Silver Diamine Fluoride 80 Persen Efektif Turunkan Risiko Gigi Berlubang
![Silver Diamine Fluoride 80 Persen Efektif Turunkan Risiko Gigi Berlubang](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2023/02/18313ae9c32401368386a18860f09b0d.jpeg)
Tindakan menambal gigi masih menjadi metode yang digunakan untuk mengurangi risiko atau mengatasi gigi berlubang (karies), namun kini sebuah penelitian menunjukkan ada teknik baru yang sama efektifnya namun lebih mudah diakses dan hemat biaya.
Metode baru itu yaitu dengan menggunakan cairan antimikroba Silver Diamine Fluoride (SDF), yang dioleskan seperti odol saat menyikat gigi.
Seperti dilaporkan NYPost pada Selasa (21/2) waktu setempat, NYU College of Dentistry di Amerika Serikat (AS) menemukan bahwa SDF terbukti menurunkan risiko gigi berlubang pada anak hingga 80 persen, serta menghentikan keadaan gigi berlubang menjadi lebih buruk pada 50 persen situasi.
Perbedaan penting antara pengaplikasian SDF dan penambal gigi adalah SDF dapat cukup dilakukan oleh perawat gigi, sedangkan tindakan menambal gigi hanya bisa dilakukan oleh dokter.
Penelitian ini telah mensurvei 3.000 anak pada 47 sekolah berbeda di Kota New York, AS selama dua tahun. Para siswa memiliki ras yang beragam dan berasal dari keluarga berpenghasilan rendah.
Masing-masing sekolah secara acak memilih untuk menerima perawatan SDF sederhana atau perawatan tambal gigi kompleks. Kemudian tim peneliti klinis mengunjungi setiap sekolah untuk menguji tingkat dasar kerusakan gigi sebelum menerapkan perawatan.
Hasilnya, mereka menemukan bahwa kedua perawatan hampir identik dalam kemanjuran untuk pencegahan, 81 persen untuk SDF dan 82 persen untuk tambal gigi konvensional.
Namun ternyata, SDF lebih mujarab dalam menghentikan perkembangan gigi berlubang, dengan tingkat keberhasilan 56 persen sementara tambal gigi 46 persen.
Richard Niederman, seorang profesor NYU College of Dentistry dan penulis senior studi tersebut mengatakan, satu kali pengobatan SDF terbukti sangat efektif selama periode dua tahun berikutnya. “Saya tahu tidak ada intervensi pencegahan gigi lain yang memiliki dampak menguntungkan sebesar ini selama pandemi,” tambahnya.
Studi ini penting dalam mengurangi keseluruhan risiko karies pada anak-anak, terutama di daerah sosial ekonomi rendah yang dua kali lebih mungkin memiliki gigi berlubang yang tidak diobati, dibandingkan dengan anak-anak dari keluarga berpenghasilan tinggi.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit di AS, kerusakan gigi adalah salah satu kebutuhan perawatan kesehatan terbesar yang belum terpenuhi.
Jika tidak diobati, karies dapat menyebabkan rasa sakit dan infeksi yang dapat menyebabkan masalah saat makan, berbicara, bermain, dan belajar.
Niederman mengatakan penggunaan SDF dapat secara dramatis meningkatkan kebersihan mulut dan kualitas hidup anak-anak di AS.
Namun tentunya dokter gigi mengingatkan para orang tua bahwa perawatan tersebut bukanlah pengganti menyikat gigi. “Tanpa pencegahan, gigi berlubang akan terus tumbuh jika tidak dirawat,” ujarnya.
Di Indonesia sendiri, saat ini juga cukup banyak ditemukan penelitian serupa yang berjalan perihal kemampuan SDF menangani gigi berlubang. (Ant/OL-12)
Terkini Lainnya
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap