Mengenal Powerlifting atau Para Angkat Berat di Paralimpiade
ANGKAT berat merupakan salah satu cabang olahraga yang paling cepat berkembang di Paralimpiade. Menurut catatan Komite Paralimpiade Internasional, cabor para powerlifting kini berkembang di hampir 100 negara.
Meski angkat beban debut di Paralimpiade Tokyo pada 1964, olahraga ini baru pertama kali masuk sebagai sebagai cabang olahraga Paralimpiade pada 1984.
Awalnya, cabang olahraga angkat beban hanya diperuntukkan bagi atlet pria yang mengalami cedera tulang belakang tetapi pada tahun-tahun berikutnya olahraga ini juga mulai mengikutsertakan kelompok penyandang disabilitas lainnya.
Baca juga : Tim Boccia Indonesia Potensial Tambah Medali di Paralimpiade
Secara aturan main, terdapat perbedaan dengan angkat berat konvensional. Para angkat berat menampilkan atlet yang melakukan dead bench press yaitu gerakan mengangkat beban dimulai dari dada dengan posisi terbaring.
Atlet yang menerima beban dengan jarak lengan, menurunkannya ke dada dan menahannya sebelum mendorongnya kembali ke atas.
Gerakan krusialnya yaitu ketika harus menahan beban di dada agar tidak bergerak lalu mendorongnya ke atas hingga sejajar lengan dengan siku terkunci. Atlet diberi tiga kali kesempatan dan pemenangnya adalah yang mengangkat beban dengan jumlah tertinggi.
Baca juga : Leli Marlina Petik Pelajaran Berharga di Paralimpiade 2024
World Para Powerlifting, di bawah Komite Paralimpiade Internasional, bertindak sebagai federasi internasional untuk olahraga tersebut dan berpusat di Bonn, Jerman.
Cabor ini terbuka untuk atlet pria dan wanita dengan delapan gangguan fisik yang memenuhi syarat dan atlet berkompetisi dalam satu kelas olahraga di 10 kategori berat yang berbeda per jenis kelamin.
Kompetisi utama meliputi Paralimpiade yang diadakan setiap empat tahun, Kejuaraan Dunia dua tahunan, Kejuaraan regional tiga tahunan, dan acara Piala Dunia, dan Grand Prix yang digelar setiap tahun.
Baca juga : Sejarah Wheelchair Tennis Alias Tenis Kursi Roda yang Dipertandingkan di Paralimpiade
Atlet bertanding dengan berbaring di bench yang panjangnya 2,1 meter. Lebar bangku adalah 61 cm dan menyempit menjadi 30 cm di area kepala. Ketinggian bench bervariasi antara 48 dan 50 cm.
Adapun kelas pertandingan untuk para atlet pria bervariasi mulai dari 49kg, 54kg, 59kg, 65kg, 72kg, 80kg, 88kg, 97kg, 107kg, hingga +107kg. Adapun atlet wanita berkompetisi pada divisi 41kg, 45kg, 50kg, 55kg, 61kg, 67kg, 73kg, 79kg, 86kg, dan +86kg.
(Dhk)
Terkini Lainnya
Paralimpiade 2024: Wakil Terakhir Indonesia Sriyanti Tanding Malam Ini
Raih Posisi Empat di Paralimpiade 2024, Sriyanti Masih Semangat Kejar Prestasi
Pecahkan Rekor Pribadi 200 Meter T37, Saptoyoga Gagal Rebut Medali
Atlet Parabadminton Leani Ratri Ungkap Pentingnya Dukungan Keluarga
Paralimpiade 2024, Indonesia Lampaui Target dengan 14 Medali
Raih Perak, Atlet Paraatletik Evi Tiarani Tuai Pujian
Karisma Evi Tak Menyangka Berhasil Menyabet Perak
Pemerintah Harus Atasi Turunnya Jumlah Kelas Menengah
Prabowo dan Diplomasi Good Neighbors Policy di ASEAN
Biodiesel Sawit dan Ancaman Deforestasi
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap