Sejarah Wheelchair Tennis Alias Tenis Kursi Roda yang Dipertandingkan di Paralimpiade
TENIS kursi roda atau wheelchair tennis menjadi salah satu cabang olahraga yang diperlombakan di Paralimpiade Paris 2024. Mengenal sejarahnya, olahraga ini mulai ada pada 1976 silam.
Pencetusnya ialah mantan pemain ski Amerika Serikat Brad Parks. Dia mengalami lumpuh setelah kecelakaan saat bermain ski gaya bebas.
Brad dan sesama pasien lumpuh lainnya Jeff Minnebraker memutuskan untuk mencoba tenis di kursi roda sebagai bagian rehabilitasi.
Baca juga : 28 Atlet Indonesia Siap Ikuti Paralimpiade Paris 2024
Brad dan Jeff kemudian bersama-sama mengembangkan olahraga tersebut. Mulanya, upaya mereka diragukan namun lambat laun menarik minat sesama penyandang disabilitas lainnya.
Mereka kemudian membuat turnamen kecil-kecilan yang kemudian berkembang ke beberapa kota.
Olahraga tersebut kemudian berkembang di mancanegara pada 1980-an ketika Prancis menjadi negara pertama di Eropa yang mengadakan program tenis kursi roda khusus.
Baca juga : Zverev Bantu Jerman Unggul 3 Set Terhadap Polandia dalam Pertandingan United Cup
Olahraga ini kemudian pertama kali dipertandingkan di Paralimpiade Barcelona 1992.
Aturan mainnya jelas sedikit berbeda dengan tenis konvensional meski tidak ada modifikasi pada ukuran lapangan, raket, atau bola tenis.
Perbedaan utamanya adalah kursi roda yang dirancang khusus dan aturan dua pantulan. Bola boleh memantul maksimal dua kali sebelum dipukul lawan.
Di level profesional, ada tiga kategori yang dipertandingkan yaitu putra, putri, dan quad serta setiap nomor memiliki turnamen tunggal dan ganda.
Bak tenis konvensional, tenis kursi roda juga memiliki ajang grand slam yaitu Australia Terbuka, Roland Garros, Wimbledon, dan AS Terbuka. (Z-6)
Terkini Lainnya
Boccia Indonesia Memukau Dunia di Paralimpiade Paris 2024
Raih Posisi Empat di Paralimpiade 2024, Sriyanti Masih Semangat Kejar Prestasi
Pecahkan Rekor Pribadi 200 Meter T37, Saptoyoga Gagal Rebut Medali
Atlet Parabadminton Leani Ratri Ungkap Pentingnya Dukungan Keluarga
Paralimpiade 2024, Indonesia Lampaui Target dengan 14 Medali
Raih Perak, Atlet Paraatletik Evi Tiarani Tuai Pujian
Seniman Ini Ubah Bola Tenis Menjadi Furnitur Unik
Laga Tenis Eksebisi Antara Luna Maya dan Eugenie Bouchard Disaksikan Ribuan Penggemar
Jannik Sinner Juara AS Terbuka
Aryna Sabalenka Sebut Gelar AS Terbuka 2024 Sangat Istimewa
Akan Hadapi Eugenie Bouchard, Luna maya Mengaku Gugup
Kalahkan Iga Swiatek, Jessica Pegula Melaju ke Semifinal AS Terbuka
Krisis Mental Remaja: Tantangan Terlupakan
Man of Integrity Faisal Basri dan Hal-Hal yang belum Selesai
PRT, Paus, dan Pancasila
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap