Penemuan Transien Radio Berperiode Panjang Terlama usai Ledakan Energi
PARA astronom menemukan ledakan energi yang memecahkan rekor dari ruang angkasa dalam, yang dilacak ke sistem biner yang terdiri dari bintang katai merah kecil dan sisa bintang mati yang disebut katai putih.
Tim dari Curtin University, bagian dari International Center for Radio Astronomy Research (ICRAR), menemukan denyut energi terang ini dalam data arsip frekuensi rendah dari Murchison Widefield Array (MWA). Denyut gelombang radio ini, yang diberi nama GLEAM-X J0704-37, muncul setiap tiga jam, dengan ledakan berlangsung antara 30 hingga 60 detik. Sinyal ini menjadi contoh periode terpanjang dari fenomena langka dan ekstrem yang disebut "transien radio berperiode panjang."
Pertama kali ditemukan pada 2006, transien radio berperiode panjang telah membingungkan para astronom selama hampir 20 tahun karena sulit dipahami bagaimana fenomena ini menghasilkan gelombang radio. Penelitian ini mungkin memecahkan misteri tersebut dengan mengidentifikasi kemungkinan sumber ledakan energi ini.
Salah satu alasan mengapa misteri ini sulit dipecahkan adalah karena transien radio berperiode panjang yang ditemukan sebelumnya berada di wilayah Bima Sakti yang padat dengan bintang. Hal ini menyulitkan untuk menentukan apa yang sebenarnya menghasilkan ledakan gelombang radio tersebut.
"Transien berperiode panjang sangat menarik, dan agar para astronom dapat memahaminya, kita memerlukan citra optik," ujar Natasha Hurley-Walker, anggota tim penemu dan peneliti di Curtin University. "Namun, ketika Anda melihat ke arah mereka, ada begitu banyak bintang di sekitarnya, seperti dalam 2001: A Space Odyssey. 'Ya Tuhan, penuh dengan bintang!'"
Namun, tim memiliki keberuntungan saat menemukan GLEAM-X J0704-37. Transien radio berperiode panjang yang luar biasa ini berasal dari jarak 5.000 tahun cahaya di tepi Bima Sakti, area yang lebih jarang dihuni oleh bintang.
"Penemuan baru kami berada jauh dari bidang galaksi, sehingga hanya ada beberapa bintang di sekitarnya, dan kami sekarang yakin satu sistem bintang tertentu menghasilkan gelombang radio tersebut," tambah Hurley-Walker.
Tim menggunakan teleskop MeerKAT di Afrika Selatan untuk menentukan asal GLEAM-X J0704-37 pada satu bintang tertentu. Langkah selanjutnya adalah mengungkap sifat sistem bintang yang memancarkan GLEAM-X J0704-37.
Katai merah vs. katai putih
Dengan menggunakan Southern Astrophysical Research Telescope (SOAR) di Chili, para ilmuwan berhasil menentukan bahwa salah satu bintang di sumber GLEAM-X J0704-37 adalah bintang katai merah bermassa rendah, juga dikenal sebagai bintang "kelas-M" atau "M-dwarf."
Hal ini menimbulkan dilema bagi tim.
"Katai merah adalah bintang bermassa rendah yang hanya memiliki sebagian kecil massa dan luminositas Matahari. Mereka mencakup 70% dari bintang di Bima Sakti, tetapi tidak satu pun dari mereka terlihat dengan mata telanjang," jelas Hurley-Walker. "Sebuah katai merah saja tidak dapat menghasilkan energi sebanyak yang kita lihat."
Melalui data mereka, tim menemukan bukti bahwa katai merah tersebut berada dalam sistem biner dengan objek lain. Mereka menentukan bahwa pendamping ini kemungkinan adalah katai putih, bara bintang yang mendingin setelah sebuah bintang bermassa seperti Matahari mati.
"Bersama-sama, mereka menghasilkan emisi radio," ujar Hurley-Walker.
Hurley-Walker dan rekan-rekannya menyarankan medan magnet yang kuat dalam sistem tersebut menyebabkan emisi ledakan energi periodik yang mirip dengan yang terlihat pada bintang neutron yang berputar cepat, atau "pulsar." Karena sistem asal GLEAM-X J0704-37 berada jauh di atas cakram Bima Sakti, para peneliti dapat menyingkirkan kemungkinan bintang neutron bermagnet tinggi, atau "magnetar," sebagai sumber transien radio berperiode panjang ini.
Tim kini tengah bekerja keras untuk mengkonfirmasi sifat sistem biner ini dan menjelaskan bagaimana tepatnya GLEAM-X J0704-37 terbentuk.
Secara umum, fakta GLEAM-X J0704-37 telah aktif selama 10 tahun terakhir dan belum ditemukan hingga saat ini menunjukkan kemungkinan adanya lebih banyak transien radio berperiode panjang yang tersembunyi dalam data arsip dari berbagai teleskop di seluruh dunia, termasuk MWA.
"Transien radio berperiode panjang ini adalah penemuan ilmiah baru, dan MWA secara fundamental telah memungkinkan penemuan-penemuan ini," ujar Direktur MWA, Steven Tingay.
"MWA memiliki arsip pengamatan sebesar 55 petabyte yang menyediakan catatan dekade panjang tentang alam semesta kita. Ini seperti memiliki data setara dengan 55.000 komputer rumah berkelas tinggi – salah satu koleksi data sains terbesar di dunia.
"Ini adalah tambang emas untuk menemukan lebih banyak fenomena di alam semesta kita, dan data ini adalah taman bermain bagi para astronom." (Space/Z-3)
Terkini Lainnya
Katai merah vs. katai putih
Menyelamatkan Demokrasi
Guru Berkualitas dan Berkemajuan
Mendorong Inklusivitas Kebijakan Publik
Indonesia Kekurangan Dokter: Fakta atau Mitos?
Serentak Pilkada, Serentak Sukacita
Menuju Pendidikan Tinggi Transformatif
1.000 Pelajar Selami Dunia Otomotif di GIIAS 2024
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap