visitaaponce.com

Jangan Ketinggalan Kapal ke Paris

Jangan Ketinggalan Kapal ke Paris!
(Dok. JF3 2024)

“IDEALISME bukan ditinggalkan, tapi disesuaikan. Misalnya, di sini kami biasanya main (motif) daun ramai, sana-sini, karena biasa di pasar Indonesia ibu-ibu suka yang stunning. Nah, kita dibukakan cara pandang yang simpel… di sana (Eropa) satu daun aja cukup,” kata pendiri label Arae, Khoirunisa Pulungan, seusai peragaan koleksinya di show Pintu Incubees x Ecole Duppere Paris by Pintu Incubator x Ecole Duppere Paris yang berlangsung dalam JF3 Fashion Festival 2024, Rabu (31/7), di Summarecon Mall Serpong, Tangerang.

Koleksi Arae di peragaan itu seluruhnya berupa pakaian pria dengan gaya kasual cenderung leisure, yang terdiri atas kemeja, celana pendek, celana panjang longgar, dan sarung lilit. Warna yang digunakan mulai offwhite, biru gelap, hijau keabuan, hingga cokelat gelap. Untuk penempatan motif dedaunan, ada yang hanya pada setengah busana kemudian dipadukan dengan gaya colorblock atau menyeluruh tapi tidak rapat.

Selain Arae, empat label lain yang terpilih masuk program Pintu Incubator 2024 ialah Enigma, Denim It Up, Senses, dan Tales and Wonders. Diprakarsai oleh JF3 dan Lakon Indonesia, bekerja sama dengan Kedutaan Besar Prancis melalui Institut Francais d’Indonesie (IFI), Pintu Incubator telah berlangsung sejak 2022. Seleksi untuk masuk Pintu Incubator 2024 telah dimulai November 2023 dengan total 500 label yang melamar.

Baca juga : Atlet Skateboard jadi Model di Peragaan Busana JF3 2024

Setelah peragaan di JF3 tersebut, dua Pintu Incubees yang diberangkatkan ke Paris Trade Show, yang merupakan bagian dari Paris Fashion Week, akan diumumkan pertengahan Agustus ini.

Lebih lanjut Khoirunisa yang akrab disapa Nisa menuturkan, selama mentoring yang berlangsung sejak Maret 2024, ia mendapatkan masukan untuk menyelaraskan harga dengan kualitas. “Kata mentor bukan harga yang diturunkan, tapi kualitas yang dinaikkan agar sesuai harga,” kata perempuan yang mendirikan Arae bersama empat rekannya, yaitu Anita Rachman, Abdul Azis, Masrur, dan Alistiani, pada 2018.

Pemahaman itu dirasakannya amat berguna bagi Arae yang merupakan label fesyen dan kerajinan tangan berprinsip keberlanjutan dengan penggunaan pewarna alam dan ekoprinting. Persaingan yang makin ketat di segmen produk ‘hijau’ ini membuat pengusaha bisa terpaksa menurunkan harga, yang pada akhirnya bisa menurunkan kualitas mereka.

Baca juga : Mengintip Koleksi Busana Tren Mode Masa Depan di Panggung JF3 2024

Pendiri label Denim It Up, Vincent Mikhael, juga mengaku bersyukur lolos menjadi Incubees. “Jadi kita diajarkan untuk melek ke pasar global itu seperti apa. Jadi bagaimana model yang sudah kita punyai di sini bisa dibawa ke model mereka. Saya memang Jepang dan Amerika sudah pernah, tapi Eropa belum,” kata Vincent kepada Media Indonesia, Selasa (6/8).

Pada peragaan di JF3, Vincent menampilkan berbagai gaya celana jins dengan warna yang bukan biru tradisional, termasuk hitam dan denim dengan corak warna eklektik. Potongan celananya juga beragam, baik panjang maupun oversized bermuda.

 

Baca juga : 4 Jenama Fesyen Lokal akan Tampil di ASEAN International Fashion Week

Konsistensi

Menyesuaikan desain dengan selera global, dikatakan Veronique Marinho, merupakan salah satu hal yang penting dilakukan oleh para Pintu Incubees 2024. “Beberapa Incubees gayanya masih lokal. Bukan jelek, ya, tapi kurang cocok untuk pasar internasional,” kata perempuan yang menjadi salah satu mentor Pintu Incubator 2024 yang berasal dari Prancis, kepada Media Indonesia, Rabu (31/7).

Perempuan yang pernah menjabat sebagai direktur artistik di studio Jean Paul Gaultier ini kemudian menunjukkan tas tangan berwarna oranye cerah dengan tekstur berduri mirip ikan buntal. “Ini adalah contoh desain lokal yang cocok untuk pasar internasional. Bisa langsung dipakai, tanpa penyesuaian apa-apa,” ujarnya soal tas keluaran label Indonesia Fuguku yang merupakan peserta Pintu Incubator 2023 dan lolos ke Paris Trade Show tahun itu.

Baca juga : Nino's Design Pamerkan Tren Busana Ramah Lingkungan di JMFW 2024

Ia menyatakan bahwa kepekaan akan selera global juga bisa dipelajari para Incubees dengan mengikuti kelas dan workshop di Ecole Duppere Paris yang ikut mendukung peragaan Pintu Incubator.

Salah satu inisiator Pintu Incubator yang juga pendiri Lakon Indonesia, Thresia Mareta, mengungkapkan, selain dua Incubees tahun ini, pihaknya juga akan memberangkatkan Incubees tahun lalu ke Paris. “Karena konsistensi itu penting. Tidak bisa sekali tampil lalu langsung bisa dikenal di Paris,” kata Thresia.

Chairman JF3 yang juga inisiator Pintu Incubator, Soegianto Nagaria, mengatakan program panjang Pintu Incubator tersebut dilakukan karena JF3 berkonsep ekosistem lengkap untuk mendukung para pelaku industri mode mengembangkan pasar ke tingkat global. Karena itu, ia mendorong para desainer jangan sampai melewatkan kesempatan Pintu Incubator, yang diibaratkannya sebagai kapal ke tingkat global.

Bagi Soegianto, yang juga Direktur Summarecon, Pintu Incubator pula yang semestinya dimanfaatkan label Indonesia ketimbang meminta keistimewaan tempat di mal. “Kami tidak akan double standard, kalau kamu mau tempat terbaik, kamu harus tunjukkan kualitasmu,” katanya.

Mereka yang sukses di Pintu Incubator juga sudah akan bisa memasuki salah satu ‘pintu’ ke mal itu. Selain Fuguku, label Bertjorak yang juga alumnus Pintu Incubator menjual produk mereka di Lakon Store yang ada di Summarecon Mall Serpong dan Kelapa Gading.

“Di sini ada banyak pintu. Kami di sini menunggu kamu (para desainer Indonesia) untuk mengambil tantangan ini. Don’t miss the boat,” pungkasnya. (M-3)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat