visitaaponce.com

Nilai Kesetaraan dan Pesan Antiperang dalam Film Totto Chan The Little Girl at the Window

Nilai Kesetaraan dan Pesan Antiperang dalam Film Totto Chan: The Little Girl at the Window
Cuplikan adegan dari film Totto Chan: The Girl at the Window(Instagram Feat Pictures)

DISTRIBUTOR film Independen Feat Pictures akan menghadirkan film Totto-Chan: The Little Girl at the Window di bioskop tanah air mulai Rabu (1/5) mendatang. Film yang diangkat dari novel tersebut merupakan kisah nyata sang penulis, Tetsuko Kuroyanagi, yang dipaksa melihat berbagai macam propaganda perang di masa Perang Dunia II, saat dirinya masih berusia belia. 

Rangkaian kenangan masa kecil itu menceritakan tentang sekolah ideal di Tokyo, bernama Tomoe Gakuen, selama Perang Dunia II yang memadukan pembelajaran dengan kesenangan, kebebasan, dan cinta. 

Sekolah ini tidak seperti sekolah pada umumnya. Tomoe Gakuen memakai gerbong kereta tua sebagai ruang kelas dan menanamkan nilai kesetaraan yang amat mendalam pada murid-muridnya. 

Baca juga : Film Temurun Rilis Trailer dan Poster Resmi

Tentu saja ide brilian ini tak lepas dari sang pendiri dan kepala sekolahnya, Sosaku Kobayashi, yang sangat percaya pada kebebasan berekspresi.

 

Baca juga : Lyodra Isi Soundtrack Film Ipar Adalah Maut

Pun demikian, semua itu habis dilahap panasnya Perang Dunia II. Propaganda dan pemaksaan nilai kepada warga sipil benar-benar merenggut kesenangan murid-murid Tomoe Gakuen. Penonton akan diajak tertawa dan menangis melihat kehidupan Totto-Chan.  

Film ini menyajikan animasi Jepang yang sangat halus. Walaupun dibuat di era modern, nuansa animasi lawas Jepang masih dapat dirasakan penonton. 

Pun demikian, transisi gaya animasi di beberapa scene tidak bisa dipungkiri kecanggihannya. Secara teknis, Totto-Chan berhasil menghidangkan animasi yang canggih tanpa melunturkan nuansa lawas. 

Baca juga : Harta Tahta Raisa Hadirkan Arsip yang Belum Pernah Dibagikan ke Publik

Tidak hanya kuat secara teknis, substansi film ini pun tidak kalah tajam. Totto Chan akan membawa penonton ke dalam kontras yang sangat kental antara kehidupan anak-anak yang cinta damai dan dunia yang sedang panas dalam perang. 

Anak-anak sekolah Tomoe hidup dengan menjunjung nilai kesetaraan dan gotong royong, sementara dunia orang dewasa sedang sibuk-sibuknya membenci bangsa lain. 

Suatu pelajaran berharga bahwa mungkin orang dewasa pun harus berkaca dari anak-anak yang terkesan lugu dan tak tahu banyak hal. 

Film ini juga akan memperlihatkan detail-detail sejarah yang selama ini mungkin luput dari perhatian. Propaganda yang sangat keras dan mengakar kepada masyarakat Jepang saat itu digambarkan dengan sangat seksama dalam beberapa scene. 

Pesan antiperang memang tak secara gamblang disampaikan, tetapi penonton akan merasakan tujuan penggambaran mengerikan propaganda perang yang dilakukan selama perang dunia II. Untuk menekankan seberapa kejamnya peperangan merenggut perdamaian warga sipil. (Z-1)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat