Raja Jawa yang Ngeri-Ngeri Sedap
BUKAN Bahlil Lahadalia namanya jika tidak bisa menghangatkan suasana dengan celetukan-celetukannya. Tokoh yang satu ini kerap berkelakar, guyon, bahkan tak jarang kelakar dan guyonannya kelewatan.
Bahlil ialah mantan menteri investasi/Kepala BKPM dan belum lama beralih tugas menjadi menteri energi dan sumber daya mineral. Dia yang pada saat susah pernah menjadi sopir angkot itu pun baru saja menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Dua hari lalu dia secara aklamasi dipilih untuk menggantikan Airlangga Hartarto yang 'menggundurkan diri'.
Bahlil dikenal piawai memecah kekakuan. Dalam Simposium Demokrasi dan Deklarasi Pemilu Damai di Jakarta, 23 Desember 2023, misalnya, dia mengatakan kepada mahasiswa bahwa mereka bisa lebih jahat ketimbang dirinya jika kelak menjadi pejabat. ''Oligarki itu juga enak. Guyon ya, guyon,'' begitu dia bercanda.
Baca juga : Jadi Mantan Presiden, Enak?
Di sela agenda pelaporan surat pemberitahuan tahunan (SPT) pajak yang diikuti Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin di Istana Negara, 22 Maret 2024, giliran Sandiaga Uno yang jadi sasaran guyon Bahlil. Dia bilang, “Pak Sandi tadi mau bayar pajak lebih, Pak, tetapi PPP belum lolos, enggak sampai 4%,” celetuknya yang disambut tawa sejumlah menteri.
Masih banyak candaan Bahlil yang terkadang nyelekit, bahkan kejam.
Baru-baru ini Bahlil guyon lagi. Guyonannya kelas tinggi. Awalnya, dalam pidato di Munas Golkar, dua hari lalu, dia menegaskan Golkar harus tegak lurus mendukung Prabowo-Gibran sebagai kelanjutan Jokowi-Ma'ruf Amin. Materi itu biasa-biasa saja, normal-normal saja.
Baca juga : Sean Gelael Optimistis Raih Podium di Sao Paolo
Namun, setelah itu, Bahlil tetiba menyinggung soal Raja Jawa. Dia berujar, sosok ini ngeri-ngeri sedap. Kata dia, kalau bermain-main dengannya, bisa celaka. "Soalnya Raja Jawa, kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu aja jangan coba-coba main-main dengan orang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini.''
Bahlil tidak menjelaskan siapa yang dimaksud. Katanya, semua orang sudah tahu. Begitulah Bahlil. Guyonnya politis. Banyak yang coba menerka siapa yang dimaksud. Saya yakin, dia bukanlah Sri Sultan Hamengku Buwono X, Raja Ngayogyakarta Hadiningrat. Saya haqqul yaqin, dia bukan Sri Susuhunan Pakubuwono XIII, penguasa Keraton Surakarta. Bukan pula Raja Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo.
Mereka memang raja, raja beneran di Tanah Jawa, tetapi tak punya kekuasaan politik yang bisa membuat orang lain berpikir panjang untuk bermain-main. Mereka bukanlah sosok yang ngeri-ngeri sedap.
Baca juga : SDN 085 Ciumbuleuit dan SDN 043 Cimuncang Raih Podium Teratas
Lalu siapa dia? Ada yang menduga bahwa Raja Jawa itu adalah Jokowi. Benarkah? Yang tahu hanya Bahlil. Jokowi memang pernah menjadi raja, raja sesaat. Dia memakai Ageman Songkok Singkepan Ageng pada Peringatan HUT Ke-78 Kemerdekaan RI. Pakaian itu biasa dipakai raja-raja Pakubuwono dalam acara Enggar-Enggar Soho Tedhak Loji.
Jokowi juga pernah digambarkan bak raja. Posternya lengkap dengan makutho bertebaran pada 2018 sebagai bentuk dukungan dua periode. Bagi sebagian pendukungnya, Jokowi kiranya seperti raja.
Pada era demokrasi saat ini, sebutan raja untuk pemimpin bisa berkonotasi buruk. Akan tetapi, dalam falsafah kepemimpinan Jawa, landasan buat raja banyak yang baik-baik. Yang paling terkenal ialah falsafah Astabrata. Asta berarti delapan, brata artinya perilaku.
Baca juga : Semangat Juang Jadi Modal bagi Nizar Raih Podium Bali Trail Run Ultra 2024
Ke-8 pedoman itu ialah, pertama, indra brata. Maknanya, pemimpin harus selalu memikirkan nasib dan mengusahakan kemakmuran rakyatnya serta segala tindakannya dapat membawa kesejukan dan kewibawaan. Kedua, yama brata. Seperti awan, pemimpin hendaknya meneladani sifat keadilan, yaitu selalu menegakkan hukum yang berlaku demi mengayomi rakyatnya.
Ketiga, surya brata. Pemimpin harus mampu memberikan semangat dan kekuatan yang penuh dinamika serta menjadi sumber energi seperti sifat matahari yang sabar dan tanpa pamrih. Keempat, candra brata. Pemimpin hendaknya kuasa memberikan penerangan bagi rakyatnya dengan kesejukan seperti rembulan, penuh simpati, sehingga rakyat tenteram hidup nyaman.
Kelima, bayu brata. Maknanya, pemimpin harus seperti angin yang senantiasa memberikan kesegaran dan turun ke bawah melihat rakyatnya. Keenam, kuwera brata. Pemimpin mesti memiliki sifat-sifat utama dari bumi yang memberikan segala yang dimiliki untuk kesejahteraan rakyat.
Lalu, baruna brata. Samudra memiliki wawasan luas, mampu mengatasi setiap gejolak dengan baik, penuh kearifan dan kebijaksanaan. Ia juga memiliki sifat pemaaf, bukan pendendam. Terakhir, agni brata. Pemimpin mesti memiliki sifat mulia dari api yang selalu mendorong rakyatnya memiliki sikap nasionalisme.
Masih banyak falsafah kepemimpinan untuk Raja Jawa, termasuk untuk tidak menjadi suket teki. Rumput yang dianggap hama dan sangat sukar dimusnahkan. Raja suket teki berarti wataknya yang buruk, yang adigang, adigung, adiguno, serakah, nggragas, sulit dihilangkan.
Sekali lagi, hanya Bahlil yang tahu pasti siapa Raja Jawa yang dia maksud. Apakah sang raja bertabiat Astabrata atau suket teki, saya juga tak mengerti.
Terkini Lainnya
Ancaman Ngeri Deflasi
Sang Penjaga Negeri
Paus Fransiskus Sumur Inspirasi
Menabur Rahmatan lil ‘Alamin
Dua Keteladanan
Berebut Panggung Jakarta
Paus Fransiskus dan para Kritikus
Bencana Pilkada
Heboh Pesawat Jokowi, Kaesang
Kelas Menengah kian Jengah
Antara Iqbal, Armand, dan Kaesang
Daya Rusak Flexing
Jokowi dan Kita
Haus Kekuasaan
Mulanya Akal Bulus, Kini DPR Negarawan
Menahan Laju Despotisme Baru
Krisis Mental Remaja: Tantangan Terlupakan
Man of Integrity Faisal Basri dan Hal-Hal yang belum Selesai
PRT, Paus, dan Pancasila
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap