visitaaponce.com

Lestarikan Angklung, Tingkatkan Kunjungan

Lestarikan Angklung, Tingkatkan Kunjungan
Seniman di Saung Angklung Udjo tengah memainkan angklung(MI/SUGENG SUMARIYADI)

KERIAAN kembali menguar dari Saung Angklung Udjo di Kota Bandung.
Nyanyian anak membawakan lagu beragam genre, tradisional dan pop barat
berpadu dengan iringan angklung yang merdu.

Bus-bus wisata pun keluar masuk sanggar membawa pengunjung lokal dan
mancanegara. Lampu-lampu sanggar pun kembali menyinarkan terang di malam
hari, karena pergelaran seni yang tidak berhenti di siang hari.

"Saya senang bisa kembali bermain angklung setelah lebih dari dua tahun
tidak melakukannya. Saya bisa melestarikan lagi kesenian tradisional
angklung, yang menjadi cita-cita saya," ungkap Sabrina Mustika, 13,
salah satu murid di Saung Angkung Udjo.

Pandemi covid-19 membuat banyak sanggar seni tradisional yang menjadi
objek wisata di Tanah Air tidak bertahan. Termasuk Saung Angklung Udjo.

"Sebelum pandemi, sekitar 1.000 orang terlibat dan mendapat nafkah dari
operasional Saung Angklung Udjo. Di masa pandemi, jumlahnya terpaksa
harus terus dikurangi dan akhirnya hanya tersisa puluhan orang," ujar
Pemimpin Saung Angklung Udjo, Taufik Hidayat Udjo, Rabu (25/10) malam.

Sanggar pelestari musik tradisional yang didirikan Udjo Ngalenggena
(Mang Udjo) pun harus tutup. Mereka kehilangan pengunjung wisata, yang
jumlahnya kala itu sudah mencapai 2.000-an orang per harinya.

Udjo Reborn


Setelah pandemi luruh, Saung Angklung Udjo kembali menggeliat. Dengan
beragam kreativitas yang dimunculkan, kunjungan ke sanggar di Jalan
Padasuka ini meningkat lagi.

"Kami menandai ini sebagai Udjo Reborn. Saat ini, kunjungan wisatawan
setiap hari sudah mencapai 1.000 orang lebih. Kami menggelar
pertunjukkan seni tidak hanya di pagi dan siang hari, tapi bisa sampai
malam hari," ungkap Taufik.

Dari kebangkitan Saung Udjo inilah semangat Taufik melestarikan angklung terus meningkat. Agustus lalu, misalnya, dia menggelar pemecahan rekor dunia angklung yang mendapat dukungan Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Acara yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno itu memecahkan
rekor dunia, dengan 15.110 orang bersama-sama memainkan angklung.

Tidak cukup dengan itu, November ini, Saung Angklung Udjo kembali
meluncurkan program Angklung Pride. Selama satu bulan penuh, semangat
melestarikan angklung terus digemakan lewat pertunjukkan seni, seminar,
hingga pameran.

"Angklung Pride juga upaya memperingati penetapan angklung sebagai
warusan budaya dunia oleh UNESCO yang ditetapkan pada 16 November 2010
silam. Kami terus berupaya melestarikan angklung dan mendukung Bandung
sebagai Kota Angklung," tambah putra ke-9 dari 10 putra-putri Mang Udjo
itu. (SG/Sugeng Sumariyadi)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sugeng

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat