ICWA Kolaborasi dalam Melaksanakan Polugri

PADA tanggal 16 Januari 2025 Menteri Luar Negeri Sugiono telah mengukuhkan kepengurusan Indonesian Council on World Affairs (ICWA). Pengukuhan kepengurusan itu menandai reaktifikasi organisasi yang didirikan oleh Menlu Ali Alatas dan Menparpostel Joop Ave pada 2 Desember 1997 tersebut.
Akibat covid-19, sejak Mei 2020 kegiatan ICWA terhenti. Sebelumnya, ICWA berhasil menorehkan warisan berupa serangkaian kegiatan diplomatik, yakni peluang bagi sejumlah kepala negara/pemerintahan (presiden/PM) maupun menlu negara sahabat yang berkunjung ke Indonesia untuk menyampaikan statement/speech dengan menghadirkan korps diplomatik di Jakarta, para pengusaha, dan akademisi. Kumpulan statement/speech tersebut telah dihimpun dalam buku Into The New World sejak 2010.
Dalam perkembangannya sejak 1997 hingga akhir 2019 keanggotaan ICWA telah meluas. Anggotanya terus bertambah dari berbagai unsur. Selain para mantan diplomat, ada kalangan pengusaha, akademisi, TNI, dan Polri yang berkecimpung dalam bidang hubungan luar negeri.
Politik luar negeri (Polugri) didefinisikan sebagai suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam rangka hubungan dengan dunia internasional untuk mencapai tujuan nasional sebagaimana tertulis dalam Pembukaan UUD 1945. Bunyinya, "Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial." (Alinea IV Pembukaan UUD 1945).
Definisi tersebut sejalan dengan pengertian politik luar negeri yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (2) UU Nomor 37/1999 tentang hubungan luar negeri. Bunyinya sebagai berikut, "Politik luar negeri adalah kebijakan, sikap, dan langkah pemerintah RI yang diambil dalam melakukan hubungan dengan negara lain, organisasi internasional, dan subjek hukum internasional lain dalam rangka menghadap masalah internasional guna mencapai tujuan nasional."
Sebagaimana dinyatakan dalam anggaran dasarnya, ICWA bertujuan memajukan kerja sama antarbangsa dengan menyediakan suatu forum diskusi guna membahas dan menganalisa politik, ekonomi, budaya, strategi, dan masalah iptek internasional.
Yang paling dirasakan oleh para pelaku dan pengamat hubungan internasional adalah kehadiran ICWA akan meningkatkan pemahaman masyarakat Indonesia mengenai pentingnya masalah dan kecenderungan dunia yang memengaruhi Indonesia sebagai nation-state dalam tataran dunia yang global (globalized world) serta menyebarkan informasi tentang kebijakan luar negeri Indonesia maupun hubungan antarnegara.
Dengan demikian, tujuan ICWA sangat searah dengan Polugri RI yaitu meningkatkan kepedulian masyarakat Indonesia akan pentingnya berbagai kecenderungan dan isu-isu dunia, yang dapat berpengaruh terhadap Indonesia sebagai suatu negara di dalam era globalisasi dunia dan menyebarluaskan informasi tentang politik luar negeri dan hubungan antarbangsa.
Dalam banyak peristiwa, keterangan yang disampaikan pemerintah perlu disebarkan dan diwacanakan melalui organisasi yang berkaitan hubungan internasional seperti ICWA ini. Dengan demikian akan lebih berhasil guna karena akan mencapai hasil yang maksimal.
Relevan dengan tantangan masa kini
Sebagaimana diketahui, informasi yang cepat dan akurat adalah kunci suksesnya suatu misi. Saat ini, puluhan informasi palsu beredar setiap saat melalui sarana media sosial.
Berita yang benar dan akurat bercampur dengan hoaks atau gosip dan menyebar dengan sangat cepat dan tak terkendali. Karena terkait erat dengan hak publik memanfaatkan media sosial, penyebaran hoaks menjadi sulit ditangkal. Satu-satunya langkah yang cukup efektif menangkal hoaks ialah kesigapan merespons berita bohong itu dengan menyebarluaskan berita yang benar dan informasi yang akurat.
Kehadiran ICWA juga dirasakan semakin relevan pada saat masyarakat internasional menunggu respons cepat dan tepat dari Indonesia. Beberapa isu internasional memerlukan perhatian bersama.
Pada saat yang sama perhatian dunia kepada Indonesia juga semakin bertambah besar, yaitu kepemimpinan Indonesia pada ASEAN. Belum lagi perlu antisipasi rencana kedatangan Sekjen PBB ke Indonesia akhir Oktober 2025 ini. Di luar itu, Indonesia perlu memanfaatkan beberapa momentum penting, seperti peringatan KAA (18 April 2025) dan lahirnya GNB (1 September 2025).
Semangat untuk membuat ICWA langsung bekerja bertambah besar. Pada hari pengukuhan kepengurusan ICWA, para pengurus ICWA telah berkumpul dan merancang program kerja. Beberapa komponen masyarakat mewakili akademisi, pengamat politik, bahkan para pebisnis telah menyatakan minatnya untuk bekerja sama dengan ICWA.
Beberapa isu yang di-highlight para anggota ICWA antara lain peranan dan kepemimpinannya pada ASEAN, persiapan dan pelaksanaannya sebagai anggota baru BRICS, Indonesia juga akan menjadi ketua dan tuan rumah kelompok D-8 (Development 8) meneruskan keketuaan Mesir tahun 2024.
Metode
Sesuai dengan akta pendirian ICWA, beberapa metode akan dilakukan, baik yang bersifat lokal maupun internasional. Seperti melalui seminar, forum group discussion (FGD), podcast dengan mengundang ahli selaku narasumber. Di sini yang digarisbawahi adalah penekanan pada inter-active discussion dengan melibatkan level of expertise and experience.
Harapan besar dari Menlu Sugiono tentang ICWA sangat beralasan. Pengukuhan kepengurusan merupakan suatu momen untuk merevitalisasikan kembali ICWA pada diplomasi Indonesia di tengah-tengah situasi dunia yang begitu dinamis.
"Diplomasi Indonesia diharapkan mampu dan aktif menjadi navigator, khususnya dalam mencapai program-program Pemerintah RI ke depan yang kita kenal dengan Visi Indonesia Emas 2045. Oleh karena itu kami menyadari bahwa peran diplomasi Indonesia ini bukan merupakan peran yang dapat dilakukan sendirian dan harus lebih bersifat aktif, inklusif, dan bold, lebih berani," kata Sugiono.
Menurut Menlu RI, langkah tersebut merupakan suatu terobosan yang harus dilakukan, dalam rangka meningkatkan peran Indonesia di pentas diplomasi dunia.
Dengan pesan dan semangat yang disampaikan Menlu Sugiono di atas dan dengan telah dilanjutkannya kembali kerja sama dengan Kementerian Luar Negeri, ICWA diharapkan dapat memenuhi yang diharapkan oleh para pendirinya, yaitu terjalin saling pengertian dan saling bekerja sama secara internasional di antara negara-negara dan bangsa-bangsa di dunia.
Akhirul kalam, saya kutip harapan Menlu Sugiono tentang ICWA, "Semoga ICWA terus berkembang menjadi besar dan menjadi mitra strategis dari Kementerian Luar Negeri untuk kegemilangan sebuah bangsa dan negara."
Terkini Lainnya
Relevan dengan tantangan masa kini
Metode
Indonesia Gabung BRICS, Kemhan Tegaskan Politik Luar Negeri Bebas Aktif
Perjanjian Internasional Buka Jalan Investasi ke Indonesia
NasDem Dukung Indonesia Bergabung dengan BRICS
Lima Arah Kebijakan Luar Negeri Ganjar-Mahfud
Universitas Pancasila Kembangkan Dialog Pembumian Pancasila
Ketika Menhan AS Beretorika
Alternating Family dan Perkembangan Keluarga Generasi Z
Hilangnya Kejujuran
Proyek Genom Manusia, Pedang Bermata Dua
Kebijakan Imperialisme Trump
Penyehatan Tanah untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap