Awan Cumulonimbus Berpotensi Ganggu Penerbangan Sepekan ke Depan
BADAN Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperingatkan adanya awan cumulonimbus yang berpotensi mengganggu transportasi jalur udara selama tujuh hari ke depan.
"Awan cumulonimbus dengan persentase cakupan spasial maksimum 50% sampai 75% persen berpotensi mengganggu penerbangan selama 7 hari ke depan," kata kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers yang diselenggarakan secara virtual, Kamis (29/12).
Baca juga: 3 Kecamatan di Kabupaten Pinrang Terendam Banjir Rob
Sebagai informasi, awan cumulonimbus merupakan awan vertikal yang berpotensi menghasilkan hujan lebat, petir angin kencang hingga puting beliung.
Dwikorita mebeberkan, awan cumulonimbus itu berpotensi terjadi di Laut Andaman, Laut Sulu, Laut Filipina, Samudera Pasifik utara Pulau Papua, Samudera Hindia selatan Pualu Jawa hingga barat Pulau Sumatra, Selat Sunda, Laut Jawa, Selat Makassar, Laut Maluku, Laut Banda, Laut Aur, Laut Arafuru, Laut Timor, Teluk Carpentaria dan sebagian kecil Pulau Papua.
Selain itu, awan cumulonimbus dengan intensitas lebih dari 75% dalam tujuh hari ke depan berpotensi terjadi di Laut Cina Selatan, Laut Sulu, Laut Filipina, Selat Sunda, Laut Jawa, Laut Timor dan Teluk Capentaria.
Untuk langkah antisipatif, demi keselamatan penerbangan dan penumpang, Dwikorita sudah mempersiapkan sejumlah langkah dengan berkoordinasi dengan beberapa pihak terkait.
"Kami sudah koordinasi dengan Menteri Perhubungan, BNPB juga BRIN, bersama kami menyiapkan beberapa langkah. Antara lain pengaturan penerbangan dan saat ini juga sedang disiapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC)," beber Dwikorita.
Pada kesempatan itu Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Achadi Subarkah mengungkapkan, dengan adanya peringatan dini dari BMKG, maskapai dan operator pesawat terbang harus memerhatikan kondisi cuaca dan armada penerbangannya.
"Selain itu untuk penumpang agar bersabar apabila ada penundaan dan seterusnya. Ini bisa diakibatkan di antaranya karena safety yang diterapkan maskapai dan penyelenggara bandar udara," ucap Achadi.
"Penumpang juga harus lebih aware dengan informasi yang disampaikan BMKG di setiap bandar udara," pungkas dia. (OL-6)
Terkini Lainnya
Pemilu Iran: Pertarungan Dua Kubu Politik yang Sangat Berjarak
Spirit Dedikatif Petugas Haji
Arti Penting Kunjungan Grand Syaikh Al-Azhar
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Iuran Tapera ibarat Masyarakat Berdiri di Air Sebatas Dagu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Gerakan Green Movement Sabuk Hijau Nusantara Tanam 10 Ribu Pohon di IKN
Gandeng Benihbaik, Bigo Live Gelar Kampanye Dukung Yayasan Kanker Indonesia
Bantu Penyandang Penyakit Langka Cornelia de Lange Syndrome dengan Solo Cycling
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap