Abbas Tunda Pemilu Palestina, Hamas Mengecamnya
![Abbas Tunda Pemilu Palestina, Hamas Mengecamnya](https://disk.mediaindonesia.com/thumbs/800x467/news/2021/04/bcc6adc0f0c419bde6899073799c2501.jpg)
PRESIDEN Palestina Mahmud Abbas mengumumkan bahwa pemilihan umum ditunda sampai Israel menjamin pemungutan suara dapat dilakukan di Yerusalem timur yang dicaplok. Berbicara dalam pertemuan faksi-faksi Palestina, Abbas mengatakan dia telah mendesak komunitas internasional untuk mendorong Israel mengizinkan kampanye dan pemungutan suara di Yerusalem timur, daerah yang dicaplok oleh negara Yahudi pada 1967 yang diklaim Palestina sebagai ibu kota masa depan mereka.
Namun Abbas mengatakan, Jumat (30/4), pemungutan suara tidak dapat dilanjutkan karena Israel tidak memberikan jaminan mengenai Yerusalem menjelang pemilihan legislatif dan presiden yang dijadwalkan masing-masing pada 22 Mei dan 31 Juli. Warga Palestina di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Jalur Gaza yang diblokade telah menyuarakan harapan bahwa pemilu berlangsung setelah penantian 15 tahun untuk membantu memperbaiki sistem politik mereka yang retak.
Pemungutan suara itu dilakukan menyusul kesepakatan antara gerakan sekuler Fatah Abbas yang mengontrol Tepi Barat dan saingan lama Hamas, yang menguasai Gaza. Hamas pada Jumat mengecam penundaan Abbas sebagai kudeta terhadap kemitraan (mereka) dan mengatakan dia akan memikul tanggung jawab penuh atas keputusan dan konsekuensinya.
Penundaan itu berisiko mengobarkan ketegangan dalam masyarakat Palestina yang terpecah secara politik. Para pengunjuk rasa di ibu kota politik Tepi Barat Ramallah dengan cepat mengecam langkah Abbas.
"Kita memiliki seluruh generasi muda yang tidak tahu apa arti pemilu," kata pengunjuk rasa Tariq Khudairi kepada AFP. "Generasi ini berhak memilih pemimpinnya," katanya.
Warga Palestina juga bentrok di Yerusalem timur dengan polisi Israel yang menggunakan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa di luar tembok Kota Tua. Pengkritik Abbas menuduh bahwa dia akan menggunakan masalah Yerusalem untuk mengulur waktu karena prospek politik Fatah memburuk.
Hamas, yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh sebagian besar negara Barat, dipandang lebih terorganisasi daripada Fatah dan ditempatkan dengan baik untuk mendapatkan tempat di Tepi Barat.
Abbas juga menghadapi tantangan dari kelompok sempalan Fatah, termasuk satu yang dipimpin oleh Nasser al-Kidwa, keponakan dari pemimpin ikonik Palestina Yasser Arafat, dan satu lagi oleh mantan kepala keamanan Fatah yang kuat dan diasingkan, Mohammed Dahlan. (OL-14)
Terkini Lainnya
PM Baru Inggris Keir Starmer Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Serangan Israel Tewaskan Perempuan dan Anak-Anak di Jabalia Gaza
Serangan Israel di Sekolah PBB Menewaskan 16 Orang
Serangan Udara Israel Hantam Sekolah di Jalur Gaza, 16 Orang Tewas
5 Jurnalis Baru Saja Tewas Akibat Pemboman Israel di Gaza
Hamas Setujui Usulan Pembebasan Sandera Israel
UNRWA Pembukaan Kembali Pusat Kesehatan di Khan Younis
PM Baru Inggris Keir Starmer Serukan Gencatan Senjata di Gaza
Warga Palestina Terperangkap seperti di Neraka
Tim Negosiator Israel Diperkirakan Berangkat ke Kairo Melanjutkan Pembicaraan Gencatan Senjata
Setelah Menang Presiden, Pezeshkian Kini Menghadapi Jalan Terjal
Grand Sheikh Al Azhar: Historis dan Misi Perdamaian Dunia
Kiprah Politik Perempuan dalam Pusaran Badai
Program Dokter Asing: Kebutuhan atau Kebingungan?
Pancasila, Perempuan, dan Planet
Eskalasi Harga Pangan Tengah Tahun
Polresta Malang Kota dan Kick Andy Foundation Serahkan 37 Kaki Palsu
Turnamen Golf Daikin Jadi Ajang Himpun Dukungan Pencegahan Anak Stunting
Kolaborasi RS Siloam, Telkomsel, dan BenihBaik Gelar Medical Check Up Gratis untuk Veteran
Ulang Tahun, D'Cost Donasi ke 17 Panti Asuhan Melalui BenihBaik.com
Informasi
Rubrikasi
Opini
Ekonomi
Humaniora
Olahraga
Weekend
Video
Sitemap