visitaaponce.com

Mendiktisaintek Pemerintah Beri Kebebasan Kampus untuk Riset

Mendiktisaintek: Pemerintah Beri Kebebasan Kampus untuk Riset
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi usai menghadiri pelantikan rektor ITB, di Bandung, Senin (20/1).(MI/Bayu Anggoro)

PEMERINTAH akan memberikan keleluasaan bagi kampus dalam mengembangkan riset terutama yang dibutuhkan untuk menjawab berbagai persoalan. Ini menjadi salah satu komitmen dari pemerintah dalam mendukung pengembangan lembaga pendidikan tersebut. 

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Satryo Soemantri Brodjonegoro menjelaskan, pihaknya akan mendukung penuh setiap riset dan kajian yang dilakukan kampus. "Kami tidak akan membatasi riset (perguruan tinggi). Akan diberikan kewenangan dan otonomi luas sehingga mereka lebih berkarya dalam mengembangkan riset," katanya usai menghadiri pelantikan rektor Institut Teknologi Bandung periode 2025-2030, di kampus ITB, Kota Bandung,  Senin (20/1).

Sebagai contoh, menurutnya kampus akan diberi kebebasan dalam memilih riset yang akan dilakukan. "Misal untuk swasembada pangan, silakan jika ITB ingin riset ke situ. Untuk (riset) air, hilirisasi industri, energi, silakan mereka yang mendesain programnya seperti apa," katanya. 

Tak hanya itu, menurutnya perguruan tinggi termasuk milik negara pun diberi kebebasan dalam berkolaborasi dengan pihak lain terkait riset tersebut. "Yang penting bagaimana mereka bisa mengembangkan potensi-potensinya untuk kemajuan negara," katanya. 

Satryo optimistis dengan kemampuan perguruan tinggi di Indonesia terutama yang sudah memiliki pengalaman seperti ITB. "Ahli-ahli di kita banyak.  Tinggal bagaimana dalam penerapan setiap rekomendasi," katanya. 

Rektor ITB, Prof. Tatacipta Dirgantara, mengatakan, tantangan saat ini bergerak semakin cepat. "Saat ini ilmu teknologi cepat usang. Hari ini bisa jadi teknologi terbaru, tapi besok bisa tidak terpakai karena ada penemuan baru," katanya. 

Oleh karena itu, menurutnya dibutuhkan sumber daya manusia yang mampu beradaptasi, salah satunya dengan terus melakukan riset dan inovasi. "Untuk perubahan iklim, polusi, hilangnya keanekaragaman hayati, ekonomi hijau, semuanya perlu penyelesaian berkelanjutan," katanya. 

Maka dari itu, dia memastikan ITB siap berkolaborasi dengan siapapun sehingga bisa menemukan solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi. "ITB telah menyusun induk pengembangan 2025-2030. Saya membayangkan di 2030 itu mengintegerasikan pendidikan, penelitian, pengabdian masyarakat,  kewiraushaan dan inovasi multidisiplin. Saya yakin jika bersama-sama akan mencapai titik itu," terangnya. (S-1) 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Denny parsaulian

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat