visitaaponce.com

Pemerintah Siapkan Langkah Hadapi Gejolak Pangan

Pemerintah Siapkan Langkah Hadapi Gejolak Pangan
Ilustrasi harga pangan.(Antara)

Pemerintah menaruh perhatian ekstra terhadap situasi pangan dunia yang tengah bergejolak. Untuk itu, sejumlah langkah untuk menekan dampak global mulai dilakukan agar tidak membebani masyarakat.

"Beberapa langkah ke depan yaitu menjaga komoditas pangan dengan belanja tidak terduga dan jaring pengaman sosial, menambah pasokan komoditas pangan," ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Mid-Year Economic Outlook 2022 bertajuk Prospek Pemulihan Ekonomi Indonesia di Tengah Perubahan Geopolitik Pascapandemi secara daring, Selasa (2/8).

Bahkan, lanjut dia, Presiden Joko Widodo telah mengarahkan dan meminta agar ketahanan dan produksi pada komoditas padi, jagung, dan kedelai ditingkatkan. Hal ini menjadi upaya antisipasi terhadap potensi rembesan kenaikan harga komoditas pangan di tingkat global.

Untuk itu, pemerintah bakal memperbaiki sekaligus memperkuat fungsi Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) dan Badan Pangan. Tujuannya agar dua lembaga itu bisa turut berperan dan mendukung upaya pengendalian inflasi pangan di dalam negeri.

Hal lain yang juga akan dibenahi, kata Airlangga, ialah terkait distribusi logistik. Dalam hal ini kerja sama antardaerah menjadi kunci penting guna memastikan tidak ada gangguan pendistribusian yang menyebabkan kenaikan harga.

"Tentu juga kerja sama antar daerah ini dalam menjaga monitoring agar harga selalu terjangkau, barang tersedia, disrtibusi lancar, dan juga komunikasi dengan publik," kata dia.

Di kesempatan berbeda, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu mengungkapkan, pemerintah akan terus melaksanakan dan memperkuat kebijakan intervensi harga pangan, penguatan stok, serta operasi pasar dan dukungan fasilitas distribusi pangan.

Itu bakal dilakukan oleh berbagai pemerintah daerah untuk menekan harga cabai dan bawang yang masih tinggi. Febrio mengungkapkan, faktor musiman terkait kondisi cuaca yang saat ini menjadi sebab kenaikan harga sejumlah komoditas umumnya bersifat temporer.

"Harga pangan diperkirakan akan semakin stabil seiring membaiknya kondisi cuaca ke depan. Pergerakan harga komoditas hortikultura sudah menunjukan tren melandai dalam dua minggu terakhir bulan Juli," jelasnya dikutip dari siaran pers, Selasa (2/8).

Diketahui sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan adanya peningkatan inflasi pada komponen pangan bergejolak. Pada Juli 2022, inflasi komponen tersebut telah mencapai 11,47% (year on year/yoy), tertinggi sejak Januari 2014 yang tercatat sebesar 11,91% (yoy).

Kepala BPS Margo Yuwono mengungkapkan, tingginya inflasi komponen bergejolak itu berpotensi mendorong peningkatan kemiskinan di Indonesia. "Kenaikan harga atau inflasi yang cukup tinggi ini, khususny pada kelompok makanan, itu pasti memiliki potensi yang besar pada angka kemiskinan," terangnya dalam konferensi pers secara daring, Senin (1/8). (OL-12)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Retno Hemawati

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat