visitaaponce.com

Jersei Lokal Berkibar, Jasa Desainer Makin Laris

DARI 18 klub sepak bola yang berlaga di Liga 1 musim 2023/2024, hanya 1 yang tidak menggunakan jersei lokal. Fakta itu bukan saja membuat bangga akan perkembangan industri jersei Tanah Air, melainkan juga menggambar berbagai potensi ekonomi yang muncul.

 

Berkibarnya jersei lokal berarti pula naiknya permintaan akan jasa desainer. Selain digarap langsung oleh para desainer yang berada dalam naungan brand, tidak sedikit jersei lokal yang merupakan hasil karya desainer individual atau desainer lepas (freelance). Desainer jersei lokal kini juga punya forum bernama Indonesia Sport Designer.

 

Fajar Ramadhan adalah salah satu desainer senior di lini jersei. Pada 2015, ia mengawali kiprah dengan bergabung di merek jersei lokal, Riors yang sebelumnya bernama Vision of Superior. Dari Riors, Fajar pindah ke League dan kini bernaung di Mills. Ia menggarap desain jersei timnas sepakbola Indonesia untuk periode 2022–2024.

 

Bagi desainer lepas, Fajar menilai dengan pasar yang semakin bergairah maka jasa desainer lepas sebaiknya tidak dipatok di bawah Rp1 juta. Selain tarif dengan metode lepasan atau putus itu ada pula tarif yang berdasarkan pembagian hasil pra-pesan (pre-order).

 

Sony Andrio yang berkecimpung sejak 2016, kerap mendesain jersei dengan sistem lepasan. Sistem bagi hasil juga cukup menggiurkan untuk klub yang memiliki basis penggemar besar sebab oplah cetak jersei diharapkan akan besar.

 

“Contoh ya kalau yang PSPS Riau, standar mereka setiap tahun itu, target penjualan sekitar 1000-1500 pieces. Itu cetaknya bertahap, enggak langsung. Nah, kalau Arema, itu biasanya mereka cetak di awal sekaligus langsung lima ribu pieces. Jumlah tersebut tapi dari tiga jenis jersei ya (home, away, dan third). Kalau misalnya performa penjualannya bagus, bisa cetak sampai 10 ribu. Berbeda lagi kalau tim yang punya basis fan sangat besar seperti Persib atau Persija. Itu bisa 10 ribu pieces jersei ke atas,” papar Sony soal jersei-jersei yang pernah ia tangani, kepada Media Indonesia melalui sambungan telepon, Senin, (8/4/2024).

 

Sayembara sebagai Pintu Masuk

Jika Anda termasuk yang tertarik berkarir sebagai desainer jersei, Sony mengungkapkan jika sayembara menjadi pintu masuk yang bagus. Sony yang sudah menjadi pengusaha konveksi dan desainer sejak 2010 pun semakin dikenal setelah mengikuti sayembara desain jersei PSPS Riau pada 2016.

 

Desainer jersei lainnya yang dikenal lewat jalur sayembara adalah Novin Herdian. Pada 2019, ia menjadi pemenang sayembara jersei Persija Muda 2019. Kini portofolionya Novin juga berisi karya jersei Maluku Utara (Malut) United, Sriwijaya FC, hingga jersei untuk klub futsal Pendekar United milik Atta Halilintar di musim debut mereka. Dalam mendesain, Novin kerap memasukkan berbagai unsur budaya, contohnya warna makanan selendang mayang yang diadopsi dalam jersei Persija Muda.

 

Unsur budaya pula yang kerap ditonjolkan oleh desainer-desainer yang bernaung di bawah brand jersei lokal. Brand yang berdiri 2017 ini menggunakan motif songket pada jersei Sriwijaya FC. “Prosesnya sebetulnya kami kasih beberapa opsi motif dan mereka yang menentukan, nanti kalau ada masukan biasanya kami memodifikasi atau mempercantiklah, sesuai keinginan tim,” ujar Pemilik Tweve Muhammad Sebrian Alamsyah, Sabtu (6/4).

 

Para desainer dan juga brand jersei lokal kini juga semakin memperhatikan kebutuhan jersei sebagai bagian tren fesyen luar lapangan. Hal ini seiring dengan semakin diminatinya gaya busana bloke core di kalangan anak muda. Gaya busana yang berasal dari anak muda Inggris ini menggunakan jersei sebagai fesyen sehari-hari.

 

Fajar mengungkapkan tren bloke core mendorong desainer jersei semakin mengeksplorasi visual mereka. “Nah, tren bloke core sekarang itu sendiri juga sudah mulai jadi pertimbangan bagi para desainer dan klub. Jersei jadi punya bias antara sebagai penopang performa di lapangan dan sebagai item fesyen,” ungkapnya.

 

 

Terkait dengan tipe jersei, secara umum dibagi 3, yakni:

  1. Player Issue (PI):

Jersei yang digunakan oleh atlet profesional saat mereka bertanding. Pada tipe ini, jersei dibuat dengan spesifikasi terbaik, termasuk material kainnya. Sebab itu harga jersei ini paling mahal.

 

  1. Replika:

Jenis jersei memiliki tampilan sama tapi memiliki detail berbeda dari jersei Player Issue. Jersei replika ditujukan untuk digunakan kasual harian, memiliki daya pemakaian yang lebih lama, sementara Player Issue diperuntukkan untuk 1 pertandingan.

 

  1. Supporter Version:

Di jersei ini, beberapa detail-detail dikurangi dari versi jersei Replika. Hal itu dilakukan agar harga jersey ini bisa menjangkau pasar yang lebih luas. (M-1)

 

Baca berita lengkapnya mengenai industri jersei lokal dan tren bloke core Indonesia di koran Media Indonesia edisi Minggu, 14 April 2024.

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Bintang Krisanti

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat