Wartawan dan Politisi Brasil Komentari Ballon dOr Tidak Adil
WARTAWAN dan politis di Brasil mengkritik ditunjuknya Rodri sebagai pemenang Ballon d'Or dan bukan Vinicius Junior.
Penyerang Brasil berusia 24 tahun itu, musim lalu, merupakan pencetak gol terbanyak Real Madrid saat Los Blancos menjadi juara La Liga dan Liga Champions.
Adapun Rodri membantu timnas Spanyol menjadi juara Euro 2024 serta mengantarkan Manchester City menjadi juara Liga Primer Inggris, Piala Super Eropa, dan Piala Dunia Antarklub.
Rodri menerima trofi Ballon d'Or, Selasa (29/10) dini hari WIB, sementara Vinicius Junior dan seluruh Real Madrid memutuskan memboikot perhelatan tersebut.
Komentator berita Brasil menyebut keputusan tidak memberikan Ballon d'Or kepada Vinicius Junior sebagai ketidakadilan dan tindakan balasan atas perlawanan sang penyerang terhadap aksi rasisme yang diterimanya di Spanyol.
"Kita tahu bahwa Vinicius merupakan target rasisme di Spanyol dan berbagai wilayah Eropa lainnya. Dia kemudian aktif melawan aksi rasisme tersebut," ujar Guga Chacra, komentator di stasiun televisi Brasil, Globo News.
"Karenanya menjadi pertanyaan apakah keputusan memberikan Rodri Ballon d'Or dipengaruhi oleh sikap rasisme terhadap Vinicius," lanjutnya.
Editor olahraga di surat kabar Brasil Estadao, Gustavo Faldon, mengatakan, "Perlakuan yang diterima Vinicius adalah keadilan terbesar dalam sejarah Ballon d'Or."
"Fakta bahwa dia adalah pemain Brasil yang bermain di Real Madrid seharusnya menjadi faktor penunjang baginya untuk memenangkan penghargaan itu," imbuhnya.
Komentator olahraga untuk laman daring berita Brasil, UOL, Milly Lacombe menyebut Ballon d'Or membuang kesempatan untuk memberikan penghormatan pada pemain yang paling banyak dibicarakan dalam satu musim karena kemampuannya mebolah bola, mencetak gol, dan aktivitas sosial.
Ballon d'Or, yang diselenggarakan France Foorball, diberikan berdasarkan voting oleh panel wartawan dari 100 negara teratas rangking FIFA.
Setiap wartawan memilih 10 pemaon dari daftar 30 nominasi, diurutkan dari peringkat 10 ke pertama.
Galvao Bueno, salah satu komentator olahraga paling terkenal di Brasil, menyunggah video di Youtube mengkritik metode pemilihan pemenang Ballon d'Or.
"Ini bukan masalah siapa yang bermain lebih baik namun Ballon d'Or bias Eropa," kecamnya.
Bueno menambahkan Vinicius tidak menang Ballon d'Or karena perlawanannya terhadap rasisme yang membuat banyak orang tidak nyaman.
Sementara itu, pemimpin redaksi Vincent Garcia menyebut persaingan antara Rodri dan Vinicius sangat ketat.
"Bedannya sangat tipis. Vinicius tampaknya dirugikan dengan adanya Bellingham dan Carvajal di posisi lima besar karena keberadaan mereka merenggut poin-poin penting," klaim Garcia.
"Hal itu juga mencerminkan kehebatan Real Madrid dengan menempatkan tiga atau empat pemain sehingga suara para juri terbagi antara mereka dan menguntungkan Rodri,: imbuhnya.
Selepas perhelatan Ballon d'Or, Vinicius mencicit di X, "Saya akan melakukannya 10 kali lagi jika diperlukan!"
Cicitan itu mendapatkan lebih dari 100 ribu komentar dengan mayoritas warga Brasil menyatakan dukungan.
Menteri kesetaraaan ras Brasil Aniele Franco mengatakan, "Kami luar biasa, Vini! Rasisme tidak akan pernah menghentikan kita." (bbc/Z-1)
Terkini Lainnya
Carlo Ancelotti Tegaskan Puas dengan Performa Kylian Mbappe di Laga Kontra Getafe
Real Madrid vs Getafe, Jude Bellingham dan Kylian Mbappe Pastikan Kemenangan Los Blancos
Andrew Robertson: Kelleher Sedang Bosan, Saya Beri Dia Penalti
Kalahkan Madrid 2-0, Arne Slot masih akan Evaluasi Kekurangan Liverpool
Ancelotti Bela Kylian Mbappe yang Gagal Eksekusi Penalti
Jude Bellingham Akui Real Madrid Kalah dari Tim yang Lebih Baik
Vinicius Jr Absen Laga Liverpool Vs Madrid
Cedera, Vinicius Junior Absen bela Real Madrid Kontra Liverpool
Venezuela vs Brasil, Vinicius Junior Gagal Penalti, Selecao Imbang dengan La Vinotinto
Pelatih Pastikan Vinicius Junior Jadi Starter Saat Brasil Hadapi Venezuela
Real Madrid Kritik Metode Penentuan Juara Ballon d'Or
Peluang Pendidikan Pariwisata untuk Mendorong Perekonomian
Risiko dan Peluang Trumpisme
Pendidikan Bermutu dan Kesejahteraan Guru
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
Menuju Pendidikan Tinggi Transformatif
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap