visitaaponce.com

TIGA objek wisata di Kabupaten Sukabumi sudah mendunia. Hal itu tak terlepas dikenalnya ketiga objek wisata itu di mata internasional.

Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, ketiga objek wisata yang sudah mendunia itu yakni Geopark Ciletuh Palabuhanratu, arung jeram Cikidang, dan Pantai Cimaja yang kerap digunakan untuk lokasi perlombaan selancar tingkat dunia.

"Sebetulnya ada tiga tempat di Sukabumi itu yang sudah mendunia. Geopark, arung jeram di Cikidang, kemudian surfing di Cimaja. Itu sudah mendunia. Orang sudah pada tahu," katanya di sela kegiatan Geopark Ciletuh Run 2024 di Pantai Palangpang, Desa Ciwaru, Kecamatan Ciemas.

Baca juga : Pemprov Jawa Barat Kembangkan 4 Destinasi Wisata di Kabupaten Sukabumi

Namun, lanjut dia, ketiga objek wisata itu lebih terkenal dibanding
wilayah Kabupaten Sukabumi. Tak jauh beda dengan Bali yang lebih dikenal dibanding Indonesia.

"Ketika saya dan teman-teman ada kegiatan G 20 di Bali, kemudian ditanya dari mana. Saya jawab dari Sukabumi. Enggak ada yang tahu. Tapi ketika ditanya lebih spesifik Sukabumi, saya jawab Geopark Ciletuh, ternyata mereka lebih tahu. Sama ketika ada kejuraan dunia arung jeram di Australia. Saya ikut ke sana dan mengenalkan diri dari Cikidang. Ternyata mereka lebih tahu. Ibarat orang lebih mengenal Bali daripada Indonesia," terangnya.

Di Geopark Ciletuh Palabuhanratu terdapat berbagai wisata alam atau disebut sebagai ecotourism. Wisatawan tinggal memilih hobi yang disenangi.

Baca juga : Asita Bantu Pengembangan Sektor Pariwisata Kabupaten Sukabumi

"Sebenarnya tinggal sukanya di mana. Buat olahraga air ada, snorkling,
surfing, mau berburu juga ada. Di sini tempatnya berburu," ungkapnya.

Marwan juga menuturkan, Sukabumi merupakan pionir digelarnya Billfish
Tournament tingkat internasional. Kemudian turnamen itu berpindah-pindah tempat.

"Billfish Tournament itu lomba memancing ikan blue marlin atau black
marlin. Ikan ini migrasinya dari Australia ke Hemingway ke Afrika Selatan. Dulu ini merupakan turnamen internasional. Sukabumi yang kali pertama memulainya. Sekarang berpindah-pindah tempat di Indonesia akibat migrasi ikannya terganggu," pungkas Marwan.