CSIS Sebut Skenario Calon Tunggal Kebablasan
Centre for Strategic and International Studies (CSIS) menilai bila skenario calon tunggal di Pilkada Jakarta dapat terjadi, maka hal itu sudah termasuk "kebablasan" dalam konteks demokrasi.
“Menurut saya, kalau ada skenario partai-partai untuk mendesain pilkada melawan kotak kosong, saya kira itu sudah kebablasan, dan itu tidak menunjukkan semangat untuk membangun demokrasi yang sehat,” kata Ketua Departemen Politik dan Perubahan Sosial CSIS Arya Fernandes di kawasan Gambir, Jakarta, hari ini.
Arya menjelaskan bahwa esensi pilkada adalah kompetisi, sehingga bila Pilkada Jakarta tidak menyajikan kompetisi atau calon tunggal saja, maka tidak menunjukkan praktik demokrasi yang baik.
Baca juga : Wacana KIM Plus di Jakarta Sebagai Upaya Memperkuat Koalisi
Terlebih, lanjut dia, Pilkada Jakarta masih memungkinkan untuk menyajikan pertarungan gagasan untuk dua pasangan Calon Gubernur-Wakil Gubernur, bukan hanya satu pasangan saja dan melawan kotak kosong.
“Kalau kita lihat di Jakarta, sebenarnya potensinya terjadi head-to-head, dan head-to-head itu bisa terjadi kalau PKS, NasDem, dan PKB, plus PDIP bisa solid,” jelasnya.
Walaupun demikian, ia mengatakan bahwa bila salah satu atau dua partai dari empat itu ada yang memutuskan bergabung dengan koalisi lain, maka dua partai tersisa masih dapat mengusung pasangan calon di Pilkada Jakarta, kecuali koalisi NasDem-PKB.
“Jadi, saya kira kita mendorong agar partai-partai yang belum menentukan calon ini, dalam hal ini tentu, PKS, NasDem, PKB, dan PDIP tentunya untuk paling tidak bisa memberikan sinyalemen kira-kira akan mendukung siapa, dan itu penting juga bagi kita supaya desain calon tunggal ini menjadi bisa diprediksi dengan cepat,” ujarnya.
Adapun ia menjelaskan bahwa untuk mengusung pasangan calon di Pilkada Jakarta mensyaratkan harus mempunyai 22 kursi di DPRD Provinsi berdasarkan hasil Pemilu 2024. Berdasarkan data yang dihimpun CSIS, PKS memiliki 18 kursi, NasDem 11, PKB 10, dan PDIP 15. (Ant/P-2)
Terkini Lainnya
Jubir Anies: Syarat Bikin Partai Politik masih Konvensional Birokratis
Ini Respons Jusuf Kalla Soal Munculnya Gerakan Tolak RK
Kata JK Soal Gerakan Anak Abah Coblos Semua Paslon Pilkada Jakarta: Jangan Emosi
Gerakan Anak Abah Anies Golput bentuk Perlawanan Terhadap Elite
Pendukung Anies Diprediksi Golput
Parpol Tidak Wakili Kehendak Rakyat di Pilkada
Batal jadi Ketua Timses, Sahroni Bakal Dapat Tugas Lain
RK-Suswono Bakal Adakan Program Makan Gratis di Warteg
Dua Paslon Pilkada Jateng Belum Penuhi Syarat Administrasi
Pilkada Jateng Bakal Sengit Karena Perang Bintang
Ridwan Kamil Sebut Prabowo Akan Tenang jika Ia Terpilih Menjadi Gubernur Jakarta
Putusan MK Meminimalisasi Konflik Horizontal maupun Elite Politik
PRT, Paus, dan Pancasila
Partai Islam Gagal, Islam Politik Jaya?
Partisipasi Masyarakat dan Peran Pemda dalam Upaya Pemberantasan Mafia Tanah
Rekonstruksi Penyuluhan Pertanian Masa Depan
Transformasi BKKBN demi Kesejahteraan Rakyat Kita
Fokus Perundungan PPDS, Apa yang Terlewat?
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap