Mengenal 5 Keunikan Planet Merkurius, Sang Bintang Fajar Paling Dekat dengan Matahari
SEBAGAI planet yang paling dekat dengan Matahari, Merkurius memiliki keistimewaan yang menjadikannya unik di antara planet-planet lain di Tata Surya.
Dengan orbit yang sangat dekat ke Matahari, Merkurius sering kali disebut sebagai “Bintang Fajar” karena muncul terang di langit saat pagi atau sore hari.
Namun, selain jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari, Merkurius menyimpan berbagai keunikan lain yang mungkin jarang diketahui.
Berikut ini lima keunikan Merkurius yang bisa menambah pengetahuan kita mengenai planet tetangga terdekat Matahari ini. Mari simak selengkapnya.
1. Planet Terkecil di Tata Surya
Keunikan yang pertama dari Merkurius yang terkenal merupakan planet terkecil di tata surya kita. Diketahu bahwa planet Merkurius memiliki diameter sekitar 4.879 kilometer (3.031 mil) atau kurang dari separuh diameter Bumi.
Ukuran ini membuat Merkurius bahkan lebih kecil dari beberapa bulan milik planet besar seperti Ganimede milik Jupiter dan Titan milik Saturnus.
Massanya berkisar 0,330 x 10 24 kg, hampir separuh massa Mars yang juga berada di urutan planet terkecil setelah Merkurius dengan massa 0,642 x 10 24 kg. Sebagai perbandingan, Bumi memiliki diameter 12.756 km dan massa 5,97 x 1024 kg.
Ukurannya yang kecil dan dekatnya dengan Matahari juga menjadi alasan mengapa Merkurius tidak memiliki bulan.
Tarikan gravitasinya dikalahkan oleh Matahari sehingga akan sangat sulit bagi planet ini untuk menangkap satelit dalam orbitnya.
Meskipun kecil, Merkurius memiliki massa yang cukup tinggi dibandingkan ukurannya, menunjukkan bahwa planet ini memiliki inti besi yang sangat besar. Dengan ukuran Merkurius yang mungil ini membuatnya sangat cepat dalam mengelilingi Matahari.
2. Merkurius Adalah Planet dengan Orbit Tercepat
Selanjutnya keunikan kedua yang dimiliki oleh planet ini ialah kecepatan orbit yang mengesankan dibandingkan planet lain. Dengan jaraknya yang sangat dekat dengan Matahari, Merkurius mengelilingi bintang induknya hanya membutuhkan 88 hari.
Ini berarti satu tahun di Merkurius berlangsung jauh lebih cepat daripada di Bumi.
Berdasarkan informasi dari laman NASA, kecepatan orbit rata-rata Merkurius mencapai 47 kilometer per detik (29 mil per detik) atau 169.200 kilometer per jam.
Ini menjadikannya sebagai planet dengan orbit tercepat di Tata Surya. Orbit ini disebabkan oleh gaya gravitasi Matahari yang sangat kuat, mengingat posisi Merkurius yang berada paling dekat dengan pusat tata surya.
Gaya tarik Matahari ini memberikan dorongan kuat sehingga planet ini berputar mengelilinginya dengan laju yang sangat cepat.
Salah satu alasan planet ini dinamai dengan Merkurius disebabkan dengan merujuk pada kecepatannya. Menurut dewa perdagangan, kekayaan, dan perjalanan Romawi dan Orang Yunani menganggap bahwa ia memiliki sepasang sandal bersayap yang memungkinkannya terbang, sehingga dikaitkan dengan kecepatan dari planet ini.
Jadi, nama Merkurius bukanlah suatu kebetulan atau ketidaksengajaan belaka tetapi dengan rujukan dari pemaknaan julukan sebagai planet tercepat di tata surya.
3. Merkurius Semakin Menyusut
Tahukah kamu bahwa planet mini ini mengalami penyusutan dan mungkin akan terus menerus mengecil pada masa yang akan datang .
Salah satu fakta yang paling menarik tentang planet ini adalah bahwa sebagian besar planet Merkurius sebenarnya hanyalah intinya. Inti planet itu mencakup 60% massa planet itu, sementara permukaannya hanyalah kerak tipis.
Sebagai perbandingan, inti Bumi hanya mencakup 15% dari planet kita, sedangkan Mars sekitar 12%. Faktanya, Merkurius memiliki rasio inti-ke-permukaan terbesar di antara semua planet terestrial (berbatu).
Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa sangat mungkin rasio ini akan menjadi lebih besar di masa mendatang karena Merkurius semakin mengecil.
Meskipun planet-planet mulai terbentuk 4,5 miliar tahun yang lalu, evolusi mereka belum selesai. Inti Merkurius sebagian besar terbuat dari besi. Besi yang sangat panas yang terus mengeras dan mendingin.
Saat inti mendingin, seluruh planet ikut mendingin dan menyusut. Cara yang baik untuk memvisualisasikannya adalah dengan membandingkannya dengan buah kering setelah airnya dikeluarkan.
Faktanya, permukaan planet mengembangkan "kerutan" seperti yang ada pada kismis, kecuali bahwa kerutan tersebut merupakan punggungan besar sepanjang 10-900 kilometer.
Sulit untuk memprediksi seberapa kecil Merkurius nantinya, tetapi kita tahu bahwa proses ini akan terus berlanjut. Saat ini, diameter Merkurius adalah 4.879 kilometer (3.031 mil) yang hanya 30% lebih besar dari Bulan.
4. Atmosfer Merkurius yang Penuh Oksigen Tetapi Tak Aman untuk Dihuni Manusia
Atmosfer Merkurius sangat berbeda dibandingkan dengan planet lain yang memiliki atmosfer lebih tebal seperti Bumi atau Venus. Atmosfer tipis Merkurius disebut eksosfer mengandung persentase oksigen terbesar, yakni sekitar 42%.
Sebagai perbandingan, atmosfer Bumi hanya mengandung 21% oksigen.
Sayangnya sampai saat ini manusia masih tidak dapat menghirupnya secara langsung karena suhu yang begitu ekstrem (dengan asumsi bahwa dapat menemukan cara untuk bertahan hidup dalam suhu ekstrem Merkurius tanpa perlindungan).
Meskipun persentase kandungan oksigen di atmosfer lebih tinggi, kandungan sebenarnya jauh lebih sedikit karena atmosfernya sangat tipis.
Tekanan atmosfer di Merkurius sekitar 1 nanopascal. Tekanan atmosfer di Bumi di permukaan laut adalah 101.325 pascal, atau 100.000.000.000.000 kali lebih tinggi.
Agar Anda memperoleh gambaran tentang apa artinya, di puncak Gunung Everest tempat kebanyakan orang perlu menggunakan tabung oksigen untuk bernapas, tekanan atmosfer masih 30.000 pascal.
Di Merkurius, paru-paru Anda tidak akan mampu memperoleh jumlah oksigen yang dibutuhkan dan Anda akan segera mati lemas.
Seperti yang dapat Anda lihat dari karakteristik unik Merkurius sebelumnya, banyak di antaranya berkaitan dengan kedekatannya dengan Matahari, dan atmosfernya yang tipis tidak terkecuali.
Alasan mengapa atmosfer Merkurius begitu tipis adalah karena angin matahari terus-menerus meniupnya. Ini penting karena Merkurius juga merupakan salah satu dari sedikit planet yang terus-menerus mengisi ulang atmosfernya.
5. Permukaan yang Dipenuhi Kawah
Mirip dengan Bulan, permukaan Merkurius penuh dengan kawah yang dihasilkan oleh tabrakan meteor dan asteroid.
Atmosfer yang tipis membuat Merkurius rentan terhadap objek luar angkasa yang melintas di dekatnya, sehingga planet ini memiliki permukaan yang kasar dan berbatu.
Menurut laman NASA, kawah terbesar di Merkurius, yang dinamakan Caloris Basin, memiliki diameter lebih dari 1.500 kilometer .
Keberadaan kawah-kawah ini menjadi petunjuk bagi para ilmuwan mengenai sejarah awal pembentukan planet.
Permukaan Merkurius yang dipenuhi kawah dapat memberikan gambaran mengenai intensitas tabrakan yang terjadi di Tata Surya pada masa lalu.
Berbeda dengan Bumi yang proses erosi dan vulkanisme sering menghapus jejak tabrakan, Merkurius tetap mempertahankan rekaman tersebut.
Nah, itulah lima keunikan dari planet Merkurius yang bisa anda pelajari. Merkurius mungkin planet kecil, tetapi planet ini menyimpan banyak misteri yang terus dipelajari para ilmuwan.
Meskipun Merkurius tidak memiliki atmosfer tebal atau iklim yang mendukung untuk manusia bisa hidup disana, setiap karakteristiknya memberikan informasi penting mengenai dinamika keunikan planet yang paling dekat Matahari
Sumber:
- Solarsytem.nasa.gov
- Little Astronomy
Terkini Lainnya
1. Planet Terkecil di Tata Surya
2. Merkurius Adalah Planet dengan Orbit Tercepat3. Merkurius Semakin Menyusut
4. Atmosfer Merkurius yang Penuh Oksigen Tetapi Tak Aman untuk Dihuni Manusia5. Permukaan yang Dipenuhi Kawah
Ilmuwan Selidiki Peluang Kehidupan di Uranus dan Bulan-Bulannya
Pluto: Kontroversi Status Planet Kerdil dan Fakta Unik yang Tersembunyi di Baliknya
Pemetaan 3D Mengungkap Struktur Gelembung Gas Panas di Sekitar Tata Surya dan Terowongan Antar-Bintang Menuju Konstelasi Centaurus
Berapa Jumlah Bulan di Tata Surya? Ternyata Ratusan!
Matahari: Bintang Dinamis Penopang Kehidupan di Tata Surya
Pendidikan Bermutu dan Kesejahteraan Guru
Belajar Kolaboratif
Membangun Kapasitas Biologi Komputasi untuk Kemandirian Bangsa
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
Menuju Pendidikan Tinggi Transformatif
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap