Pakar Hukum Pertanyakan Mandeknya Pengusutan Kasus Zarof Ricar
PAKAR Hukum Pidana Universitas Muhammadiyah Jakarta Chairul Huda mempertanyakan mandeknya pengusutan uang tunai sitaan senilai hampir Rp1 triliun dari rumah mantan Kepala Badan Diklat Hukum dan Peradilan Mahkamah Agung (MA) Zarof Ricar. Zarof merupakan tersangka kasus dugaan permufakatan jahat terkait suap dan atau gratifikasi pengurusan perkara terpidana pembunuhan, Ronald Tannur.
Namun, yang disita dari kediamannya diduga juga berasal dari makelar kasus lainnya. Selain uang tunai senilai Rp920 miliar, penyidik juga menyita emas dengan total 51 kilogram. Kendati demikian, penyidik masih belum berhasil mengungkap asal usul uang maupun emas tersebut sampai saat ini. Apalagi, JAM-Pidsus juga tidak menyangkakan Zarof dengan Undang-Undang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
Chairul menduga mandeknya penelusuran asal usul uang dari Zarof Ricar karena Kejaksaan Agung mengalihkan perhatian publik dari kasus Zarof Ricar.
"Kejagung sudah punya pengalihan isu. Tom Lembong dipaksakan dijadikan tersangka untuk mengalihkan perhatian publik dari Zarof Ricar," kata Chairul, kepada Media Indonesia, Minggu (24/11).
Chairul menduga lambannya penelusuran uang dan emas dari tangan Zarof Ricar karena tidak adanya UU Perampasan Aset. Dengan adanya UU Perampasan Aset, barang bukti hasil kejahatan bisa diungkap tanpa perlu menunggu proses sidang kasus suap Zarof Ricar.
Maka dari itu, ia menyayangkan RUU Perampasan Aset tidak masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2025. Alih-alih, DPR hanya menempatkan calon beleid tersebut dalam prolegnas jangka menengah. Artinya, pengesahan RUU tersebut belum dapat dilakukan dalam waktu dekat.
"Presiden Prabowo tidak memasukkan RUU Perampasan Aset dalam Prolegnas 2025. Jadi, bukan pertanda bagus buat penegakan hukum," pungkasnya. (P-5)
Terkini Lainnya
Panggil Pejabat Antam, Kejagung Pastikan Keaslian Emas Zarof Ricar
Ini Respons MA soal Asumsi Ribuan Hakim Terlibat Makelar Kasus Zarof Ricar
Loh Kok Bisa, 3 Hakim Kasasi Ronald Tannur tak Langgar Etik
Ibu Ronald Tannur Diagendakan Tiba di Jakarta Hari Ini
Kejagung Sebut Pemeriksaan Tim Internal MA ke Zarof Ricar tak Ganggu Penyidikan
Kasus Ronald Tannur Pintu Masuk Kejagung Usut Jaringan Mafia Peradilan
MA Bakal Surati Prabowo terkait Pemberhentian Sementara Hakim Rudi
Setop Kriminalisasi Hasil Pemikiran dan Akademisi
Kejaksaan Agung Kejar Keterlibatan Panitera di Kasus Ketua PN Surabaya
Kejaksaan Agung Telusuri Asal Duit Miliaran Rudi Suparmono
Uang Disita Lebih Banyak, Mantan Ketua PN Surabaya Diduga Terlibat Gratifikasi selain Perkara Ronald Tannur
Takdir Mahmoud Abbas Pascaperang Gaza
Menyimak Pidato Megawati
BRICS+: Kecakapan Kebijakan Energi Indonesia
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
Dokter Buruh
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap