visitaaponce.com

Kabut Asap Memburuk, Sekolah di New Delhi Tutup Tanpa Batas Waktu

Kabut Asap Memburuk, Sekolah di New Delhi Tutup Tanpa Batas Waktu
Seorang petugas medis melakukan swab test covid-19 terhadap seorang pria di Srinagar, India.(AFP)

NEW Delhi menutup sekolah sampai pemberitahuan lebih lanjut dan mendesak orang untuk bekerja dari rumah serta melarang truk yang tidak penting memasuki ibu kota India karena tingkat polusi udara yang berbahaya.

Salah satu kota paling tercemar di dunia dan rumah bagi sekitar 20 juta orang, Delhi setiap musim dingin diselimuti kabut asap tebal.

Baca juga: Prancis Laporkan Hampir 20.000 Kasus Baru Covid-19

Pada Sabtu, pemerintah Delhi telah memerintahkan sekolah untuk tutup selama seminggu dan melarang pekerjaan konstruksi selama empat hari.

Tetapi dalam perintah yang disahkan pada Selasa malam, Komisi Manajemen Kualitas Udara untuk Delhi mengatakan semua institusi pendidikan harus tetap tutup sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Truk kecuali yang membawa barang-barang penting, kata perintah itu, dilarang memasuki ibu kota hingga 21 November dan sebagian besar kegiatan konstruksi dihentikan.

"Senjata anti-kabut asap" dan alat penyiram air dikerahkan untuk beroperasi di area-area hotspot setidaknya tiga kali sehari.

Enam dari 11 pembangkit listrik termal dalam radius 300 kilometer diperintahkan untuk menghentikan operasi sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Komisi juga mengatakan bahwa setidaknya 50% staf yang bekerja di pemerintahan harus bekerja dari rumah dan mendorong mereka yang bekerja di perusahaan swasta untuk menerapkan langkah yang serupa.

Perintah itu muncul beberapa hari setelah pemerintah Delhi menolak seruan Mahkamah Agung India untuk mengumumkan "penguncian polusi" - yang pertama - yang akan membatasi penduduk kota itu di rumah mereka.

Salah satu penyumbang polusi udara di musim dingin adalah asap dari para petani yang membakar sisa panen mereka di negara bagian tetangga.

Pemerintah, bagaimanapun, mengatakan kepada Mahkamah Agung bahwa industri adalah penyumbang terbesar diikuti oleh polusi kendaraan dan debu.

Pekan ini, tingkat PM 2.5 -- partikel paling berbahaya yang menyebabkan penyakit paru-paru dan jantung kronis -- telah mencapai lebih dari 400 di beberapa bagian kota.

Pekan lalu, levelnya menyentuh 500 yang lebih dari 30 kali batas maksimum yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sebuah laporan Lancet pada tahun 2020 mengatakan hampir 17.500 orang meninggal di Delhi pada tahun 2019 karena polusi udara.

Dan sebuah laporan oleh organisasi Swiss IQAir tahun lalu menemukan bahwa 22 dari 30 kota paling tercemar di dunia berada di India. (AFP/Nur/OL-6)

Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria

Terkini Lainnya

Tautan Sahabat