visitaaponce.com

Dedi Mulyadi Sebut PLT Sampah Bisa jadi Solusi di Jabar

Dedi Mulyadi Sebut PLT Sampah Bisa jadi Solusi di Jabar
Pengendara melintas di samping tumpukan sampah dan gerobak sampah di pinggir Jalan Raya Bogor, Kota Depok, Jawa Barat(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/rwa.)

 

CALON Gubernur Jawa Barat (Jabar) Dedi Mulyadi menuturkan  Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLT Sampah) merupakan solusi dalam penanggulangan sampah di Jawa Barat. Oleh karena itu, ia mengatakan dalam visinya ia akan mendirikan PLT Sampah di lima eks karesidenan di Jawa Barat.
  
"Prioritas di lima eks karesidenan, di Cirebon, Purwasuka plus Bekasi, Bogor Raya plus Cianjur, Bandung Raya, dan Priangan Timur,"kata Dedi selepas rapat Konsolidasi di Bandung.
 
Diungkapkan Dedi, untuk merealisasikannya merupakan  tantangan yang dihadapi termasuk kelompok pecinta lingkungan. Ia mengatakan akan mengeksekusi dengan mengikuti rancangan besar.
  
"Kita harus membaca grand design (desain besar). Harus berani eksekusi sebagai salah satu solusi, jangan kita ngomong sampah setiap tahun tidak pernah selesai,"ujarnya.
  
Persoalan sampah tak selesai juga, menurut Dedi, karena sistemnya tidak efektif, seperti pemilahan organik-anorganik telah dimulai dari rumah dan memasukkan ke tong sampah terpisah, namun ketika diangkut menggunakan mobil yang sama. Kemudian, ketika proses daur ulang, hasilnya seperti pelet yang bisa digunakan untuk pertanian, namun fasilitas-fasilitas yang tak sedikit dikelola secara swadaya masyarakat, banyak yang gulung tikar karena
barangnya menumpuk tak laku.
  
"Kenapa? Karena kesadaran publiknya kita belum terbangun dan belum terkonektivitas,"ujarnya.
  
Dedi mengatakan jika nanti bisa merealisasikan programnya, dia akan menjalankan penanganan sampah yang pertama di lingkungan kecil dengan pemilahan dan penggunaan PLT Sampah untuk wilayah besar.
  
"Kemudian juga harus terintegrasi, misalnya kalau organik untuk menjadi pupuk organik harus diwajibkan pertanian menggunakan itu. Kalau anorganik negara membeli. Sekarang negaranya enggak beli. Ini yang harus
ngerti cara mengelola. Karena ngomong teori saja, susah. Kalau tidak ngerti bagaimana mengeksekusi," ucapnya.
  
Untuk pendanaan, Dedi mengatakan bisa melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), dan juga dukungan swasta. (Ant/H-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indriyani Astuti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat