan sudah dilakukan mengingat di bulan September 2024 musim tanam mundur dan memang ada sebagai mulai tanam. Akan tetapi, untuk serapan gabah di tingkat petani direncakanan dilakukannya di Bulan Maret dan April lantaran sekarang belum ada panen raya," katanya, Rabu (15/1/2025).

Ia mengatakan, serapan gabah akan dilakukan di berbagai daerah di tahun ini meski panen raya di tingkat petani masih belum melakukannya dan tentunya serapan gabah untuk memenuhi kebutuhan pangan termasuk masyarakat di Priangan Timur. Namun, sekarang ini masih banyak lahan persawahan belum melakukan panen dan Bulog masih memiliki stok beras yang ada mencapai 8.200 ton.

"Kami akan melakukan serapan gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) kepada para petani, karena harganya sekarang masih berada di angka Rp 6.500 per kg sampai Rp 7 ribu per kg untuk GKG, tapi jika di lapangan belum sesuai Perum Bulog akan mengolah dan membeli kebutuhan kepada Mitra penggilingan sesuai kualitas baru tapi memang di tingkat petani belum panen," ujarnya.

Sementara itu, seorang petani, Dadang, 49, mengatakan, hujan yang terjadi di berbagai daerah memang bagi petani ada sebagian sudah melakukan pengolahan dan tanam tapi yang lain dilakukan bulan November dan Desember 2024, karena musim tanam mundur. Namun, dengan kemunduran ini dipastikan panen raya di tingkat petani bisa dilakukan bulan April dan Mei 2025.

"Untuk kebutuhan gabah kering panen di tingkat petani sekarang ini masih di angka Rp7 ribu perkg dan gabah kering pungut seharga Rp 6.500 perkg. Akan tetapi, para petani ada sebagian sudah melakukan panen dan yang lainnya baru pengelolahan lahan hingga tanam," pungkasnya. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat