visitaaponce.com

NASA Temukan Planet Bayi, Berpotensi Jadi Bumi Super

NASA Temukan Planet 'Bayi', Berpotensi Jadi Bumi Super
Ilustrasi dari sistem IRAS 04125+2902 NASA.(Dok. NASA)

NASA telah mengonfirmasi lebih dari 5.780 dunia di luar tata surya kita, yang disebut eksoplanet. Namun, jarang sekali mendeteksi planet muda atau planet 'bayi' yang masih dalam tahap pematangan, karena planet-planet tersebut menghuni sistem yang dipenuhi debu dan gas yang tidak terlihat.

Secara kebetulan, puing-puing yang jauh ini telah terbelah, sehingga memungkinkan para peneliti menggunakan kamera Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) milik NASA untuk menemukan planet muda.

Menurut NASA, Planet raksasa yang berusia hanya 3 juta tahun ini dianggap sebagai 'bayi' di luar angkasa. Bahkan, para peneliti mengatakan usianya setara dengan bayi berusia dua minggu. Sebagai perbandingan, Bumi, planet setengah baya, berusia sekitar 4,5 miliar tahun.

"Planet besar dengan nama panjang IRAS 04125+2902 b sebenarnya masih bayi usianya baru 3 juta tahun. Dan karena dunia bayi seperti itu biasanya tersembunyi di dalam cakram puing yang menutupi, planet ini merupakan planet termuda yang sejauh ini ditemukan menggunakan metode deteksi planet yang dominan," jelas NASA.

Melansir dari Chorn, tim ilmuwan yang dipimpin oleh astronom bernama Madyson G. Barber dari University of North Carolina di Chapel Hill, menerbitkan temuan mereka tentang planet baru tersebut di jurnal  Nature bulan ini.

"Menemukan planet seperti ini memungkinkan kita untuk melihat kembali ke masa lalu, melihat sekilas pembentukan planet saat itu terjadi," kata Barber dikutip dari Chron.

Dikutip dari Mashable Me, kebanyakan eksoplanet saat ini ditemukan dengan 'metode transit', di mana teleskop mengamati sedikit penurunan kecerahan bintang, yang disebabkan oleh planet yang transit.

Meskipun metode ini tidak berfungsi jika bintang dan tata surya yang lebih besar diselimuti puing-puing, tim peneliti menemukan bahwa cincin puing-puing di tata surya IRAS 04125+2902 b telah menjadi sangat melengkung, sehingga menampakkan planet 'bayi' ini.

Penyebab lengkungan ini nampaknya belum jelas. Tidak seperti matahari, kebanyakan bintang memiliki pendamping bintang (disebut sistem biner), termasuk bintang-bintang di tata surya yang jauh ini. Ada kemungkinan bahwa gravitasi dan pengaruh bintang pendamping ini dapat memicu pergeseran pada cakram planet yang baru lahir, namun tidak ada bukti tentang efek tersebut.

Selain itu, ada kemungkinan juga planet muda itu terdorong keluar dari orbitnya yang tertutup oleh objek lain yang lebih besar di luar angkasa, tetapi belum ada bukti tentang itu juga.

Planet muda itu berada di awan molekuler Taurus, tempat pembibitan bintang yang aktif dengan ratusan bintang baru yang berjarak sekitar 430 tahun cahaya dari planet kita. Ia juga memiliki massa yang paling banyak sepertiga dari raksasa gas Jupiter.

Namun, pengukuran menunjukkan bahwa diameternya hampir sama dengan Jupiter (dengan lebar 88.846 mil, atau 142.984 kilometer, Jupiter 11 kali lebih lebar dari Bumi). Ini menunjukkan atmosfernya yang sedang berkembang, mengembang, dan akan menyusut.

Selama jutaan tahun, NASA menduga planet muda itu dapat berkembang menjadi salah satu planet paling umum yang ditemukan di galaksi Bima Sakti kita, yaitu 'super Bumi' atau 'mini Neptunus'.

Mini Neptunus, adalah dunia gas yang ukurannya antara Bumi dan Neptunus. Super Bumi, yang banyak contoh menariknya ditemukan oleh para astronom, adalah dunia yang ukurannya sekitar 30 hingga 70 persen lebih besar dari Bumi. Bisa berbatu (seperti Bumi) atau sebagian besar terdiri dari gas tebal yang berputar-putar.

Sekitar sepertiga dari eksoplanet yang ditemukan sejauh ini adalah super Bumi, yang berarti mereka sangat umum di tata surya lain. Dan jika mereka bisa dihuni, dunia berbatu seperti itu berpotensi menampung air, bahan penting bagi kehidupan di Bumi.

Para peneliti berencana untuk menganalisis bagaimana atmosfer planet tersebut dibandingkan dengan material cakram di sekitarnya, yang akan memberikan petunjuk tentang perjalanan planet muda ini ke orbitnya saat ini. Mereka juga akan meneliti apakah planet tersebut masih tumbuh atau mungkin kehilangan atmosfer karena pengaruh bintang induknya. (Z-9)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Putri Rosmalia

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat