Enzo Maresca Mengangkat Dua Tim Biru
NAMA Enzo Maresca sudah muncul tiga tahun lalu saat dipercaya untuk melatih klub Italia, Parma. Namun, orang baru memberi perhatian pada musim lalu ketika pelatih asal Italia itu mengangkat Leicester City dari jurang degradasi kembali ke Liga Primer.
Kesuksesan itulah yang membuat Chelsea di musim panas ini memboyong Maresca ke Stamford Bridge. Berbagai kegagalan yang dialami sejak ditinggal Thomas Tuchel membuat pemilik Chelsea, Todd Boehly, mencari pelatih yang bisa mengembalikan kejayaan klubnya.
Meski sukses mengangkat klub biru yang lain, yakni Leicester City, bukan hal yang mudah bagi Maresca membangun kembali the Blues. Nama besar Chelsea membawa beban tersendiri bagi pelatih berusia 44 tahun itu. Kedua, nama-nama besar pemain yang membawa Chelsea ke puncak kejayaan tidak ada lagi di dalam tim. Maresca harus membangun the Blues yang benar-benar baru.
Meski demikian, Maresca mampu melewati perjalanan pertama di Chelsea dengan baik. Setidaknya Chelsea mampu kembali masuk kelompok papan atas di Liga Primer. Hingga sepertiga perjalanan pertama musim ini, the Blues berhasil menempati urutan kedua di belakang Liverpool. Prestasi itu membuat Chelsea berada di jalur juara apabila mampu terus mempertahankan performa yang apik.
Minggu malam besok menjadi salah satu ujian dari kebangkitan Chelsea. Tim asuhan Maresca harus bertandang ke Stadion Tottenham Hotspur untuk menghadapi Spurs dalam derbi London.
Double-six
Salah satu kunci kesuksesan Maresca membangun kembali Chelsea ialah dengan mengembalikan sistem pertahanan 'double-six' yang dulu diperkenalkan Tuchel. Apabila Tuchel dulu mengandalkan N’Golo Kante sebagai jangka, Maresca memiliki gelandang asal Ekuador, Moises Caicedo, yang mampu bermain seperti Kante.
Kalau Kante dulu memiliki teman bermain Mateo Kovacic, kini Caicedo didampingi gelandang muda terbaik di ajang Piala Dunia 2022, Enzo Fernandez. Gelandang muda asal Argentina itu tidak hanya memiliki kualitas teknik yang tinggi, tetapi juga kepemimpinan yang kuat.
Fernandez, selain diandalkan sebagai kapten kesebelasan, juga menjadi pengatur permainan. Ia bahkan menjelma menjadi pemain yang sangat matang dan mampu menjadi penentu kemenangan tim.
Permainan Chelsea pun menjadi kian menarik untuk ditonton karena mereka memiliki pemain yang lincah. Cole Palmer, misalnya, pantas menjadi bintang andalan baru Inggris karena ketajaman dalam bermain dan visi yang luas.
Kehadiran pemain sayap asal Portugal Joao Felix membuat permainan Chelsea semakin hidup. Seperti ketika ia bermain untuk Atletico Madrid, dribbling yang dilakukan Felix sering merepotkan pertahanan lawan. Chelsea juga memiliki penyerang sayap asal Inggris Noni Madueke. Dengan Felix yang bermain dari kiri dan Madueke dari kanan, serangan the Blues dari kedua sisi menjadi sama bahayanya.
Maresca tinggal memiliki siapa ujung tombak yang akan diandalkan. Bisa penyerang asal Senegal Nicolas Jackson atau pemain asal Prancis Christopher Nkunku. Jackson mempunyai fisik yang lebih ideal, tapi sering terburu-buru sehingga banyak menyia-nyiakan peluang. Adapun Nkunku yang matang di Red Bull Leipzig lebih tenang dan tajam.
Cedera pemain
Persaingan untuk mengukuhkan diri sebagai klub terbaik London membuat pertandingan Minggu malam nanti menarik untuk ditunggu. Tuan rumah Spurs mempunyai materi pemain yang tidak kalah kelasnya dari Chelsea. Mereka pasti akan bermain habis-habisan untuk menghadapi the Blues.
Sayangnya Spurs didera banyak pemain yang cedera. Lebih fatal lagi dua center-back andalan mereka yang harus absen karena cedera yang mereka derita.
Bek tengah asal Argentina Cristian Romero dan pemain asal Belanda Micky van de Ven sudah tiga kali absen membela Spurs. Hasilnya, dalam dua pertandingan terakhir Spurs harus puas dengan hasil imbang 2-2 melawan AS Roma di ajang Liga Eropa dan 1-1 melawan Fulham di Liga Primer. Terakhir mereka bahkan takluk di tangan Bournemouth 1-0.
Namun, belajar dari pengalaman mempermalukan Manchester City 4-0 di Stadion Etihad, Spurs tetap tidak bisa dianggap remeh. Duet Radu Dragusin dan Ben White mampu menjalankan tugas sebagai center-back yang baik.
Dua bek sayap, Pedro Porro dan Destiny Udogie, mampu memberikan dukungan menutup celah di belakang. Kualitas mereka di tim nasional Spanyol dan Italia membuat pelatih Ange Postecoglou tidak merasa terlalu khawatir dengan pertahanan tim asuhannya.
Tinggal sekarang bagaimana dukungan dari tiga pemain gelandang. James Madisson sangat diharapkan tampil dengan kemampuan terbaik sebagai pengatur serangan dan menjaga keseimbangan tim.
Gelandang asal Mali, Yves Bissouma, fokus untuk menjadi palang pintu pertama sebelum pemain lawan bisa memasuki daerah berbahaya. Sementara pemain asal Senegal, Pape Matar Sarr, diharapkan bisa menjadi destroyer permainan Chelsea.
Apabila skenario bisa berjalan baik, Chelsea akan menghadapi tantangan yang berat. Bukan hanya bagaimana Palmer dan kawan-kawan harus lebih kreatif membongkar pertahanan Spurs, tetapi juga bagaimana empat pemain belakang the Blues memperhatikan gerakan kapten kesebelasan Son Heung-min dan penyerang sayap kanan Brennan Johnson serta Timo Werner yang beraksi dari sayap kiri.
Bek kiri Marc Cucurella dan bek kanan Malo Gusto harus waspada untuk mengendalikan kecepatan para penyerang Spurs. Dua center-back, Axel Disasi dan Tosin Adarabioyo, harus cerewet untuk mengingatkan posisi dua bek sayap serta gelandang bertahan Caicedo.
Apalagi pertandingan penting ini akan dipimpin oleh wasit Anthony Taylor. Taylor dikenal sebagai wasit yang mudah menghukum dan memberikan kartu. Dalam 12 kali memimpin pertandingan terakhir, Taylor mengeluarkan 48 kartu kuning, 1 kartu merah, dan menghadiahkan 5 penalti termasuk 2 diberikan kepada Arsenal saat mengempaskan West Ham 5-2.
Pendukung Chelsea pernah merasakan kesal kepada kepemimpinan Taylor. Pernah sekali pendukung the Blues mengumpulkan 160 ribu tanda tangan petisi dalam sekejap untuk tidak mau kesebelasan kesayangan mereka dipimpin oleh Taylor lantaran dianggap merugikan.
Kalau pemain belakang Chelsea kembali membuat kekeliruan dalam menahan gerakan para pemain Spurs, bukan mustahil mereka akan diganjar kartu atau bahkan dihukum penalti oleh Taylor.
Terkini Lainnya
Performa Jadon Sancho di Chelsea Melebihi Ekspektasi
Meski Gagal Cetak Gol Selama Sebulan, Nicolas Jackson Dipuji Enzo Maresca
Enzo Maresca Senang Pemain Chelsea Tampil Serius Kontra Morecambe di Piala FA
Maresca: Chelsea Kurang Klinis saat Ditahan Imbang Crystal Palace
Chelsea Raih Hasil Imbang 1-1 Lawan Crystal Palace, Enzo Maresca Ingin The Blues Tampil Klinis
Enzo Maresca: Pencapaian Chelsea saat Ini Mengejutkan
Aston Villa Datangkan Donyell Malen dari Borusia Dortmund
Arsenal Dilaporkan Ingin Datangkan Martin Zubimendi pada Musim Depan
Klasemen Liga Primer Inggris: Liverpool Tetap di Puncak Meski Gagal Menang
Nottingham Forest vs Liverpool, Diogo Jota Hindari the Reds dari Kekalahan
BRICS+: Kecakapan Kebijakan Energi Indonesia
ISPA HMPV (human meta pneumo virus)
‘Aisyiyah Berkemajuan untuk Indonesia Berkeadilan
PLTN di Tengah Dinamika Politik dan Korupsi, Siapkah Indonesia Maju?
Setelah 30 Kali Ditolak MK
Dokter Buruh
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap