visitaaponce.com

Mengenal Powerlifting atau Para Angkat Berat di Paralimpiade

Mengenal Powerlifting atau Para Angkat Berat di Paralimpiade
Lifter putri Indonesia Ni Nengah Widiasih mengangkat beban pada kelas 45 kg ASEAN Para Games 2023.(ANTARA/ZABUR KARURU)

ANGKAT berat merupakan salah satu cabang olahraga yang paling cepat berkembang di Paralimpiade. Menurut catatan Komite Paralimpiade Internasional, cabor para powerlifting kini berkembang di hampir 100 negara.

Meski angkat beban debut di Paralimpiade Tokyo pada 1964, olahraga ini baru pertama kali masuk sebagai sebagai cabang olahraga Paralimpiade pada 1984.

Awalnya, cabang olahraga angkat beban hanya diperuntukkan bagi atlet pria yang mengalami cedera tulang belakang tetapi pada tahun-tahun berikutnya olahraga ini juga mulai mengikutsertakan kelompok penyandang disabilitas lainnya.

Baca juga : Tim Boccia Indonesia Potensial Tambah Medali di Paralimpiade

Secara aturan main, terdapat perbedaan dengan angkat berat konvensional. Para angkat berat menampilkan atlet yang melakukan dead bench press yaitu gerakan mengangkat beban dimulai dari dada dengan posisi terbaring.

Atlet yang menerima beban dengan jarak lengan, menurunkannya ke dada dan menahannya sebelum mendorongnya kembali ke atas.

Gerakan krusialnya yaitu ketika harus menahan beban di dada agar tidak bergerak lalu mendorongnya ke atas hingga sejajar lengan dengan siku terkunci. Atlet diberi tiga kali kesempatan dan pemenangnya adalah yang mengangkat beban dengan jumlah tertinggi.

Baca juga : Leli Marlina Petik Pelajaran Berharga di Paralimpiade 2024

World Para Powerlifting, di bawah Komite Paralimpiade Internasional, bertindak sebagai federasi internasional untuk olahraga tersebut dan berpusat di Bonn, Jerman.

Cabor ini terbuka untuk atlet pria dan wanita dengan delapan gangguan fisik yang memenuhi syarat dan atlet berkompetisi dalam satu kelas olahraga di 10 kategori berat yang berbeda per jenis kelamin.

Kompetisi utama meliputi Paralimpiade yang diadakan setiap empat tahun, Kejuaraan Dunia dua tahunan, Kejuaraan regional tiga tahunan, dan acara Piala Dunia, dan Grand Prix yang digelar setiap tahun.

Baca juga : Sejarah Wheelchair Tennis Alias Tenis Kursi Roda yang Dipertandingkan di Paralimpiade

Atlet bertanding dengan berbaring di bench yang panjangnya 2,1 meter. Lebar bangku adalah 61 cm dan menyempit menjadi 30 cm di area kepala. Ketinggian bench bervariasi antara 48 dan 50 cm.

Adapun kelas pertandingan untuk para atlet pria bervariasi mulai dari 49kg, 54kg, 59kg, 65kg, 72kg, 80kg, 88kg, 97kg, 107kg, hingga +107kg. Adapun atlet wanita berkompetisi pada divisi 41kg, 45kg, 50kg, 55kg, 61kg, 67kg, 73kg, 79kg, 86kg, dan +86kg.

(Dhk)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Budi Ernanto

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat