visitaaponce.com

Pengertian Huruf Konsonan dan Vokal dalam Kelas Bahasa Indonesia

Pengertian Huruf Konsonan dan Vokal dalam Kelas Bahasa Indonesia
Ilustrasi huruf(Freepik.com)

PANDUAN Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) merinci penggunaan sejumlah huruf dalam penulisan bahasa Indonesia, termasuk huruf konsonan, huruf vokal, dan huruf diftong. Kali ini kita akan membahas perbedaan huruf konsonan dan huruf vokal. 

Huruf Konsonan

Huruf konsonan terdiri atas 21 huruf, antara lain b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.

Konsonan, atau yang dikenal sebagai huruf mati, merujuk pada bunyi bahasa yang dihasilkan dengan menghambat aliran udara pada salah satu tempat di saluran suara di atas glotis. 

Baca juga : Capaian Kinerja Badan Bahasa 2023 Tuai Apresiasi

Adapun huruf q dan x memiliki penggunaan khusus, terutama untuk nama diri dan keperluan ilmu. Menariknya, huruf x, ketika berada di posisi awal kata, diucapkan sebagai [s].

Dalam pembentukan dan pengucapan kata-kata dalam bahasa, huruf konsonan memainkan peran penting sebagai elemen fonetis yang melibatkan gerakan organ-organ berbicara, seperti bibir, lidah, dan langit-langit mulut. 

Baca juga : Pengertian AD ART Organisasi atau Perusahaan serta Fungsi, Tujuan, dan Contoh

Penggunaan berbagai teknik ini menghasilkan suara yang membentuk keanekaragaman bunyi bahasa. Berikut adalah beberapa huruf konsonan dalam alfabet Bahasa Indonesia dan perannya dalam membentuk struktur kata:

  • B: Diucapkan dengan menyentuhkan kedua bibir.
  • C: Umumnya diucapkan dengan menggunakan lidah dan langit-langit mulut.
  • D: Diucapkan dengan menyatukan lidah ke langit-langit mulut.
  • F: Diucapkan dengan menyatukan gigi atas dan bibir bawah.
  • G: Diucapkan dengan menghentikan dan melepaskan aliran udara menggunakan langit-langit mulut.
  • H: Diucapkan dengan melepaskan aliran udara tanpa hambatan, sering kali dengan membuka langit-langit mulut.
  • J: Diucapkan dengan menekan lidah ke langit-langit mulut dan melepaskan aliran udara.
  • K: Diucapkan dengan membentuk hambatan di belakang langit-langit mulut.
  • L: Diucapkan dengan menyatukan ujung lidah dengan langit-langit mulut.
  • M: Diucapkan dengan menyatukan bibir dan melepaskan aliran udara melalui hidung.
  • N: Diucapkan dengan menekan ujung lidah ke langit-langit mulut dan melepaskan aliran udara melalui hidung.
  • P: Diucapkan dengan membentuk hambatan di belakang bibir.
  • Q: Selalu diikuti oleh huruf 'u' dan diucapkan seperti 'kw', umumnya digunakan bersamaan dalam kata-kata.
  • R: Diucapkan dengan getaran lidah dan terkadang melibatkan langit-langit mulut.
  • S: Diucapkan dengan membentuk hambatan di dalam mulut tanpa melibatkan langit-langit mulut.
  • T: Diucapkan dengan membentuk hambatan di belakang langit-langit mulut.
  • V: Diucapkan dengan gigi atas dan bibir bawah bertemu, mirip dengan 'f'.
  • W: Diucapkan dengan membuka mulut dan memajukan bibir tanpa hambatan.
  • X: Diucapkan dengan kombinasi suara 'k' dan 's', atau 'ks'.
  • Y: Diucapkan dengan membentuk bibir mirip dengan 'i' atau 'i' terbuka.
  • Z: Diucapkan dengan menghasilkan suara gemetar atau bergetar di dalam mulut.

Berikut ini contoh penggunaan huruf konsonan dalam penulisan kalimat yang benar.

  • Di awal kata: baca, bagian, cakap, cadar, dua, dagu, fisik, forman, gadis, gema, hari, halus, jambu, jalan, kuda, kabar, lemari, lari, maaf, main, nama, neraca, penalti, pagi, raih, sampai, tali, vaksin, wabah, xenon, yakin, zakat, dan quran.
  • Di tengah kata: kacang, dada, kafir, siaga, haji, angka, kami, ilmu, anak, seribu, asal, mati, evaluasi, awan, rapat, alas, paksa, rakyat, lava, tiga, ragi, higienis dan jiwa
  • Di akhir kata: beradab, produktif, buih, bajaj, gudeg, ular, ringkas, abad, maaf, barang, rumah, mi’raj, sajak, amal, padam, tampan, balap, akar, habis dan adat.

Contoh kalimat yang menggunakan huruf konsonan.

  • Dagu anak perempuan seperti terbelah 
  • Jambu air yang menggantung di pohonnya membuat air liur berdecap
  • Teman minum teh sore itu adalah kacang goreng buatan ibu.

Huruf Vokal

Huruf Vokal merupakan kategori bunyi atau ujaran dalam bahasa yang timbul ketika aliran udara keluar dari paru-paru tanpa mengalami hambatan. Lebih lanjut, huruf vokal dikenal juga dengan sebutan huruf hidup atau bunyi dalam konteks linguistik. Dalam Bahasa Indonesia, sistem abjad digunakan untuk merepresentasikan berbagai bunyi vokal yang menciptakan keberagaman dalam pengucapan dan pemahaman kata.

Huruf vokal dalam Bahasa Indonesia terdiri dari lima huruf, yaitu a, e, i, o, dan u. Setiap huruf vokal ini memiliki peran penting dalam membentuk kata-kata dan menyusun struktur bahasa. Misalnya, vokal "a" dapat ditemukan dalam kata-kata seperti "anak" atau "alam," sementara vokal "e" dapat ditemukan dalam kata-kata seperti "esok" atau "senang."

Mengutip dari jurnal Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pemenggalan kata pada kata dasar dilakukan sebagai berikut.

  • Jika di tengah kata terdapat huruf vokal yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf vokal itu. Misalnya, bu-ah, ma-in, ni-at, dan sa-at.
  • Huruf diftong ai, au, ei, dan oi tidak dapat dipenggal, sehingga kedua huruf vokal tersebut dibunyikan secara bersamaan. Contohnya, pan-dai, au-la, dan sau-da-ra.
  • Jika di tengah kata dasar terdapat huruf konsonan di antara dua huruf vokal, pemenggalannya dilakukan sebelum huruf konsonan itu. Misalnya, ba-pak, la-wan, de-ngan, dan ke-nyang.
  • Apabila di tengah kata dasar terdapat dua huruf konsonan yang berurutan, pemenggalannya dilakukan di antara kedua huruf konsonan itu. Contohnya, ap-ril, cap-lok, dan makh-luk.

Berikut ini contoh penggunaan huruf vokal dalam penulisan kalimat yang benar.

  • Di awal kata: abjad, anggur, abang, agama, aktor, alamat, akibat, adaptasi, adil, administrasi, itu, ikan, iguana, ibarat, ibadah, ijazah, indra, ideologis, idola, idealis, uap, uang, udang, undang, urusan, uban, ubin, umum, upacara, unjuk, emas, enak, ember, elang, ebi, edisi, efek, efektif, efisien, erupsi,  oleh, oksigen, obat, objektif, obrolan, observatorium, obesitas, oknum, ofensif, dan obsesi.
  • Di tengah kata: duri, bumi, bulu, rusak, tubuh, buah, tumpuan, pulang, hujan, ruangan, simpan, sinyal, minyak, kicau, sinar, cinta, piala, wiraswasta, wisata, ciri-ciri,padi, babi, pandai, saat, saudara, bapak, pantun, tanda, panjang, sayap, pendek, petak, pesan, kena, pena, menepi, becak, rebah, hedon, merdeka, kota, bosan, sore, dosa, bohong, korupsi, potensi, potongan, romansa, dan toleransi.
  • Di akhir kata: tenaga, lusa, domba, coba, kaca, agenda, algoritma, singgasana, arwana, savana, murni, biji, menghadiri, bukti, bernyanyi, gizi, administrasi, amunisi, adopsi, akademisi, ibu, sapu, dadu, ragu, bisu, pilu, kaldu, batu, beku, menu, sore, tipe, gurame, tempe, jahe, akte, antre, jurnalisme, kampanye, kamuflase, radio, foto, audio, algojo, dinamo, jago, batako, amplitudo, dinamo, dan elektro.

Asal-usul istilah "vokal" dapat ditelusuri kembali ke bahasa Latin, yakni "vocalis," yang memiliki makna "berbicara." Sejak saat itu, konsep huruf vokal telah berkembang dengan menggambarkan berbagai karakteristik dan kategori yang membedakan satu huruf vokal dari yang lainnya. Huruf vokal tidak hanya sekadar simbol dalam alfabet, melainkan membawa dengan mereka kompleksitas dalam produksi suara dan berbicara.

Dalam konteks linguistik, huruf vokal dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori utama, yaitu anterior dan posterior. Kategori ini diidentifikasi berdasarkan tempat aliran udara yang terpengaruh oleh posisi lidah. Selain itu, ada juga kategori spherical, yang dikaitkan dengan bentuk bibir seseorang, dan kategori tinggi, yang diidentifikasi berdasarkan kedekatan lidah dengan atap mulut.

Misalnya, suara "AH" berasal dari bagian belakang mulut, menciptakan resonansi yang unik. Suara "EH" muncul dari bagian belakang medial, sedangkan vokal "EEEE" menandai tingkat tinggi di bagian tengah mulut. Lebih lanjut, suara "OH" dan "OOOH" muncul dari bentuk silinder mulut, memberikan variasi ekspresif yang signifikan dalam bahasa.

Pemahaman mendalam tentang perbedaan ini tidak hanya memperkaya pengetahuan linguistik tetapi juga memainkan peran penting dalam seni dan keindahan berbicara. Melalui keberagaman huruf vokal, setiap kata dan kalimat menjadi lebih kaya maknanya, menciptakan ekspresi yang lebih kompleks dan mendalam dalam setiap percakapan atau komunikasi.

(Z-5)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Editor : Ghani Nurcahyadi

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat