visitaaponce.com

Prasasti Sejarah Vihara Dharma Jaya Toasebio Diresmikan

Prasasti Sejarah Vihara Dharma Jaya Toasebio Diresmikan
PRASASTI sejarah Vihara Dharma Jaya Toasebio(Ist)

PRASASTI sejarah Vihara Dharma Jaya Toasebio yang terletak di Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, Sabtu (18/6) diresmikan oleh Staf Khusus Menteri Agama Bidang Media dan Komunikasi Publik, Wibowo Prasetyo. Peresmian ditandai dengan penurunan kain merah selubung prasasti bersama Ketua Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio, Arifin Tanzil.

Prasasti berisi informasi sejarah Kelenteng Toasebio yang berdiri sejak dibangun kembali apada 1751 dan saat ini sudah berusia 271 tahun. Dalam sambutannya, Wibowo menyampaikan apresiasi atas upaya Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio membangun prasasti Kelenteng Toasebio sebagai wujud bakti kepada para pendahulu.

"Prasasti ini juga sebagai edukasi kepada generasi penerus saat ini untuk dapat mengingat jasa dan budi baik yang dilakukan oleh para sesepuh dimasa sebelumnya, sekaligus memberikan penghormatan kepada para pendiri yayasan atas dedikasinya," jelasnya.

Ketua Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio, Arifin Tanzil dalam sambutannya menyampaikan sejarah berdirinya yayasan hingga pengelolaan saat ini bagi umat Buddha. Dikatakan, Yayasan Vihara Dharma Jaya Toasebio didirikan oleh Ferdinand Kencana Jaya, Husin Buntara Sjarifudin, Husen Buntara Sjarifudin, Agustinawati S.A, Rachman Santosa, Lauw Kiong Hoa, Wong Sem Fie, Harjanto W, SmHk, dan Mujadin Pangestu.

"Penghormatan yang tinggi kepada sembilan pendiri yang secara bersama-sama mendirikan Yayasan Wihara Dharma Jaya Toasebio hingga berkembang hingga saat ini. Semoga semua ini bermanfaat bagi umat, warga sekitar dan masyarakat luas, dan terima kasih untuk yang telah memberikan kontribusinya," katanya.

Pembina Yayasan, Youanto Kenchana Jaya menyampaikan mengenai sejarah jejak kakeknya menghibahkan tanahnya untuk sebagian area kepada yayasan di Wihara Dharma Jaya Toasebio. Saat ini, tanah yang dihibahkan telah sepenuhnya menjadi milik Yayasan Wihara Dharma Jaya Tosebio.

Dalam acara peresmian ini juga dilakukan pembacaan Parita dipimpin Bhikkhu Dhammasubho Mahathera, penyerahan beasiswa, santunan kepada anak yatim, potong tumpeng, dan peresmian klinik serta pelepasan burung.

Husen Buntara Sjarifudin selaku perwakilan pendiri menjelaskan awal pendirian yayasan untuk pengelolaan Kelenteng. Dia juga menceritakan awal mula kelenteng yang bernama Hong San Bio kurang diminati umat tapi didatangi turis mancanegara karena merupakan kelenteng tertua di Jakarta.

"Kelenteng ini dibangun lagi mulai 1751 dan pada 1754 difungsikan sebagai tempat ibadah orang Tiongoa di Batavia. Dibangun kembali kelenteng ini akibat dibumi hanguskan pemerintah Hindia Belanda karena berkaitan dengan oknum yang terlibat dalam tragedi Kali Angke dan Geger Pecinan. Untuk memperjelas sejarah, dibuatlah Prasasti Sejarah Kelenteng, agar diketahui masyarakat dan wisatawan mancanegara," jelasnya. (RO/OL-15)

 

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Widhoroso

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat