Selamat Jalan Ten Hag, Selamat Datang Amorim
PALU godam akhirnya dijatuhkan pemilik Ineos Sir Jim Ratcliffe. Salah satu orang terkaya di Inggris itu tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Sudah 200 juta pound sterling anggaran dibelanjakan untuk membeli pemain pada musim ini, tetapi prestasi Manchester United tetap terpuruk dan berada di posisi ke-14 klasemen sementara.
Kekalahan demi kekalahan yang harus dialami membuat kepercayaan diri pemain di ambang keambrukan. Pekan lalu, Bruno Fernandes dan kawan-kawan harus menelan kekalahan keempat pada musim ini setelah dipaksa menyerah 1-2 oleh the Hammers, julukan West Ham United.
Erik ten Hag yang disebut-sebut sebagai generasi baru pelatih Belanda pun harus kembali lebih awal ke negaranya. Dengan kontrak yang dimiliki, Ten Hag memang tidak akan jatuh miskin. Namun, nama baiknya sebagai pelatih bertangan dingin tercoreng.
Kehebatannya untuk membangun kembali Ajax Amsterdam tidak terlihat di Old Trafford. Meski dua gelar ia persembahkan selama dua musim menangani 'Setan Merah', yakni merebut Piala Carabao dan Piala FA, kualitas permainan MU jauh di bawah standar.
Manchester United hanya menjadi kumpulan pemain dengan nama-nama besar. Selain kapten kesebelasan Fernandes, di sana ada Marcus Rashford, Christian Eriksen, Casemiro, Matthijs de Ligt, Harry Maguire, Lisandro Martinez, dan Luke Shaw. Namun, mereka tidak pernah menjadi satu tim yang utuh, yang bisa bermain sebagai satu kesatuan, baik dalam bertahan maupun menyerang.
Kalau di Theater of Dreams mereka bisa kalah telak 0-3 dari Liverpool dan Tottenham Hotspur, itu disebabkan 'Setan Merah' tampil seperti tim kelas dua. Organisasi permainan begitu buruk sehingga pemain sekaliber Casemiro bisa membuat dua blunder yang menyebabkan kalah telak dari Liverpool.
Sejak ditinggal oleh Sir Alex Ferguson pada 2013, permainan 'Setan Merah' kian melorot. Para pemain hebat itu dipaksa berlari ke sana-kemari hanya untuk mengejar bola. Apalagi jika menghadapi tetangga mereka, Manchester City, sepertinya begitu mudah gawang MU untuk kebobolan.
Semua itu merupakan kegagalan dari Ten Hag yang tidak bisa termaafkan. Ia tidak mampu memberikan sentuhan personal kepada setiap pemain untuk mengeluarkan kehebatan mereka di lapangan. Pelatih berkepala plontos itu tidak mampu membangun saling pengertian di antara pemain.
Sikapnya untuk menyalahkan anak asuhnya membuat dirinya kehilangan rasa hormat dari para pemain, terutama ketika pada musim pertama ia mendudukkan di bangku cadangan salah satu pemain terbaik Inggris yang dibeli mahal dari Borussia Dortmund, Jadon Sancho, hanya karena dianggap melawan perintahnya.
Sancho yang merupakan pemain muda berbakat Inggris sudah menyangkal semua tuduhan itu. Namun, Ten Hag tidak pernah mau bertemu langsung dan berbicara dari hati ke hati dengan anak asuhnya sendiri.
Hal yang sama terjadi dengan mahabintang Cristiano Ronaldo yang dengan susah payah dibujuk pulang dari Real Madrid. Ronaldo yang memang sudah menua hanya didudukkan di bangku cadangan sampai akhirnya memilih bermain di klub Arab Saudi.
Kalau Ten Hag akhirnya menjadi pelatih kelima yang harus dipecat di tengah masa jabatannya, itu disebabkan kesalahan yang dilakukan pelatih asal Belanda itu sendiri. Dirinya gagal menggunakan waktu setelah kompetisi untuk mengonsolidasikan tim agar menjadi tim yang lebih solid.
Memberi gairah
Asisten pelatih Ruud van Nistelrooy yang dipercaya menangani sementara Manchester United mencoba mengubah suasana di dalam tim. Sebagai orang yang pernah membesarkan klub itu, Nistelrooy paham bagaimana cara berkomunikasi dengan pemain dan pendukung fanatik 'Setan Merah'.
Suasana Old Trafford berubah saat Nistelrooy memimpin 'Setan Merah' menghadapi Leicester City pada perempat final Piala Carabao. Ketika menginjak rumput lapangan, mantan bintang Manchester United itu menggerakkan tangannya meminta dukungan sorakan dari pendukung 'Setan Merah'.
Fernandes dan kawan-kawan kemudian main lebih bergairah. Tidak ada suasana murung karena kepergian Ten Hag. Tidak heran bila hasilnya pun tidak mengecewakan. Casemiro dan Fernandes bisa menyumbangkan dua gol sehingga dengan satu tambahan gol dari Alejandro Ganarcho, Manchester United bisa mengempaskan Leicester 5-2 untuk lolos ke semifinal.
Ratcliffe sudah memutuskan untuk menunjuk pelatih Sporting Lisbon Ruben Amorim untuk menggantikan Ten Hag. Pihak Manchester United sudah mencapai kesepakatan dengan Sporting Lisbon untuk memberikan uang pengganti. Sporting menerima kompensasi 10 juta euro untuk melepas pelatih berusia 39 tahun itu dan tambahan satu juta euro untuk pengumuman yang mengabaikan batas waktu 30 hari. Amorim akan menerima bayaran 65 juta euro untuk kontrak tiga tahun hingga 2027.
Kesepakatan lain yang dicapai antara Chief Executive MU Omar Berrada dan Direktur Sporting Lisbon Dan Ashworth ialah Amorim akan tetap berada di Lisbon sampai jeda kompetisi internasional pada 11 November. Amorim masih boleh memimpin Sporting untuk memainkan tiga pertandingan, termasuk menghadapi Manchester City di Liga Champions.
Amorim akan memiliki waktu dua pekan untuk memberi sentuhan kepada Manchester United. Hasil latihan Amorim akan diuji pada 24 November saat 'Setan Merah' bertemu Ipswich.
Pelatih muda asal Portugal itu menyadari bahwa tugasnya untuk membangun kembali Manchester United tidaklah mudah. Bukan hanya nama besar 'Setan Merah' yang menjadi beban, melainkan juga harapan yang dipikulkan ke pundaknya untuk mengembalikan kejayaan klub tersebut.
Untuk itu, Amorim sudah meminta untuk membawa tim pelatihnya ke Old Trafford. Ada lima orang yang akan diajak serta, yakni tiga pelatih, Emanuel Ferro, Adelio Candido, dan Carlos Fernandes; pelatih kiper Jorge Vital, serta ahli sains olahraga Paulo Barreira. Pihak Manchester United akan membahas gaji untuk tim pelatih Amorim.
Lawan Chelsea
Sambil menunggu kedatangan Amorim, Nistelrooy berupaya membuat 'Setan Merah' tidak semakin terpuruk. Mantan penyerang andalan Belanda itu bahkan berjanji membuat Amorim lebih mudah saat menangani tim baru itu nanti. Semua janji itu harus dibuktikan saat menjamu Chelsea pada Minggu malam besok. Bagaimana penampilan penuh gairah saat menghadapi Leicester bisa diulang saat bertemu the Blues nanti.
Itu bukan hal yang mudah karena Chelsea juga tidak boleh kalah besok malam. Di tangan pelatih baru Enzo Maresca, the Blues jauh lebih baik. Cole Palmer semakin matang sebagai pengatur permainan. Duet Moises Caicedo dan Enzo Fernandes membuat lapangan tengah Chelsea lebih solid.
Perbedaan Nistelrooy dan Ten Hag dalam menangani tim, yakni Nistelrooy lebih berani untuk bereksperimen. Saat menghadapi Leicester, ia menggeser Martinez ke kiri untuk mengisi tempat Luke Shaw di bek kiri. Duet center-back diserahkan kepada De Ligt dan Victor Lindelof yang ternyata tidak mengecewakan.
Di bawah mistar, Nistelrooy mengistirahatkan 'anak emas' Ten Hag, Andre Onana, untuk digantikan kiper asal Turki, Altay Bayindir, yang lebih solid. Sementara itu, Casemiro diduetkan dengan Manuel Ugarte untuk mengontrol lapangan tengah. Kita tunggu saja sejauh mana kebangkitan 'Setan Merah'!
Terkini Lainnya
Ruben Amorim Cari Cara Antisipasi Bola Mati
Amorim Tersandung Buruknya Antisipasi Bola Mati Manchester United
Amorim masih belum Tahu Susunan Pemain Terbaik bagi Manchester United
Amorim Belum Mengetahui Susunan Pemain Terbaik bagi Manchester United
Ruben Amorim Akui Kewalahan Hadapi Set Piece Arsenal
Arsenal vs Manchester United, The Gunners Hadiahi Ruben Amorim Kekalahan Pertama
Ruben Amorim Bersedia ke Manchester United, Berapa Maharnya?
Profesor Kehormatan
Organisasi Masyarakat dan Tuberkulosis
Ruang Didik Muhammadiyah
Realitas Baru Timur Tengah
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap