Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei Tewas Dibakar Mantan Kekasih
Atlet Olimpiade Uganda Rebecca Cheptegei meninggal dunia beberapa hari setelah disiram bensin dan dibakar oleh mantan pacarnya.
Pelari maraton berusia 33 tahun yang tampil di Olimpiade Paris itu menderita luka bakar parah setelah serangan yang dilakukan pacarnya pada Minggu lalu.
Pihak berwenang di Kenya barat laut, tempat Cheptegei tinggal dan berlatih, mengatakan bahwa dia menjadi sasaran setelah pulang dari gereja bersama kedua putrinya.
Baca juga : Pelari Uganda Joshua Cheptegei Pecahkan Rekor Olimpiade
Ayahnya, Joseph Cheptegei, mengatakan bahwa dia telah kehilangan seorang putri yang sangat mendukungnya. Rekan atlet Uganda James Kirwa memberi tahu BBC tentang kemurahan hatinya dan bagaimana dia telah membantu pelari lain secara finansial.
Sebuah laporan yang diajukan oleh administrator lokal menuduh atlet dan mantan pasangannya telah berebut sebidang tanah. Polisi mengatakan penyelidikan sedang dilakukan.
Cheptegei dikatakan telah membeli sebidang tanah di daerah Trans Nzoia dan membangun rumah agar dekat dengan pusat pelatihan atletik elite Kenya.
Baca juga : Atlet Uganda Benjamin Kiplagat Ditemukan Tewas di Kenya
Serangan terhadap perempuan telah menjadi perhatian utama di Kenya. Pada 2022, setidaknya 34% perempuan mengatakan bahwa mereka telah mengalami kekerasan fisik, menurut survei nasional.
"Tragedi ini merupakan pengingat yang jelas tentang kebutuhan mendesak untuk memerangi kekerasan berbasis gender, yang semakin marak bahkan di kalangan atlet elite," kata Menteri Olahraga Kenya Kipchumba Murkomen.
"Ini sangat menyedihkan. Lebih menyedihkan lagi karena ini bukan pertama kalinya komunitas atletik kehilangan atlet wanita yang luar biasa karena kekerasan dalam rumah tangga," tulis atlet Olimpiade Inggris Eilish McColgan di X.
Baca juga : Chemutai, Atlet Putri Uganda Pertama yang Raih Medali Emas Olimpiade
Mantan pacar Cheptegei juga dirawat di rumah sakit di Eldoret tetapi dengan luka bakar yang tidak terlalu parah. Ia masih dalam perawatan intensif tetapi kondisinya "membaik dan stabil", kata Dr. Owen Menach dari rumah sakit Moi. (BBC/M-3)
Terkini Lainnya
Perempuan Didorong Fokus Berkarya dan Abaikan Cemoohan
Menteri PPPA Dorong Penghargaan untuk Pekerjaan Rumah Tangga
Pembangunan Berkelanjutan Harus Perhatikan Hak Perempuan
Sudah Diputar di Festival Film Bergengsi Dunia, ‘Kado’ Mulai Tayang di Bioskop Online
Imane Khelif tidak Pusingkan Kontroversi
Duh! Ibu Dipenjara karena Tentang Reunifikasi Anak dan Pelaku Kejahatan Seksual
Jaksa Wilayah Los Angeles Tidak Ajukan Tuntutan Terhadap Skai Jackson Terkait Dugaan Kekerasan
Prabowo dan Diplomasi Good Neighbors Policy di ASEAN
Biodiesel Sawit dan Ancaman Deforestasi
Sensasi Indonengslish Vs Pemajuan Kebudayaan
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap