visitaaponce.com

79 Tahun TNI, Transisi Kepemimpinan dan Tekad untuk Indonesia Emas

79 Tahun TNI, Transisi Kepemimpinan  dan Tekad untuk Indonesia Emas
Ilustrasi MI(MI/Duta)

BERLIKUNYA perjalanan sejarah TNI yang terus mengambil peran penting dan strategis di negeri ini selalu menarik untuk dibahas. TNI selalu hadir dalam setiap perubahan besar bangsa Indonesia. Mulai dari perjuangan melawan penjajah, mempertahankan kemerdekaan, mengatasi berbagai pemberontakan di dalam negeri, hingga mengawal reformasi yang pada akhirnya berpisah dari Polri, serta mengatur ulang tatanan tugas melalui Undang-Undang No 34/2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (TNI), 6 tahun setelah reformasi.

Namun, satu hal yang tidak berubah ialah komitmen TNI untuk selalu berada di garis terdepan menjaga keutuhan dan persatuan bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman dan perbedaan sebagai anugerah Tuhan. Bagian penting lainnya ialah konsistensi TNI sudah sangat teruji dalam menjaga ideologi Pancasila dan UUD 1945, sehingga tetap utuh dan kuat sebagai landasan dasar dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

Baca juga : 5 Cara Menarik Merayakan Hari Kesaktian Pancasila yang Penuh Makna

TNI masa kini

TNI terus mengalami proses regenerasi. Organisasi TNI saat ini dipimpin oleh angkatan 90-an yang rata-rata lahir antara tahun 1967 sampai tahun 1980. Realitas ini menunjukkan bahwa telah terjadi regenerasi di tubuh TNI, di mana para perwira yang mengawakinya adalah generasi X dan Y. Jika diurutkan lagi sampai ke tingkat perwira pertama dan perwira menengah, mereka adalah generasi milenial dan generasi Z.

Proses regenerasi merupakan sebuah keharusan karena masa dinas TNI dibatasi oleh pensiun. Namun, yang lebih penting ialah terjadinya perubahan karakter kepemimpinan dan etos kerja para prajurit yang mengawaki TNI. Arus globalisasi mengharuskan seluruh prajurit TNI melakukan adaptasi dan reorientasi terhadap perubahan yang tidak bisa dibendung tersebut. Namun, norma-norma dasar keprajuritan tetap perlu dipertahankan dan dipegang teguh.

Baca juga : Sinar Mas Digital Day 2024: Dorong Inovasi Transformasi Digital Menuju Indonesia Emas 2045

Konflik-konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia seperti perang Rusia-Ukraina, sengketa Laut China Selatan, dan konflik Israel dengan beberapa kelompok pejuang serta negara di Timur Tengah telah menciptakan ketegangan global yang berdampak pada ketidakstabilan ekonomi, kelangkaan energi dan ketersediaan pangan. Menyikapi hal tersebut, TNI selalu mengacu pada kebijakan politik yang diambil oleh pemerintah dan akan mengawal setiap langkah yang dilakukan pemerintah.

Penguatan sumber daya manusia dan alutsista TNI harus dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan kepercayaan diri bangsa Indonesia dan menghadirkan deterrent effect bagi negara lain yang berniat mengganggu kedaulatan bangsa Indonesia.

 

Baca juga : JAPFA Berkolaborasi dengan PKGK UI untuk Studi Kecukupan Gizi Anak Indonesia

Bekal kepercayaan rakyat

Selama beberapa tahun terakhir, survei selalu menunjukkan bahwa kepercayaan publik terhadap TNI terus terjaga pada peringkat tertinggi. Kepercayaan rakyat ini tentu merupakan buah dari perjuangan dan kerja keras TNI dalam keikutsertaannya membangun bangsa. Kehadiran TNI di tengah masyarakat dalam berbagai kondisi sangat mungkin menjadi faktor utama tingginya kepercayaan publik terhadap TNI.

Tingginya kepercayaan publik tersebut bukan hanya sebuah kebanggaan, tetapi juga menjadi tantangan agar TNI selalu berbenah diri, memperbaiki kesalahan, meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dan memaksimalkan kualitas pengabdian. TNI juga harus semakin profesional membangun kekuatan dirinya agar lebih siap menghadapi ancaman global yang penuh ketidakpastian. Kemanunggalan TNI dengan rakyat akan selalu dikuatkan karena pada hakikatnya TNI adalah ‘anak kandung’ rakyat yang berasal dari rakyat, mengabdi untuk rakyat, dan pada akhirnya kembali kepada rakyat di akhir masa baktinya.

Baca juga : 1 dari 3 Remaja Indonesia Miliki Masalah Kesehatan Mental

 

Mengawal transisi kepemimpinan

Kondusifnya situasi pasca-Pemilu 2024 menjadi catatan tersendiri bagi TNI. Kedewasaan rakyat berdemokrasi juga menjadi salah satu kunci utama dalam pencapaian situasi kondusif dalam Pemilu 2024. Kondusivitas tersebut tentu harus terus dijaga hingga pelaksanaan transisi kepemimpinan nasional yang tinggal menghitung hari.

Peringatan hari ulang tahun ke-79 TNI pada 5 Oktober 2024 secara besar-besaran di Silang Monas, Jakarta, sekaligus menunjukkan kepada rakyat Indonesia tentang kesiapan TNI dalam mengawal transisi kepemimpinan bangsa Indonesia.

Di samping itu, peringatan HUT ke-79 TNI juga sebagai representasi kemajuan TNI di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan kinerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang juga merupakan presiden terpilih.

Transisi kepemimpinan bangsa Indonesia harus bebas dari gejolak dan intrik-intrik yang mengganggu kondusivitas negara yang tercipta selama ini. Bagi TNI, transisi kepemimpinan bangsa tanpa gejolak adalah sebuah momen yang harus terjaga baik dan mesti menjadi tradisi demokrasi panutan serta ciri khas bangsa Indonesia yang mencintai perdamaian.

 

Tantangan TNI masa kini

Pasal 7b Undang-Undang No 34/2004 tentang TNI secara spesifik menjabarkan tugas TNI dalam dua kategori, yaitu tugas operasi militer perang (OMP) dan operasi militer selain perang (OMSP). Namun, pada implementasinya, TNI masih belum bisa utuh dan mandiri menyelenggarakan tugas-tugas tersebut. Belum adanya aturan pelaksana yang jelas dari setiap tugas yang termaktub dalam Pasal 7b menyebabkan pengerahan kekuatan TNI dalam setiap tugas OMSP yang dilaksanakan belum dinaungi oleh ketentuan penganggaran yang jelas.

Sejauh ini, TNI selalu hadir paling depan dalam setiap upaya mengatasi persoalan bangsa. Kecepatan TNI hadir paling depan ini adalah panggilan jiwa dan tanggung jawab moral untuk mengatasi kesulitan rakyat di sekelilingnya. Namun, kekosongan payung hukum sering kali menjadi penghambat kelancaran pelaksanaan tugas tersebut karena bermuara pada ketidakterdukungan anggaran dari negara.

Hal ini terjadi di hampir semua tugas yang diamanatkan Pasal 7b UU TNI, kecuali tugas pengamanan presiden dan wakil presiden yang dilaksanakan Paspampres. Oleh karena itu, menjadi tugas dan tanggung jawab para pejabat hukum di TNI untuk menjabarkan semua tugas pokok TNI khususnya tugas OMSP dengan aturan pelaksanaan yang memadai.

Tantangan lain bagi TNI saat ini ialah modernisasi alutsista TNI. Berbagai upaya modernisasi alutsista pertahanan telah dilakukan oleh negara untuk menjadikan TNI sebagai kekuatan militer utama di kawasan Asia. Modernisasi alutsista ini harus ditopang dengan penguatan dan peningkatan industri pertahanan di dalam negeri. Konsep smart defense yang berfokus pada penggunaan teknologi terkini meliputi penggunaan drone, artificial intelligence, dan penguatan siber dalam operasi menjadi sangat penting untuk memperkuat TNI dalam menghadapi ancaman yang akan timbul.

Akhirnya, kita semua berharap melalui momentum HUT ke-79 ini, TNI akan semakin modern dan bersama dengan rakyat mengawal suksesi kepemimpinan nasional untuk Indonesia maju.

Dirgahayu TNI.

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat