BKKBN, Kemendagri, dan Tanoto Foundation Bekerja Sama Percepat Penurunan Stunting
STUNTING adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan tidak mendapatkan stimulasi psikososial yang cukup terutama yang terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kehidupan).
Dampaknya, kemampuan kognitif anak menurun sehingga memengaruhi kapasitas belajar pada usia sekolah, nilai, dan prestasi anak.
Menurut berbagai penelitian, anak yang mengalami stunting berpeluang mendapatkan penghasilan 20% lebih rendah dari anak yang tidak stunting di saat dewasa.
Selain itu, stunting juga meningkatkan risiko penyakit tidak menular, seperti diabetes melitus, hipertensi, jantung koroner, dan stroke kelak ketika sang anak dewasa.
Berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi anak Indonesia di bawah usia lima tahun yang mengalami stunting yaitu 24,4%, yang artinya sekitar 7 juta balita Indonesia mengalami stunting.
Prevalensi stunting ini telah menunjukkan penurunan dari tahun-tahun sebelumnya.Namun demikian, Indonesia masih punya tugas yang cukup banyak dalam melawan stunting guna mewujudkan Generasi Emas 2045.
Baca juga: BKKBN Dorong KB Pascapersalinan Guna Tekan Prevalensi Stunting
Hal tersebut muncul dalam pembahasan pada Webinar Nasional: Generasi Bebas Stunting dengan tajuk Pembelajaran dari Daerah dalam Percepatan Penurunan Stunting yang diselenggarakan di Medan, Sumatra Utara, Rabu (6/7), bentuk kerja samaTanoto Foundation dengan BKKBN dan Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri.
Kepala BKKBN Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menjelaskan, “Pesan khusus Presiden Joko Widodo bahwa keluarga-keluarga muda harus menjadi perhatian utama."
"Karena, keluarga-keluarga muda lah yang masih akan hamil dan akhirnya bisa melahirkan anak-anak yang stunting. Stunting menjadiancaman kualitas generasi muda dan kualitas bangsa kita. Maka stunting harus kita turunkan secara bersama-sama,” papar Hasto.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian yang diwakilkan oleh Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah, Kemendagri, Teguh Setyabudi menambahkan.
“Pada dasarnya memperkuat kelembagaan mulai di tingkat pusat dan daerah, memberikan kuasa penuh Pemerintah Daerah dalam mengambil langkah-langkah aksi konvergensi guna Percepatan Penurunan Stunting. Sehingga resolusi mencapai target Nasional sebesar 14% pada tahun 2024 dapat terealisasi,” jelas Teguh.
Tanoto Foundation, organisasi filantropi independen di bidang pendidikan yang didirikan oleh Sukanto Tanoto dan Tinah Bingei Tanoto, berkomitmen untuk mendukung pemerintah dalam upaya percepatan penurunan angka stunting.
CEO Global Tanoto Foundation J. Satrijo Tanudjojo menekankan pentingnya semangat kerja sama antara berbagai pihak dalam menekan angka stunting di Indonesia.
“Kami di Tanoto Foundation percaya bahwa peran multi sektor sangat penting bagi keberhasilan program percepatan penurunan angka stunting. Kolaborasi dengan konsep penta-helix, antara pemerintah pusat dan daerah, dari hulu ke hilir, secara bersama-sama dengan dukungan dari pihak swasta, akademisi, media, serta masyarakat diharapkan dapat mewujudkan generasi dengan anak-anak Indonesia bebas stunting,” kata Satrijo.
Sejauh ini Tanoto Foundation telah bekerja sama dengan Wold Bank dalam mendukung implementasi program INEY (Investing in Nutrition and Early Years), kampanye perubahan perilaku bersama UNICEF, dan pengembangan kapasitas Kader Pembangunan Manusia bersama Kementerian Desa, PDT, & Transmigrasi.
Kerja sama lainnya berupa peningkatan kapasitas Pendamping Sosial Program Keluarga Harapan bersama Kementerian Sosial, pelatihan Tim Pendamping Keluarga bersama BKKBN, pendampingan dalam penyusunan serta implementasi strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dan delapan aksi konvergensi di tingkat provinsi dan kabupaten atau kota bersama TP2AK/Setwapres dan Kementerian Kesehatan, serta beberapa program lainnya.
Seri Webinar Nasional: Generasi Bebas Stunting iniakan berlangsung hingga Oktober 2022, melibatkan Pemerintah Daerah dari 514 Kabupaten/Kota.
Dengan penggunaan metode peer-to-peer learning, seri webinar yang dijalankan inibertujuan untuk membagikan pembelajaran dari antar-daerah terkait dengan program percepatan penurunan stunting. (RO/OL-09)
Terkini Lainnya
Alami Gizi Buruk, Anak-anak Suku Asli Amazon Dirawat di Rumah Sakit
HaloPuan dan Muslimat NU Lawan Stunting di Majalengka, Jabar
Danone Ajak Masyarakat Atur Pengeluaran Agar Gizi Anak Bisa Optimal
FKUI Gelar Pelatihan Pencegahan Stunting untuk Dokter di NTT
BKKBN Apresiasi Pemkab Sumenep dalam Tangani dan Cegah Stunting
HaloPuan Melawan Stunting Dilaksanakan di Kota Bogor
Tanoto Foundation Luncurkan Program Fellowship Demi Ciptakan Aktor-aktor Pembangunan Masa Depan
Pendidikan Nasional masih Hadapi Tantangan Literasi dan Numerasi
Tanoto Foundation dan School of Parenting Lakukan Studi terkait Pola Pengasuhan
Tingkatkan Pengasuhan Anak Usia Dini, Kemen-PPPA Gandeng Tanoto Foundation
SDG Academy dan UNDP Luncurkan Program Kapasitas Ekonomi Sirkular
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap